ads
ads

Ketentuan Waktu Shalat Fardhu

Ketentuan Waktu Shalat Fardhu

Di dalam al-Qur'an, Allah SWT sudah menegaskan bahwa shalat itu ditentukan waktunya:
اِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتَابًا مَّوْقُوْتًا. (النساء: 102)
Artinya:
"Bahwasanya shalat itu adalah fardlu yang telah di tentukan waktunya untuk semua orang yang beriman". (S. An-Nisa', ayat102)

Waktu-waktu yang ditentukan ialah:
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّ النَّبِيِّ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ قَالَ: وَقْتُ الظُّهْرِ اِذَا زَالَتِ الشَّمْسِ وَكَانَ ظِلُّ الرَّجُلِ كَطُوْلِهِ مَالَمْ يَحْضُرْ وَقْتُ الْعَصْرِ، وَوَقْتُ الْعَصْرِ مَالَمْ تَصْفَرَّ الشَّمْسُ، وَوَقْتُ صَلاَةِ الْمَغْرِبِ مَالَمْ يَغِبِ الشَّفَقُ، وَوَقْتُ صَلاَةِ الْعِشَاءِ اِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ اْلأَوْسَطِ، وَوَقْتُ صَلاَةِ الصُّبْحِ مِنْ طُلُوْعِ الْفَجْرِ مَالَمْ تَطْلُعِ الشَّمْسُ. (رواه مسلم)
Artinya:
"Dari 'Abdullah bin 'Amr ra bahwasanya Nabi saw bersabda: "Waktu Zhuhur itu ialah takala condong matahari (ke sebelah barat) sampai bayang-bayang orang sama dengan tingginya sebelum datang waktu 'Ashar: dan waktu 'Ashar sebelum kuning matahari, dan waktu maghrib sebelum hilang awan merah (setelah terbenam matahari), dan waktu shalat 'Isya hingga tengah malam,  dan waktu shalat Shubuh dari terbit fajar hingga sebelum terbit matahari".  (HR. Muslim)

1.    Shalat Zhuhur
Awal waktunya setelah condong matahari ke barat dari pertengahan langit dan akhir waktunya apabila bayang-bayang telah sama panjangnya dengan sesuatu.
2.    Waktu 'Ashar
Waktunya mulai dari habis waktu Zhuhur, sampai terbenam matahari
3.    Waktu Maghrib
Waktunya dari terbenam matahari, sampai terbenam syafaq yang merah (cahaya merah di kaki langit sebelah barat)
4.    Shalat 'Isya
Waktu 'Isya dari hilangnya syafaq merah sampai terbit fajar shadiq (Rasulullah saw kerap kali menta'khirkan 'Isya hingga sepertiga malam)
5.    Waktu Shubuh
Waktunya dari terbit fajar shadiq sampai terbit matahari.

Waktu-waktu yang dilarang untuk mengerjakan shalat (makruh-tahrim) orang mengerjakan shalat sunnat yang tiada sebab, ialah:
a.    Sesudah shalat Shubuh hingga terbit matahari agak tinggi.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَصَلاَةَ بَعْدَ الْفَجْرِ اِلاَّسَجْدَتَيْنِ. اخرجه الخمسة الاالنسائ. وفى رواية عبد الرزاو: لاَ صَلاَةَ بَعْدَ طُلُوْعِ الْفَجْرِ اِلاَّ رَكْعَتَىِالْفَجْرِ.
Artinya:
Dari Ibnu 'Umar ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: "Tidak ada sembahyang (sunnat) sesudah fajar kecuali dua raka'at". Dikeluarkan oleh Imam yang lima kecuali Nasa'i, dan dalam riwayat Abdur-Razzak: "Tidak ada sembahyang setelah terbit fajar, kecuali dua raka'at fajar".

b.    Ketika matahari sedang tepat di puncak ketinggiannya hingga tergelincirnya. Kecuali pada hari Jum'at ketika orang masuk ke masjid untuk mengerjakan shalat tahiyyattal masjid.
c.    Sesudah 'Ashar hingga terbenam matahari.
Dalam sebuah riwayat, Nabi saw bersabda:

عَنْ اَبِى سَعِيْدٍالْخُدْرِى رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقُوْلَ: لاَصَلاَةَ بَعْدَالصُّبْحِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، وَلاَصَلاَةَ بَعْدَالْعَصْرِحَتَّى تَغِيْبَ الشَّمْسُ. متفوق عليه, ولفظ مسلم: لاَصَلاَةَ بَعْدَصَلاَةَ الْفَجْرِ.
Artinya:
Dari Abu Sa'id Alkhudlriyyi ra, ia berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda: "Tidak ada sembahyang Shubuh sehingga terbit matahari, dan tidak ada sembahyang sehabis sembahyang 'Ashar hingga terbenam matahari". (Muttafaq 'alaih. Dan lafadh riwayat Muslim: "Tidak ada sembahyang sesudah sembahyang fajar")

d.    Ketika terbit matahari sehingga naik setombak/lembing. Ketika matahari sedang terbenam, sampai sempurna terbenamnya.
0 Komentar untuk "Ketentuan Waktu Shalat Fardhu"

Back To Top