BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam
kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah ke mana
kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar
mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah
dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia. Kegiatan belajar mengajar
yang tidak mempunyai tujuan sama halnya ke pasar tanpa tujuan, sehingga sukar
untuk menyeleksi mana kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus
diabaikan dalam upay auntuk mencapai keinginan yang dicita-citakan.
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan
pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah
satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai
tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai
tujuan pengajaran. Metode adalah pelican jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika
tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode
dan tujaun jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian
tujuan tersebut. Apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa
mengindahkan tujuan.
Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat
menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang
efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode
mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam
kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang
tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan
metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman A.M (1988: 90) adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode
berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar
seseorang.
Ada
kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran
bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah.
Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa yang
dipelajarinya, bukan ‘mengetahui’-nya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan
materi terbukti berhasil dalam kompetisi ‘mengingat’ jangka pendek, tetapi
gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangkan
panjang. Dan, itulah yang terjadi di kelas-kelas sekolah kita. Pendekatan
kontekkstual (contextual teaching
learning/CTL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang dari karakteristiknya
memenuhi harapan itu. Sekarang ini pengajaran kontekstual menjadi tumpuan
harapan para ahli pendidikan dan pengajaran dalam upaya menghidupkan kelas
secara maksimal. Kelas yang hidup diharapkan dapat mengimbangi perubahan yang
terjadi di luar sekolah yang sedemikian cepat.
Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar
bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa.
Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan
pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa
membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Apa yang menjadikan belajar aktif? Agar belajar
menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus
menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang
mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh
gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa
dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud).
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu
mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan
orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan
sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba
mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan
yang telah atau harus mereka dapatkan.
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan
mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana
tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang, tujuan mengajar, pokok
yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik
evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang
tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan
alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang
alat-alat evaluasi.
Khusunya dalam pembelajaran Bahasa Inggris, agar siswa
dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses
pembelajaran kontektual, guru akan memulai membuka pelajaran dengan
menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan
diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa.
Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut
diatas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Meningkatkan
Prestasi Belajar Bahasa Inggris Melalui Metode Pengajaran Berbasis Tugas/proyek
Pada Siswa ……..Tahun Pelajaran 200x/200x.”
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis
merumuskan permasalahnnya sebagi berikut:
- Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Pengetahuan Sosial dengan diterapkannya Metode pengajaran berbasis tugas/proyek pada siswa Kelas …………………………………………… Tahun Pelajaran 200x/200x?
- Bagaimanakah pengaruh Metode pengajaran berbasis tugas/proyek terhadap motivasi belajar Pengetahuan Sosial pada siswa Kelas ……………………………………. Tahun Pelajaran 200x/200x?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk:
- Mengetahui peningkatan prestasi belajar Pengetahuan Sosial setelah diterapkannya Metode pengajaran berbasis tugas/proyek pada siswa Kelas …………………………………………….. Tahun Pelajaran 200x/200x.
- Mengetahui pengaruh motivasi belajar Pengetahuan Sosial setelah diterapkan Metode pengajaran berbasis tugas/proyek pada siswa Kelas …………………………………….Tahun Pelajaran 200x/200x.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada permasalahan
dalam penelitian tindakan yang berjudul ……………………………. yang dilakukan oleh
peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
"Jika Proses Belajar Mengajar Siswa Kelas ……………….
menggunakan metode………………. dalam menyampaikan materi pembelajaran, maka
dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas …………………… akan lebih
baik dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
sebelumnya".
D. Manfaat Penelitan
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini
diharapkan dapat berguna sebagai:
- Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru Pengetahuan Sosial dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar pengetahuan sosial
- Sumbangan pemikiran bagi guru Pengetahuan Sosial dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa belajar Pengetahuan Sosial di ………………………………………. Tahun Pelajaran 200x/200x
E. Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul
penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
- Metode pengajaran berbasis tugas/proyek adalah:
Pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks
bermakna. Siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang
penting dalam konteks kehidupan nyata
- Motivasi belajar adalah:
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan
dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam
mencapai tujuan tertentu.
- Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
setelah siswa mengikuti pelajaran.
F. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan
masalah yang meliputi:
- Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas ……………………………….Tahun Pelajaran 200x/200x.
- Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester ganjil tahun ajaran 200x/200x.
- Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan………………………
0 Komentar untuk "Contoh PROPOSAL SKRIPSI “Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Melalui Metode Pengajaran Berbasis Tugas/proyek Pada Siswa ……..Tahun Pelajaran 200x/200x.”"