KETELADANAN UMAR BIN ABDUL AZIZ
BAGI PEMIMPIN ZAMAN MILENIAL
Oleh : Oo Hanapiah, M.Ag
Kabag. Akademik IAILM Suryalaya
Umar bin Abdul Aziz lahir di Madinah
pada tahun ke 63 Hijriah atau 682 Masehi. Beliau adalah Khalifah ke – 8 dari
Dinasti Umayyah. Umar bin Abdul Aziz terkenal sebagai khalifah yang bijaksana,
adil dan jujur. Beliau sangat kuat dan teguh dalam mengamalkan ajaran Islam,
baik ketika beliau sebagai rakyat biasa, maupun ketika beliau sebagai pejabat
negara. Beliau pernah dipecat dari jabatan gubernur Hejaz di Madinah, karena
berbeda pendapat dengan Walid bin Abdul Malik, Kalifah ke-6 Dinasti Ummayyah.
Namun, ketika khalifah ke-7 berkuasa, yakni Sulaiman bin Abdul Malik, Umar bin
Abdul Aziz diangkat menjadi sekretaris (al-Katib). Nama
lengkapnya adalah Umar bin Abdul Azis bin Marwan bin Hakam bin Harb bin
Umayyah. Ayahnya, Abdul Azis, pernah menjadi gubernur di Mesir selama beberapa
tahun. Ia masih merupakan keturunan Umar bin Al-Khathab melalui ibunya, Lailah
Ummu Ashim binti Ashim bin Umar bin Al-Khathab.Ketika kecil, Umar bin Abdul
Azis sering berkunjung ke rumah paman ibunya, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab.
Setiap kali pulang, ia selalu mengatakan kepada ibunya bahwa ia ingin seperti
kakeknya. Ibunya menerangkan bahwa kelak ia akan hidup seperti kakeknya itu.
Seorang ulama yang wara'.Umar menghabiskan sebagian besar hidupnya
di Madinah. Ketika ayahnya, Abdul Azis wafat, Khalifah Abdul Malik bin Marwan
menyuruhnya ke Damaskus dan menikahkan dengan putrinya, Fathimah. Pada masa
pemerintahan Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Azis diangkat menjadi
gubernur Hijaz. Ketika itu usianya baru 24 tahun. Saat Masjid Nabawi dibongkar
untuk direnovasi, Umar bin Abdul Azis dipercaya sebagai pengawas
pelaksana.Langkahnya yang bisa dicontoh oleh para pemimpin saat ini adalah
membentuk sebuah Dewan Penasihat yang beranggotakan sekitar 10 ulama terkemuka
saat itu. Bersama merekalah Umar mendiskusikan berbagai masalah yang dihadapi
masyarakat. Ketika Sulaiman wafat, Umar dipercaya menggantikannya menjadi khalifah.
Walaupun Umar memerintahhanya dua setengah tahun, namun banyak kemajuan yang
dicapai, terutama membangun kehidupan masyarakat yang aman, damai, dan
sejahtera. Nama Umar bin Abdul Aziz terkenal sebagai khalifah yang jujur.
Beliau memberi teladan kepada seluruh pegawai negara agar berlaku jujurdan
tidak melakukan korupsi. Beliau tidak mau menggunakan fasilitas negara untuk
kepentingan pribadi. Kejujuran khalifah Umar bin Abdul Aziz dikisahkan bahwa
pada suatu malam, ketika Umar bin Abdul Aziz bekerja di kantornya, tiba-tiba
datang putranya untuk keperluan keluarga, saat itu pula, beliau memadamkan
lampu minyak yang beliau gunakan sebagai penerang. Melihat ayahnya memadamkan
lampu, putranya heran dan bertanya. “ Mengapa lampu itu ayah padamkan ?”
Umar menjawab “ lampu dan minyak dibeli dengan menggunakan uang negara yang
berarti pula uang rakyat, sedangkan kita membicarakan masalah keluarga, jadi
tidak baik menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan keluarga.”
Mendengar jawaban Umar, putranya sangat kagum akan kejujuran ayahnya itu.
Memang Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai khalifah yang adil dalam memutuskan
suatu perkara. Pada masa pemerintahannya, beliau menetapkan beberapa syarat
bagi posisi hakim. Menurutnya, dalam menyelesaikan suatu perkara, seorang hakim
harus mendasarkan keputusan pada Al-Quran, Al-Hadits, Ijmak, dan Ijtihad.
Oleh karena itu, beliau menetapkan lima syarat yang harus dimiliki oleh hakim,
yaitu ; ilmu pengetahuan tentang sejarah, sifat antitamak, jiwa penyantun,
sifat bekerja sama dengan para cendikiawan, dan kebebasan intervensi dari
pengaruh penguasa manapun. Demikianlah
gambaran teladan pemimpin yang harus dimiliki oleh para pemimpin bangsa
Indonesia, baik presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) pusat maupun daerah serta Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
0 Komentar untuk "KETELADANAN UMAR BIN ABDUL AZIZ BAGI PEMIMPIN ZAMAN MILENIAL"