Musibah Dunia.
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَرَادَ اللَّهُ
بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ
بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Apabila Allah menghendaki kebaikan
bagi hamba-Nya maka Allah menyegerakan hukumannya di dunia, dan apabila Allah
menghendaki kejelekan bagi hamba-Nya maka Allah menahan hukuman atas dosanya
sampai dibalas pada hari kiamat." [HR. Imam At-Tirmidzi dari Anas bin Malik
radhiyallahu’anhu, Shahihul Jaami’ : 308]
Menurut Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin
rahimahullah berkata,
لأن العقوبات تكفر
السيئات فإذا تعجلت العقوبة وكفر الله بها عن العبد فإن يوافي الله وليس عليه ذنب قد
طهرته المصائب والبلايا حتى إنه ليشدد على الإنسان موته لبقاء سيئة أو سيئتين عليه،
حتى يخرج من الدنيا نقيا من الذنوب، وهذه نعمة لأن عذاب الدنيا أهون من عذاب الآخرة
"Karena hukuman-hukuman itu menghapuskan dosa-dosa, maka
apabila hukuman seorang hamba dipercepat dan dengan itu Allah menghapus
dosanya, ia akan berjumpa dengan Allah sedang ia tidak lagi menanggung satu
dosa pun karena telah disucikan oleh berbagai musibah dan malapetaka tersebut,
sampai-sampai kematian seseorang itu diberatkan karena masih tersisa satu atau
dua kesalahannya, supaya ia keluar dari dunia ini dalam keadaan bersih dari
dosa, dan ini adalah nikmat karena azab dunia lebih ringan dari azab akhirat."
[Syarhu Riyadhis Shaalihin, 1/258]
0 Komentar untuk "Musibah Dunia."