ads
ads

Pelajaran Fiqih Kelas 8 Tentang Menunaikan Zakat

Islam adalah sebuah sistem yang sempurna dan menyeluruh. Dengan Islam, Allah swt. memuliakan manusia, agar dapat hidup dengan nyaman dan sejahtera di muka bumi ini. Allah memberikan sarana-sarana untuk menuju kehidupan yang mulia dan memungkinkan dirinya melakukan ibadah. Diantara sarana-sarana menuju kebahagian hidup manusia yang diciptakan Allah melalui agama Islam adalah disyariatkannya Zakat, yaitu dalam rangka meluruskan perjalanan manusia agar selaras dengan syarat-syarat menuju kesejahteraan manusia secara pribadi dan kesejahteraan manusia dalam hubungannya dengan orang lain. Zakat berfungsi menjaga kepemilikan pribadi agar tidak keluar dari timbangan keadilan, dan menjaga jarak kesenjangan sosial yang menjadi biang utama terjadinya gejolak yang berakibat runtuhnya ukhuwah, tertikamnya kehormatan dan robeknya integritas bangsa.
Zakat  mulai  disyari'atkan  pada  bulan  Syawal  tahun  ke  2  Hijriyah  sesudah  pada  bulan Ramadlannya  diwajibkan  zakat  fitrah.  Jadi  mula  mula  diwajibkan zakat  fitrah,  baru  kemudian diwajibkan zakat mal atau kekayaan. Akan tetapi pada dasarnya secara garis besar zakat telah diwajibkan sebelum Rasulullah berhijrah ke Madinah, tetapi belum terperinci benda-benda apa yang dikenakan zakat dan belum ada kadar nisabnya maupun kadar zakatnya. 
1.    Pengertian Zakat
Menurut bahasa (lughat), bahasa Arab “ زَكَاة “.  Zakat berarti : tumbuh; berkembang; kesuburan atau bertambah atau Zakat menurut bahasa  dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan, tumbuh dan bertambah. Sedangkan   menurut  syariat, zakat  adalah kewajiban pada  harta  tertentu untuk diberikan kepada kelompok tertentu dalam waktu tertentu.
Allah swt berfirman:
وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ ٤٣
Artinya  :  ”Dan  Dirikanlah  shalat,  tunaikanlah  zakat  dan  ruku'lah  beserta  orang-orang  yang ruku'”. (QS. Al-Baqarah : 43)

Artinya  :  ”Sesungguhnya  orang-orang  yang  beriman,  mengerjakan  amal  saleh,  mendirikan shalat  dan  menunaikan  zakat,  mereka  mendapat  pahala  di  sisi  Tuhannya.  tidak  ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Al-Baqarah : 277)
Selain nama zakat, berlaku pula nama shadaqah. Shadaqah mempunyai dua makna. Pertama ialah harta yang dikeluarkan dalam upaya mendapatkan ridha Allah. Makna ini mencakup shadaqah wajib dan shadaqah sunnah (tathawwu’). Kedua adalah sinonim dari zakat. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 60:

۞إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلۡفُقَرَآءِ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡعَٰمِلِينَ عَلَيۡهَا وَٱلۡمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمۡ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَٱلۡغَٰرِمِينَ وَفِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِۖ فَرِيضَةٗ مِّنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٞ ٦٠
Artinya: “Sesungguhnya shadaqah-shadaqah itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. At-Taubah: 60)
0 Komentar untuk "Pelajaran Fiqih Kelas 8 Tentang Menunaikan Zakat"

Back To Top