ads
ads

Hikmah Bulan Sya’ban



Hikmah Bulan Sya’ban


SYA’BAN, artinya: berkelompok. Penamaan Sya’ban karena orang-orang Arab pada bulan ini lazimnya berkelompok mencari nafkah. Peristiwa penting bagi umat Islam yang terjadi pada bulan ini adalah perpindahan kiblat dari Baitul Muqaddas ke Ka’bah (Baitullah).

Bulan Sya’ban terdiri dari lima huruf, yaitu : syiin ( ش ), ain ( ع ), baa ( ب ), alif ( ا ), dan nun (ن  ).  Kesemua huruf tersebut mengandung makna sebagai berikut : syiin ( ش ) Syukur artinya terima kasih maksudnya ungkapan baik saat menerima nikmat , ain ( ع ) “Ahid artinya perjanjian maksudnya  yang merupakan suatu kewajiban untuk memeliharanya, baa ( ب ) Barjakh artinya Dinding atau sekat, alif ( ا ) Itsbat artinya menetapkan atau mengokohkan, dan nun (ن  ) Nuur artinya cahaya, yang dimaksud dengan cahaya disini adalah cahaya Al-Qur’an.

Syeikh Abu Nashr Muhammad memberi tahu kami, dari ayahnya, dari Abu 'Ali Al-Husain, dari Abu Husain 'Ali bin Muhammad bin 'Um& bin Hafs la' far Al-Maqari, dari Abu Bakah Muhammad bin `Abdullah Asy-Syafi'i, dari Ishaq bin Hasan, dari `Abdullah bin Salamah, dari Malik bin Anas, dari Abu Nadhar, budak `Umar bin `Abdullah, dari Abu Salamah bin `Abdurrahman, dari `Aisyah, istri Nabi SAW., dia bercerita bahwa Rasulullah SAW. pernah berpuasa sehingga kami katakan beliau tidak berbuka, dan beliau berbuka sehingga kami katakan beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW. menyempurnakan puasa satu bulan penuh, kecuali bulan Ramadhan. Aku juga tidak pernah melihat beliau berpuasa dalam suatu bulan yang lebih banyak dibanding bulan Sya' ban."

Hadis di atas sahih. Diriwayatkan oleh Imam Bulchari dari `Abdullah bin Yusuf, dari Malik, dari Abu Nashr, dari Muhammad, dari ayahnya, dari Hisyam bin `Urwah, dari `Aisyah r.a., dia bercerita bahwa Rasulullah SAW. pemah berpuasa sehingga kami mengatakan beliau tidak berbuka dan beliau berbuka sehingga kami mengatakan beliau tidak berpuasa. Aku menyukai puasa beliau di bulan Sya'ban. Lalu aku bertanya, "Wahai Rasulullah, mengapa engkau berpuasa pada bulan Sya'ban?" Beliau menjawab, "Wahai, `Aisyah, Sya'ban adalah bulan ketika malaikat maul menandai nama orang yang dicabut nyawanya pada waktu yang tersisa di tahun itu, dan aku ingin namaku ditandai saat aku dalam keadaan berpuasa."

Abu Nashr memberi tahu kami, dari Muhammad, dari ayahnya, dari `Atha' bin Yassar, dari Ummu Salamah r.a., dia bercerita bahwa Rasulullah SAW. tidak berpuasa pada suatu bulan setelah Ramadhan yang lebih banyak dari puasanya pada bulan Sya'ban.

Hal itu karena setiap orang yang meninggal pada tahun itu telah ditandai namanya pada bulan Sya'ban pada saat mereka masih hidup dan bahwa ada seseorang yang melakukan perjalanan sedang namanya telah dicoret dan masuk dalam golongan orang-orang yang meninggal dunia.

Abu Nashr juga pernah memberi tahu kami, dari ayahnya, dari Tsabit, dari Anas bin Malik r.a., dia bercerita bahwa Nabi Muhammad SAW. pernah ditanya tentang keutamaan puasa, beliau menjawab, "Puasa Sya'ban sebagai pengagungan bagi bulan Ramadhan."

`Abdullah r.a. pernah berkata, "Barang siapa berpuasa pada hari Senin di bulan Sya'ban, dia kan diberi ampunan."

Anas bin Malik bercerita bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Dinamai Sya'ban karena ia mengumpulkan bagi bulan Ramadhan kebaikan yang sangat banyak dan dinamai Ramadhan, karena ia menghanguskan dosa­dosa."

Allah Azza wa Jalla berfiman:

وَرَبُّكَ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخۡتَارُۗ مَا كَانَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُۚ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ ٦٨

“Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). ( Al-Qashosh : 68)


Allah SWT. telah memilih dari segala sesuatu ini empat hal. Dan empat malaikat; Jibril, Mikail, Israfil, dan `Izrail. Dia memilih satu, yaitu Jibril. Dari para Nabi, Dia memilih empat Nabi, yaitu Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW. Kemudian dari keempatnya, Dia memilih Muhammad SAW. Dari para sahabat, Dia memilih empat, yaitu Abu Bakar Shiddiq, `Umar bin Khaththab„ Utsman bin `Allan, 'Ali bin Abi Thalib. Dari mereka, Dia memilih Abu Bakar r.a.

Dari beberapa masjid, Dia memilih empat, yaitu Masjidil Haram, Masjidil Aqsa, Masjid Madinah, Masjid Thursina. Kemudian dan masjid-masjid itu, Dia memilih Masjidil haram. Dari hari-hari, Dia memilih empat, yaitu Fitri, `Idul Adha, Hari Arafah, dan hari `Asyura. Kemudian dan keempatnya, Dia memilih hari Arafah. Dari malam-malam, Dia memilih empat, yaitu malam Bara'ah, malam Lailatul Qadar, malam Jumat, dan malam hari Raya. Kemudian dari keempatnya, Dia memilih malam Lailatul Qadar. Dari beberapa tempat, Dia memilih empat, yaitu, Mekah, Madinah, Baitul Maqdis, dan Masyajidul Asya'ir. Kemudian darinya, Dia memilih Mekah. Dari beberapa gounung, Dia memilih empat gunung, yaitu Uhud, Thursina, Lakam, dan Lubnan. Kemudian darinya, Dia memilih gunung Thursina. Dari beberapa sungai, Dia memilih empat, yaitu Jihun, Sihun, Efrat, dan Nil. Lalu darinya, Dia memilih sungai Efrat. Dari beberapa bulan, Dia memilih empat bulan, yaitu Rajab, Sya'ban, Ramadhan, dan Muharram. Lalu Dia memilih bulan Sya'ban. Lalu Dia menjadikannya sebagai bulan Nabi SAW. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW. sebagai Nabi yang paling utama, bulannya pun merupakan bulan yang paling utama.

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW. bahwa beliau berkata, "Sya'ban adalah bulanku, Rajab adalah bulan Allah, dan Ramadhan bulan umatku. Sya'ban adalah penghapus dosa, sedangkan Ramadhan sebagai penyuci."

Beliau juga bersabda, "Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan, banyak orang-orang yang melupakannya. Pada bulan itu aural perbuatan manusia diangkat menghadap Tuhan semesta alam. Aku ingin anzalku diangkat sedang aku dalanz keadaan berpuasa."

Dan Anas bin Malik r.a., dia bercerita bahwa Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda, "Keutamaan bulan Rajab atas semua bulan adalah seperti i.eutamaan Al-Quran atas semua ucapan, dan keutamaan bulan Sya'ban atas semua bulan seperti keutamaanku atas semua Nabi, keutamaan bulan Ramadhan atas semua bulan adalah seperti keutamaan Allah atas seluruh makhluk-Nya."

Kata "Sya'ban" terdiri atas lima huruf: Syin, yang berarti Asy-Syaraf kemuliaan), 'Ain yang berarti Al-'Uluww (tinggi), Ba' yang berarti Al-Birr kebajikan), Alf yang berarti Al- Ulfah (kelembutan), dan Nun yang berarti An­ur (cahaya). Hal itu merupakan karunia yang diberikan Allah SWT. Kepada hamba-Nya. Sya'ban merupakan bulan yang di dalamnya semua pintu ebaikan terbuka, berbagai berkah turun, berbagai kesalahan diabaikan, dan erbagai kejahatan dihapuskan. Pada bulan itu juga diperbanyak salawat Lepada Nabi SAW, karena is merupakan bulan Nabi Muhammad SAW.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا ٥٦

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.(QS. Al-Ahzab : 56).

Kembali kepada pokok bahasan, disebut malam penuh berkah karena di dalamnya terdapat berbagai rahmat, berkah, kebaikan, maaf, dan ampunan bagi penduduk bumi. Hal itu didasarkan pada apa yang diberi tahukan oleh Abu Nashr dari ayahnya, dari Muhammad, dari `Abdullah bin Muhammad, dari Isma'il bin 'Umar Al-Bajali, dari Umar bin Musa Al-Wajhi, dari Zaid bin `Ali, dari orang tuanya, dari 'Ali bin Abi Thalib dari Nabi SAW. bahwa beliau bersabda, "Allah Yang Maha tinggi pada malam pertengahan bulan Sya'ban turun ke langit dunia, lalu memberikan ampunan kepada setiap muslim, kecuali orang musyrik, orang yang iri hati, pemutus tali silaturahmi, atau wanita yang melacurkan dirinya."

Abu Nashr memberitahuku dari ayahnya, dari Muhammad bin Ahmad Al-Hafizh, dari `Abdullah bin Muhammad, dari Abu 'Abbas Al-Harawi dan Ibrahim bin Muhammad Al-Hasan, dari Abu Amir Ad-Dimasyqi, dari Al­Walid bin Muslim, dari Hisyam bin Al-Ghar dan Sulaiman bin Muslim, dan yang lain-lain, dari Makhul, `Aisyah r.a. menceritakan bahwa Rasulullah SAW. pernah bertanya kepadanya, "Wahai `Aisyah, malam apa ini?" `Aisyah r.a. menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Beliau berkata, "Malam pertengahan Sya'ban." "Pada saat ini amal-amal dunia dan amal­amal manusia diangkat. Pada saat ini pula Allah memberi perlindungan dari api neraka. Apakah kamu mengizinkanku pada malam ini?" "Ya." jawab 'Aisyah.

Beliau mengerjakan shalat dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Quran lainnya yang ringan. Lalu bersujud sampai pertengahan malam. Kemudian beliau bangun untuk rakaat kedua dan membaca seperti dalam rakaat pertama, kemudian bersujud sampai waktu subuh. `Aisyah r.a. berkata, "Melihat hal itu, aku menyangka Allah SWT. telah mencabut nyawa beliau. Setelah beberapa lama, aku mendekat, lalu aku menyentuh kedua kakinya yang kempis. Beliau bergerak dan aku mendengar beliau mengucapkan dalam sujud, "Aku berlindung dengan keridaan-Mu dari murka-Mu, aku berlindung pada ampunan-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung kepada-Mu dari azab-Mu. Fujian-Mu sangat agung, aku tidak dapat menghitung pujian atas diri-Mu, Engkau seperti Engkau memuji diri-Mu sendiri." Kutanyakan, "Wahai Rasulullah, aku telah mendengar engkau mengucapkan sesuatu dalam sujudmu malam ini yang belum pernah aku dengar sebelumnya." Rasulullah SAW. bertanya, "Apakah kamu mengetahuinya?" "Ya", jawab `Aisyah r.a. Rasulullah SAW. bersabda, "Pelajari dan ajarkan doa itu, karena sesungguh­nya Jibril a.s. telah menyuruhku untuk mengucapkannnya dalam sujudku."

Abu Nasty memberitahulcu, dari `Abdullah bin Muhammad, dari Ishaq bin Ahmad Al-Farisi, dari Ahmad bin Ash-Shabah bin Abi Syuraih, dari Yazid bin Harun, dari Al-Hajjaj bin Arthah, dari Yahya bin Abi Katsir, dari `Urwah, dari `Aisyah r.a., dia bercerita bahwa pada suatu malam aku pernah kehilangan Rasulullah SAW., lalu aku keluar rumah dan ternyata beliau berada di Baqi' sedang menengadahkan kepala ke langit. Beliau berkata kepadaku, "Apakah kamu khawatir jika Allah akan menganiayamu sedang Rasul-Nya ada di hadapanmu?' Aku menjawab, "Wahai Rasulullah, aku kira engkau mengunjungi istrimu yang lain.'

Rasulullah SAW. bersabda, "Sesungguhnya Allah SW7: turun ke langit dunia pada malam pertengahan bulan Sya'ban, lalu memberi ampunan kepada orang yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah bulu biri-biri."

Dan Ikrimah, budak Ibnu 'Abbas, mengenai Firman Allah SWT, "Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah" , Ibnu 'Abbas berkata, "Yaitu malam pertengahan Sya'ban. Pada saat itu Allah SWT. mengurus segala urusan untuk waktu satu tahun, menandai nama-nama yang akan mati, dan menulis nama-nama yang akan berangkat ibadah haji ke Baitullah. Dia tidak menambahkan seorang pun dari mereka dan tidak pula menguranginya."

Abu Nashr memberitahuku, dari Malik bin Anas, dari Hisyam bin `Urwah, dan `Aisyah r.a., dia bercerita, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW. bersabda, "Allah mengalirkan kebaikan pada empat malam, yaitu malam Fitri, malam ldul Adha, malam Pertengahan (nishfu) Sya'ban, pada malam itu Allah menandai ajal dan rezeki serta menetapkan orang yang akan berangkat haji, dan malam Arafah sampai waktu adzan."

Sa'id menceritakan bahwa Ibrahim bin Abi Najih berkata, 'Ada lima, dan yang kelima adalah malam Jumat."

Abu Hurairah r.a. menceritakan dari Nabi Muhammad SAW. bahwa beliau bersabda, "Jibril a.s. pernah mendatangiku pada malam pertengahan (nishfu) Sya'ban dan dia berkata, Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu ke langit.' Kemudian aku bertanya, 'Malam apakah ini?' Jibril a.s. menjawab, 'Pada malam ini Allah SWT. membuka tiga ratus pintu rahmat, Dia memberi ampunan kepada siapa saja yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, kecuali tukang sihir, dukun, pecandu khamr, atau orang yang selalu mengulang-ulang berbuat riba dan zina. Mereka tidak akan diberi ampunan oleh-Nya hingga mereka bertobat."

Setelah seperempat malam, Jibril a.s. turun dan berkata, "Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu." Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan temyata pintu-pintu surga sudah terbuka dan di atas pintu pertama ada malaikat berseru, "Beruntunglah orang-orang yang berdzikir pada malam ini."

Pada pintu kedua, ada malaikat yang berseru, "Beruntunglah orang­orang yang bersujud pada malam ini."

Pada pintu ketiga ada malaikat berseru, "Beruntunglah orang-orang yang berdoa pada malam ini." Pada pintu keempat, ada malaikat yang berseru, "Beruntunglah orang-orang yang menangis karena takut kepada Allah SWT. pada malam ini." Pada pintu keenam ada malaikat berseru, "Beruntunglah kaum muslimin pada malam ini." Pada pintu ketujuh ada malaikat berseru, "Adakah orang yang meminta, pasti akan diberi." Pada pintu kedelapan, ada malaikat berseru, "Siapa pun yang bertobat, niscaya dia akan diberi ampunan."

Lalu aku bertanya, "Wahai Jibril, sampai kapan pintu-pintu ini akan terbuka?" Jibril a.s. menjawab, "Sampai terbit fajar sejak permulaan malam." Kemudian Jibril berkata, "Wahai Muhammad, sesungguhnya pada mafam ini Allah SWT. akan membebaskan manusia dari neraka sebanyak bulu biri-biri."

Ada yang berpendapat bahwa malam itu disebut malam bara'ah (pembebasan), karena pada malam itu ada dua pembebasan. Pertama, pembebasan orang-orang yang sengsara dari Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang. Kedua, pembebasan para wali dari orang-orang yang hina dina.

Bulan Sya’ban dalam bahasa sunda disebut bulan Rewah dan dalam bahasa Jawa disebut Ruwah. Hal ini mungkin diambil dari kata Ruh artinya bulan ini bulan pembersihan ruh. Disebut pembersihan ruh adalah karena akan memasuki bulan Ramadhan yang suci. Jadi kita harus membersihkan diri untuk melaksanakan ibadah puasa. Dan mungkin diambil dari kata Rauh yang artinya gembira, yaitu gembira akan memasuki bulan Ramdhan, yang dalam hadits Nabi  SAW disebutkan :


من فرح بدخول الرمضان حرم الله جسده علي النيران


“ Barangsiapa yang gembira dengan masuknya bulan Romadhon, Alloh mengharamkan jasadnya masuk ke dalam neraka”.


Tidak kalah penting dalam bulan Sya’ban ini, yaitu pada pertengahan Sya’ban tanggal 15  bahwa semua catatan amal manusia disetorkan kepada Alloh SWT, dan digantikan dengan buku catatan amal yang baru. Hal ini dijelaskan dalam kitab As Sunan Al Mardiyyah fii Amaliyyah Al Mursyid Al Kamil As Sayyid Asy Syaikh Ahmad Sohibul Wafa Tajul ‘Arifin , yaitu pada pertengahan sya’ban dianjurkan melakukan sholat sunat nisfu sya’ban sebanyak 100 rakaat dengan 1000 Qulhu ( surat Al-Ikhlas). Dalam salah satu hadits Nabi  SAW bersabda :

قال ص م : ان الله تعالئ ينزل ليلة النصف من سعبان الئ سماء الدنيا فيغفر لاكثر من عداد شعر غنم بنئ كلب (رواه احمد والترمدي وابن ماجه عن عائسة)

“ Bersabda Rasululloh SAW.: Sesungguhnya Allah Ta’ala turun pada malam pertengahan sa’ban ke langit dunia untuk mengampuni dosa lebih banyak dari bilangan rambut / bulu domba Bani Kalbin ( HR. Ahmad dan Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Aisah)


Dalam Hadits yang lain disebutkan :


“ Diriwayatkan oleh Zamakhsyari : sesungguhnya Nabi  SAW bersabda : Barangsiapa sholat pada malam ini ( pertengahan sya’ban) 100 rakaat, maka Alloh SWT mengutus kepadanya 100 malaikat, 30 malaikat menggembirakan dengan surga , 30 malaikat menjaga dari siksa neraka, dan 30 malaikat menjaga dari malapetaka dunia, dan 10 malaikat menjaga dari tipu daya syetan”.


Dalam Hadits lain dikatakan :


وروي عن الحسن رحمه الله انه قال : حد ثنئ ثلاثون من اصحاب رسول الله ص م هذه الصلاة في هذه اليلة نظر الله اليه سبعين نظرة وقضئ له بكل نظرة سبعين حا جة ادنا هاالمغفرة

“Diriwayatkan dari Hasan Rohimahulloh, Sesungguhnya Rosululloh SAW : disampaikan oleh tiga puluh sahabat Rasululloh SAW. Sesungguhnya barangsiapa yang mengerjakan shalat (nishfu sa’ban 100 rakaat), Allah akan memandang dengan tujuh puluh pandangan, dan dikabulkan baginya setiap pandangan dengan tujuh puluh kebutuhan, paling sedikit mendapatkan ampunan.”

 








0 Komentar untuk "Hikmah Bulan Sya’ban"

Back To Top