ads
ads

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI RUANG KELAS


TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DI RUANG KELAS

A.    Pendahuluan
Tiga jenis alat untuk menciptakan materi-materi instruksional berbasis-teknologi. Microsoft Word adalah word processor pilihan untuk menciptakan materi-materi berdasarkan-teks. Power Point Microsoft direkomendasikan untuk digunakan dalam presentasi-presentasi ruangan kelas berdasarkan-visual. Juga, Netscape Composer menyediakan sebuah lingkungan untuk menciptakan materi-materi berdasarkan-Web.
Teknologi di dalam ruang kelas kini merupakan norma yang diterapkan di sekolah-sekolah yang dilengkapi dengan multimedia, grafik-grafik serta animasi, akses ke Internet, dan perangkat yang menggunakan remote maupun tangan. Para siswa menggunakan beragam teknologi tersebut sama seperti ketika mereka menggunakan pensil, buku, dan permainan-permainan untuk mempelajari isi materi dari seluruh mata pelajaran. Secara harfiah, dunia telah berubah menjadi ruangan kelas mereka. Penggunaan teknologi menolong siswa menguasai isi materi dengan bantuan hubungan internet yang cepat di rumah seperti halnya di sekolah. Teknologi lebih tepat dikatakan norma daripada keistimewaan. Teknologi bermanfaat sebagai perangkat untuk belajar isi materi pelajaran yang diajarkan dan dikuasai di sekolah. Teknologi mentransfer bagaimana guru mengajar dan bagaimana para siswanya belajar, menjadikan baik guru maupun siswa, mampu mencapai tuntutan standar yang selalu meningkat. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, para pendidik telah menganggap teknologi sebagai area isi materi yang dipelajari serta sebagai perangkat untuk dikuasai.

B.    Peran Teknologi dalam Pembelajaran
Guru yang kompeten mengaplikasikan teknologi yang mendukung intruksi pada level tingkat teknologi tersebut dan area bidang pelajaran. Guru merancang rencana dan menyampaikan instruksi yang menggabungkan berbagai software, aplikasi, dan perangkat belajar. Pembelajaran mencerminkan pengelompokan yang efektif dan strategi penilaian dalam populasi yang beragam. Guru yang kompeten pun memahami skala dalam teknologi instruksional, dampak teknologi di tempat bekerja dan masyarakat, potensi teknologi untuk menghantarkan pada pembelajaran jangka panjang dan kebutuhan lapangan pekerjaan, serta konsekuensi dari penyalahgunaan teknologi; menggabungkan fitur-fitur tambahan teknologi yang berdasarkan perangkat produktivitas untuk mendukung instruksi, memperluas komunikasi di luar kelas, meningkatkan manajemen kelas, menampilkan rutinitas administratif yang lebih efektif, dan menjadi lebih produktif dalam hal tugas harian; dan menggunakan komputer dan teknologi lainnya dalam penelitian, penyelesaian persoalan, dan perkembangan pembelajaran. Akhirnya, guru yang kompeten mengembangkan keahlian melek informasi untuk diakses, dievaluasi, dan menggunakan informasi untuk meningkatkan proses belajar-mengajar dan terkait dengan pelatihan dan pengajaran kolaborasi dengan rekan pendidik lainnya dalam sebuah komunitas sekolah yang lebih luas.

C.    Perangkat Teknologi bagi Pembelajaran :
Perangkat teknologi seringkali menitikberatkan pada pertanyaan-pertanyaan mengenai keahlian siswa dalam memainkan berbagai jenis teknologi dan meningkatkan kualifikasi mengenai apakah keahlian-keahlian tersebut diletakkan pada penggunaan kelebihan teknologi yang terbaik dalam seting kelas. Misalnya, perangkat teknologi dapat digunakan untuk menyampaikan konten, memajukan pengajaran eksperimen, mendukung pengajaran kolaboratif, mendemonstrasikan ilmu pengetahuan, menilai pembelajaran, dsb. Sebagaimana sekolah-sekolah memprioritaskan sumber-sumber teknologi mereka, visi jangka panjang bagi penggunaan teknologi diharapkan untuk merangkul keniscayaan yang fleksibel, penyesuaian belajar mengajar yang memanfaatkan cakupan media, preferensi pembelajar, dan pendekan pengajaran.
Penelitian dilakukan oleh ERIC Clearinghouse on Information and Technology yang mengidentifikasi sejumlah trend di antara penguasaan siswa pada perangkat teknologi di sekolah. Sumber-sumber analisis termasuk di dalamnya lima buah jurnal profesional yang terdepan dalam teknologi pendidikan; laporan-laporan penelitian yang diserahkan pada konvensi tahunan dari tiga asosiasi profesional; disertasi dari lima universitas yang memiliki level produktivitas doktoral yang tinggi; dan dokumen-dokumen teknologi edukasi yang telah dimasukan pada database ERIC. Berikut ini adalah beberapa kesimpulan yang ditambahkan sebagai sejumlah perangkat teknologi tambahan pada daftar pertumbuhan minimum kompetensi siswa:
1.    Komputer dapat menembus sekolah-sekolah dan institusi pendidikan tinggi. Sebenarnya para siswa di dalam seting pendidikan formal telah memiliki akses terhadap komputer.
2.    Networking adalah salah satu aplikasi teknologi yang tumbuh dengan cepat dalam pendidikan.
3.    Teknologi pendidikan secara meningkat telah tersedia di rumah-rumah dan seting komunitas. Beberapa di antaranya dari perangkat teknologi yang paling baru seperti scanner, CD ROM burner, deskop video, dan video/sound capture.
4.    Sistem penyampaian baru bagi aplikasi teknologi pendidikan telah tumbuh dalam proporsi yang geometris.
5.    Teknologi pendidikan diterima sebagai kendaraan utama dalam pergerakan menuju reformasi pendidikan.
Ringkasnya, penelitian-penelitian berkontribusi pada pertumbuhan dasar pengetahuan mengenai teknologi di dalam kelas. Sebagai pendidik, kita mesti terus mengingatkan diri kita sendiri bahwa, tidak seperti area akademik lainnya, teknologi mesti ditinjau sebagai konten/isi materi untuk dipelajari dan sebagai alat bagi pembelajaran jangka panjang.

D.    Standar dalam Kurikulum Berbasis Teknologi
Lembaga internasional teknologi dalam pendidikan (International Standard Technology at Education/ISTE) dan komite akreditasi dan standarisasinya menetapkan panduan de facto untuk mengevaluasi program komputer dan teknologi di Amerika Serikat. Dalam standar teknologi pendidikan nasional (National Education Technology Standard/NETS),  dan dewan nasional untuk akreditasi pendidikan guru (National Commite Acreditation Technologi Education) (badan resmi untuk akreditasi program persiapan guru), menyatakan, “Agar menyiapkan siswa kita secara memadai bagi warga negara dewasa di Abad Informasi, komputer berkaitan dengan teknologi harus menjadi alat bagi siswa dan guru secara rutin.”
Mereka juga mengumumkan pedoman konsep-sonsep dan kemampuan-kemampuan mendasar untuk mengaplikasikan teknologi informasi (IT) dalam seting pendidikan. Standar-standar teknologi inilah yang akan didiskusikan pada saat ini.

E.    Standar Teknologi Bagi Siswa
Standar teknologi bagi siswa dibagi ke dalam enam kategori yang memberikan sebuah kerangka kerja untuk rencana kegiatan berasas-teknologi dimana para siswa mencapai keberhasilan dalam belajar, komunikasi dan keahlian dalam kehidupan. Kategori-kategori tersebut adalah:
1.    Operasional teknologi sebagai konsep-konsep dasar
2.    Isu-isu sosial, etnis dan kemanusiaan yang berkaitan dengan teknologi
3.    Perangkat produktivitas teknologi untuk meningkatkan pembelajaran
4.    Perangkat teknologi infromasi dan komunikasi
5.    Perangkat teknologi penelitian
6.    Perangkat teknologi dalam problem-solving dan decision-making.

F.    Standar Teknologi bagi Guru
Profil Prestasi Teknologi ISTE bagi Persiapan Guru menganjurkan cara menyiapkan guru untuk penggunaan teknologi di dalam kelas. Profil tersebut menawarkan serial pedoman untuk menciptakan suatu program dalam teknologi instruksi. Sebagaimana halnya siswa, Lembaga tersebut menetapkan enam kategori kunci:
1.    Operasional teknologi sebagai konsep-konsep dasar
2.    Merencanakan dan merancang lingkungan pembelajaran dan pengalaman
3.    Mengajar, belajar, dan kurikulum
4.    Penilaian dan evaluasi
5.    Produktivitas dan latihan profesional
6.    Isu-isu sosial, etnis, hukum, dan kemanusiaan.

G.    Sofware Pendidikan dalam Kelas
Semua software tidak diciptakan dengan sama, beberapa lebih baik daripada yang lain, beberapa program mungkin baik dalam hal tertentu tetapi tidak bagi yang lain. Yang dilakukan pendidik adalah untuk memisahkan apa yang layak digunakan di kelas –mana yang berfungsi bagi para guru dan siswanya dan mana yang tidak. Menjadi pengguna yang membeda-bedakan software teknologi, bermula dengan melihat perbedaan enam tipe software pendidikan dan tujuan utamanya. Berlatih dan mempraktekan membuat para siswa berlatih konsep-konsep yang telah mereka pelajari. Latihan dan praktek yang baik memberikan feedback dan menjelaskan bagaimana mendapatkan jawaban yang tepat. Tutorial menghadirkan konsep baru, dimana ilustrasi, deskripsi, dan simulasi teks tersedia untuk mengajarkan tugas, keahlian, dan aplikasi tertentu. Simulasi bisa menjadi alat yang tepat untuk menyatu-padukan berbagai disiplin ilmu menjadi unit yang spesifik. Sebagian besar simulasi memiliki aspek-aspek matematika, IPA, ilmu sosial, serta bahasa dan sastra.
Terdapat beberapa alasan untuk mengevaluasi software. Seperti sejumlah besar pertumbuhan software pendidikan terdapat kebutuhan yang sepadan baginya untuk ditinjau dari kecocokannya dengan tujuan yang dimaksudkan. Para guru mesti mengetahui apakah dan bagaimanakah suatu hal bisa digunakan untuk meningkatkan instruksi kelas. Para pelajar perlu mengetahui bagaimana software dapat berdampak dalam pengalaman belajar mereka. Para ahli teknologi telah merekomendasikan beberapa alternatif software yang bisa diperoleh. Akhirnya, para pengembang software pendidikan perlu memberikan kriteria tentang produk mereka yang bisa ditinjau.
Untuk memenuhi tuntutan guru, siswa, ahli teknologi serta perancang, software pendidikan mesti menawarkan beraneka rancangan instruksi dan mengacu pada beberapa pedagogi. Software pendidikan dengan pendekatan seimbang selayaknya menyampaikan instruksi keahlian mendasar seperti halnya latihan berfikir kritis dan peluang-peluang bagi siswa untuk berkolaburasi. Hal tersebut membutuhkan menawaran instruksi bahwa seni berkaitan dengan semua instruksi bahasa dan suara, misalnya.
Kunci kedua sotfware pendidikan harus fleksibel, dalam arti dimungkinkan pilihan-pilihan dan model-model implementasi. Para pendidik perlu banyak memperoleh pilihan-pilihan untuk menyatu-padukan teknologi, dari daerah network area luas, hingga implementasi situs sekolah atau fokus kelas pada software penilaian misalnya. Sebagai tambahan, dengan alasan konfigurasi dan cakupan, software harus cukup fleksibel yang memberikan kebebasan bagi pendidik untuk menyeleksi dan penyesuaian pengajaran bagi setiap kebutuhan pembelajaran siswa. Perlu juga menawarkan fleksibilitas dalam hal ini implementasi kelas dengan penggunaan sebagai alat presentasi, seperti halnya individu siswa atau sekelompok pekerja.
Terakhir, dan yang paling penting, adalah hasil pengalaman belajar. Para pendidik mesti memiliki cara untuk memastikan pembelajaran siswa dan meyakinkan bahwa tujuan pendidikan tengah dicapai. Yang demikian itu bisa dicapai dengan penggunaan software yang menggabungkan sistem managemen, dan para pelaku administrasi memiliki kapabilitas. Software pendidikan masa kini dapat melacak prestasi siswa secara individual serta memodifikasi instruksi sesuai dengan kebutuhan pendidikan.

H.    Penggunaan Internet dalam Kelas 
Banyak instruktur dan pendidik berkata agar siswa menggunakan halaman dari World Wide Web (www) dalam proyek dan tugas mereka karena terdapat banyak isu mengenai informasi yang tepat dan akurat. Biasanya, yang demikian tadi mengacu pada halaman yang ditemukan di ‘web permukaan (surface web)’ dan bukan merupakan databese jurnal, koran, buku, atau data yang diperoleh dari perpustakaan dan disampaikan kepada pembaca melalui web.
Referensi/situs riset termasuk halaman yang mengandung sumber-sumber yang tepat untuk mendukung siswa menyelidiki, mengamati, dan mengeskporasi. Contoh situs-situs semacam itu termasuk mesin pencari Internet, ensiklopedi online, sumber-sumber online perpustakaan, dsb. Situs sekolah terdiri dari halaman home institusi pendidikan yang menggambarkan misi, sejarah, perkembangan, penghargaan, kurikulum/akademik, dan tentu saja olah raga. Situs seringkali mengandung alamat email fakultas dan link pada aktivitas terbuka dengan sekolah. Situs konten berisi forum pendidikan, perkumpulan orang-orang, event-event, foto-foto, dokumen, karya seni, sastra, musik, film, agenda, aktivitas, dan sumber-sumber kelas bagi topik instruksional spesifik. Situs berbagi/kolaborasi yang ada saat ini merupakan komunikasi instan dan masyarakat ekonomi global.  
Situs penilaian melaporkan prestasi siswa dengan informasi yang konfrehensif  mengenai apakah siswa mengetahui dan apakah mereka bisa mengimplementasikannya di berbagai bidang. Situs ini menyediakan deskripsi kekuatan dan kelemahan siswa dalam keahlian dasar hingga tinggi; membandingkan pencapaian prestasi dengan ras/etnis, gender, tipe komunitas, dan agama; tren yang longitudinal dalam prestasi; dan hubungan antara pencapaian prestasi, latar-belakang siswa, dan instruksi kelas. Situs tutorial terdiri dari pelajaran online, white papers, quicksheet, tips dan trick, pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan, “bagaimana caranya” dan sumber informasi teknis lainnya. Situs-situs ini tampil sebagai tutorial dalam mata pelajaran yang tampaknya siswa memiliki kemungkinan membahas topik yang menarik bagi pendidik, termasuk produktivitas aplikasi, keamanan komputer, dan problema memecahkan kesulitan, dasar-dasar Internet, software grafik, rencangan Web page dan programing, sistem operasi dan lainnya. Kualitas atau keakuratan informasi yang ditemukan di World Wide Web/WWW terutama materi-materi nonreferansi. Para guru pada akhirnya yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi informasi yang ditemukan dalam situs Web terhadap kontennya, keakuratannya dan kekiniannya.

I.    Sebuah Taksonomi untuk Domain Teknologi
Riset menunjukan bahwa guru yang menggunakan skema klasifikasi untuk menyiapkan objektif pembelajaran instruksional cenderung menghasilkan siswa yang berhasil dalam hasil proses pembelajarannya. Tiap tahap menawarkan level yang progresif tentang kompleksitas pengajaran teknologi berdasarkan materi konten dan seharusnya diperhitungkan ketika menggabungkan teknologi ke dalam unit tematis yang integral.

1.    Melek Teknologi (Teknologi Literasi)
Melek teknologi didefinisikan sebagai kompetensi teknis minimum yang dimiliki siswa. Pada level terbawah aktivitas intelektual ini, pembelajaran mendemonstarsikan beraneka tingkat dasar penguasaan skill komputer pada tiap level sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah menengah atas, dan pendidikan tinggi. Guru-guru mesti menggunakan objektif pengajaran yang mendorong pemahaman istilah-istilah serta konsep komputer, pengoperasian hardware, dan penggunaan aplikasi komputer dasar. Guru mesti menggunakan aksi verbal yang melibatkan kesadaran umum dan penggunaan teknologi sederhana.


2.    Teknologi untuk Komunikasi
Level dua ditujukan pada kemampuan penggunakan teknologi untuk berinteraksi dengan yang lain. Penggunaan efektif oleh pelajar termasuk teknologi untuk komunikasi lisan dan tertulis, pertukaran informasi profesional, dan kolaborasi interpersonal. Para guru mesti meminta siswanya berbagi informasi dalam bentuk tertulis, berpartisipasi dalam menerjemahkan, dialog interpersonal dan merespon interchange yang langsung (email).

3.    Teknologi untuk Membuat Keputusan
Pembuatan keputusan berkenaan dengan kemampuan menggunakan teknologi pada situasi baru dan kongkrit, termasuk dua level sebelumnya membantu pelajar memperoleh skill pembuatan keputusan melalui teknologi termasuk alat-alat penting seperti spreadsheet, brainstorming software, dan paket analisis statistik. Pembuatan keputusan menggunakan teknologi membutuhkan pemahaman siswa yang lebih baik daripada level-level sebelumnya. Dengan demikian, para guru pada level ini, mesti merancang, mengembangkan, dan menggaplikasikan berbagai teknologi sebagai perangkat praktik bagi pembelajaran sendiri siswa. Di bawah ini adalah contoh objektif yang merefleksikan kekuatan level ini:

4.    Teknologi bagi Diskriminasi
Teknologi merupakan alat yang potensial untuk mengeksplor dan menemukan konten akademik. Pada level ini, terpusat pada pengidentifikasian sumber-sumber instruksional kelas yang tepat dan layak. Para guru mencari celah pertumbuhan software pendidikan, jurnal-jurnal elektronik, dan situs-situs Internet yang sesuai untuk penggunaan siswa. Guru mesti menganalisa sumber teknologi yang tersedia dan menyeleksinya mana yang sesuai dengan strategi belajar siswa dengan pelajaran yang spesifik secara objektif.

5.    Teknologi untuk Integrasi
Integrasi menjadikan para guru mengambil beberapa teknologi dan mengembangkan materi-materi yang baru (yang belum pernah ada sebelumnya) untuk membantu siswa memahami lebih baik pelajaran yang sedang dipelajarinya. Misalnya, situs Internet yang jelas-jelas menjadi media pilihan untuk merumahkan konten pelajaran. Sayangnya, dikarenakan ketidak-matangan pengetahuan Web yang mencampuri prinsip-prinsip rancangan, situs-sitis tersebut seringkali terpotong-potong, berlebih-lebihan, terkadang cacat, dan seringkali membingungkan siswa. Pada level taksonomi ini, para guru harus mengidentifikasi konten yang kaya dengan hyperlinks dan kombinasi informasi ini dengan presentasi audio dan visual, perkara tekstual, dan teknologi lainnya yang menciptakan keseluruhannya materi baru.
Dalam riset fenomenalnya, Howard Gardner (1993, 1999) mengembangkan ide bahwa tidak ada ‘kecerdasan’ yang tunggal, akan tetapi yang ada adalah tujuh: visual/spatial, musikal, verbal, logical/matematikal, interpersonal, intrapersonal, dan tubuh/kecerdasan kinestetik. Guru kelas menggunakan beragam teknologi pada level ini, manfaat dari investigasinya dengan menyeleksi format terbaik yang cocok untuk gaya belajar individu siswa-siswanya.

6.    Tech-ology
Kata yang bergaris tengah tech-ology memberi kesan bahwa level tertinggi dari taksonomi berkaitan erat dengan studi teknologi; mungkin lebih baik memberi judul level ini dengan ‘teknologi-logi’; studi nilai dan penggunaan teknologi. Isu sosial yang tampak ketika siswa yang berfikir menimbang implikasi penggunaan teknologi. Pada level ini, para guru harus mengenalkan teknologi yang berkaitan dengan isu-isu sehingga siswa menghargai, berargumentasi, menilai, memilih, membandingkan, dan bertahan. Misalnya, jurnal dan koran mengekspose perbedaan akses komputer antara orang kaya dengan orang miskin (Mei, 2000). Para guru dapat mengajukan debat dalam kelas mengenai ketersediaan informasi antara yang ‘memiliki’ komputer dengan yang ‘tidak memiliki’. Topik-topik potensial lainnya termasuk hak-cipta (copyright) dan hukum penggunaannya yang adil serta dampaknya.; sensorsip di Internet; atau tingkah laku legal dan etis ketika menggunakan informasi dan teknologi.

J.    Kesimpulan
Setelah hampir tiga dekade teknologi di kelas, banyak saran-saran yang penuh perhatian telah dicatat. Sebagian sekolah memiliki lab komputer; banyak yang memiliki komputer di ruangan kelasnya. Lebih dari 90 sekolah memiliki koneksi dengan Internet, dan lebih dari satu hingga tiga guru mempunyai akses terhadap teknologi di kelas mereka. Sebagian besar guru dan siswa menggunakan software program word processing, spreadsheet, simulsi, dan multimedia.
Bab ini meninjau bagaimana teknologi mentransformasi cara dimana guru mengajar dan siswa belajar. Berbeda dengan diskusi lainnya, teknologi dilihat dari perspektif area konten mata pelajaran dan sebagai alat untuk belajar. Dari sudut pandang area konten, siswa mesti belajar menggunakan teknologi untuk mengakses data, mengoperasikan hardware dan software, menumbuhkan profesionalisme, dan penggunaan teknologi untuk kemaslahatan manusisa. Sebagai alat, siswa harus melek teknologi –pengguna teknologi terbaru bagi pembelajaran jangka panjang.
Seperti dengan setiap area konten, seoarang guru harus mengetahui dan memahami sejarah dari mata pelajaran yang diajarkannya. Sepertihalnya, sebuah pengenalan kompetensi minimum (dalam pendidikan, kita menyebutnya standar) yang menuntut supaya berhasil adalah kewajiban. Apresiasi tersebut mengenai bagaimana teknologi berawal, bagimana kematanggannya dalam semangat strategi pengajaran, dan bagaimana teknologi sudah dikuasai oleh siswa-siswa pada abad ke 21 akan teknologi instruksional masa depan dalam manfaat yang baik.
Pada tataran praktek, para guru dibanjiri dengan katalog-katalog software pendidikan yang tidak terhitung jumlahnya dan hampir setiap angka situs Internet yang tak terbatas jumlahnya yang ditujukan untuk menopang pendidikan dan kelas. Dalam bab ini, selusin paket software dan situs Web ditawarkan sebagai disiplin terbaik. tentu saja, setiap pembaca buku ini memiliki banyak contoh meteri-meteri serupa dan terutama contoh yang lebih baik. Dengan demikian, semoga rublik untuk mengevaluasi software dan situs Web yang ditawarkan dalam bab ini dapat membantu para pendidik menilai, membandingkan, meyeleksi, dan yang terpenting, menyesuaikan teknologi pendidikan yang terbaik objektif pembelajaran individi yang dinilai penting bagi guru dan bagi gaya pembelajaran terbaik pelajar.
0 Komentar untuk "TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI RUANG KELAS"

Back To Top