ads
ads

Hikmah dari Virus Corona (COVID-19)

Setiap Musibah tentunya tidak luput dari hikmah. Begitupun Hikmah dari  Virus Corona (COVID-19)

Ada 3 Kelompok Aliran Teologi Dalam Islam Ketika Menghadapi Wabah Penyakit.

1. Jabariyyah
  1. Mereka menyerahkan Sepenuhnya Pada Takdir Allah, Namun Tanpa Ada Usaha dan Ikhtiar. 
  2. Pandangan kelompok ini menganggap bahwa semua wabah penyakit itu semata berasal dari Allah Swt.
  3. Namun, mereka tidak mau peduli dengan usaha syariat untuk menghindarinya.
  4. Contoh slogannya, misalnya: "Kami hanya takut kepada Allah, tidak takut Corona! Corona itu juga makhluk Allah!" (tanpa mengindahkan arahan dan himbauan dunia medis).

2 Qadariyyah
  1. Sepenuhnya Yakin Pada Kekuatan Diri Sendiri, Tanpa Melibatkan Kekuatan Allah swt. sama Sekali.
  2. Cara berpikir kelompok ini seringkali mengandalkan kemampuan diri sendiri atau orang lain yang dianggapnya kuat atau kemampuan seorang pemimpin atau para pengelola negara yang mereka yakini kemampuannya. 
  3. Biasa mereka berslogan, umpamanya: "Kami tidak takut Corona. Ayo kita lawan Corona!" atau "Peralatan medis kita sudah canggih! Corona tak akan masuk ke Indonesia!" dsb.

3 Ahlu Sunnah wal Jama'ah
  1. Menyeimbangkan Antara Ikhtiar dan Tawakkal. 
  2. Kelompok Ahlu Sunnah wal Jama'ah memiliki sikap dan pandangan mu'tadil dan mutawasith; seimbang dan berimbang.
  3. Mereka tidak terlalu takut berlebihan dan tidak pula menantang dengan penuh kesombongan. Menyeimbangkan antara ikhtiar dan tawakkal.
  4. Mereka selalu berusaha bertawakkal mendekatkan diri pada Allah swt. dengan doa dan dzikir, namun pada saat yang sama, mereka juga selalu berikhtiar dengan obat-obatan yang membuat fit badan. 
  5. Mereka senantiasa menjaga kebersihan fisik dan juga kebersihan bathin. 
  6. Mereka berdoa dan memakai masker bila diperlukan. 
  7. Kelompok ini mengikuti aturan medis juga mematuhi dan tunduk pada aturan agama dan ilmu pengetahuan. Keseimbangan antara nalar dan iman, kesetaraan antara hati dan logika akal.
  8. Jika disarankan agar mereka menghindari penyebab antiasipasinya, misalnya menjauhi kerumunan massa, mereka akan lakukan, tapi mereka juga tak lupa berlindung dengan Allah dari segala kemudharatan. 
  9. Kelompok ini berkeyakinan bahwa Allah yang menurunkan bala wabah penyakit, namun Dia pula yang memberikan cara menghindari dan penyembuhan wabah penyakit tersebut.
  10. Kita bisa belajar dari sikap dan tindakan Khalifah Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, Manakala Khalifah Umar bin Khattab dan pasukannya membatalkan rencananya memasuki kota Syam yang ketika itu sedang terserang wabah penyakit -sewaktu di kota Sargh- salah seorang sahabat bernama Abu Ubaidah al- Jarrah mendebatnya.

أنفر من قدر الله، يا أمير المؤمنين؟

"Akankah kita akan menghindar dari takdir Allah, wahai Amirul mukminin?!"

Lantas Umar bin Khattab menjawab:
نعم، نفر من قدر الله إلى قدر الله!
"Benar! Kita menghindari dari satu takdir Allah kepada takdir-Nya yang lain!"

Tak berapa lama, datanglah sahabat lainnya, Abdurrahman bin Auf yang menyampaikan hadits Rasulullah yang pernah didengarnya saat ia masih bersama Rasulullah semasa hidupnya.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا سمعتم به - أي الطاعون- بأرض الوباء فلا تقدموا عليه وإذا وقع وأنتم بها فلا تخرجوا فرارا منه. [رواه البخاري

Rasulullah bersabda: "Jika kalian mendengar adanya satu wabah penyakit di satu negeri, maka janganlah kalian memasukinya dan jika kalian berada di negeri itu, maka janganlah pula kalian meninggalkannya karena menghindarinya." [HR. Bukhari]

Nah tentang soal tawakkal, kita bisa belajar pula dari kisah salah seorang sahabat Nabi yang meninggalkan tali kekang untanya terlepas begitu saja, tanpa diikatkan di sebuah batu saat ia memasuki masjid Nabawi untuk beribadah.

Lantas Rasulullah menegurnya, "Kenapa tidak kau ikat untamu itu?!"
Di menjawab: "Aku serahkan untaku pada Allah, ya Rasulullah! Jika Allah menghendaki-Nya dia tetap ada bersamaku. Tapi jika Allah menghendakinya hilang, maka dia hilang dariku!"
Rasulullah tersenyum. "Bukan begitu caranya!"
Nabi lantas mengajarkan ikhtiar dengan cara memintanya mengikat untanya, lantas Nabi bersabda: 
"Sekarang barulah engkau bertawakkal dan serahkan semuanya pada Allah!"
Begitulah ajaran Rasulullah dalam bertawakkal yang sesuai sunnah dan ajaran Islam. 
Jika pun semua ikhtiar dan tawakkal sudah sepenuhnya dilaksanakan secara maksimal, hasilnya tidak sesuai yang diharapkan, barulah kita bicara soal takdir. 
Bukan takdir tanpa ikhtiar tanpa tawakkal.
0 Komentar untuk "Hikmah dari Virus Corona (COVID-19)"

Back To Top