ads
ads

TARIQAT QODIRIYAH NAQSABANDIYAH (TQN)

TARIQAT QODIRIYAH NAQSABANDIYAH (TQN)

Tarekat Qoodiriyah Naqsabandiyah atau adalah perpaduan dari dua buah tarekat besar, yaitu Thariqah Qadiriyah dan Thariqah Naqsabandiyah. Pendiri tarekat ini adalah seorang Syekh Sufi besar yang saat itu menjadi Imam Masjid Al-Haram di Makkah al-Mukarramah, Syaikh Ahmad Khatib Ibn Abd.Ghaffar al-Sambasi al-Jawi pada tahun 1217 H/1802 M. 
Sebagai seorang mursyid yang kamil mukammil Syaikh Ahmad Khatib sebenarnya memiliki otoritas untuk membuat modifikasi tersendiri bagi tharekat yang dipimpinnya. Karena dalam tradisi Thariqoh Qadiriyah memang ada kebebasan untuk itu bagi yang telah mempunyai derajat mursyid. Karena pada masanya telah jelas ada pusat penyebaran Thariqah Naqsabandiyah di kota suci Makkah maupun di Madinah, maka sangat dimungkinkan dia mendapat bai'at dari tarekat tersebut. Kemudian dia menggabungkan inti ajaran kedua tarekat tersebut, yaitu Thariqoh Qadiriyah dan Thariqah Naqsabandiyah dan mengajarkannya kepada murid-muridnya, khususnya yang berasal dari Indonesia.
Secara etimologis TQN berasal dari dua istilah yakni Tarekat Qadiriyyah dan Naqsabandiyyah. Secara eksplisit kedua tarekat itu dipadukan oleh seorang Maha guru tasawuf yaitu Syekh Ahmad Khatib Sambas. Qadiriyyah adalah nama sebuah tarekat yang dinisbahkan kepada pendirinya yaitu Sultan al-Auliya Syekh Abdul Qadir al-Jaelani. Dan Naqsyabandiyyah adalah tarekat yang dinisbahkan kepada pendirinya yaitu Syekh Bahauddin an-Naqsyabandi.
Mengapa dipadukan ? Kelihatannya Maha Guru yakni Syekh Ahmad Khatib Sambas tahu benar bahwa kesempurnaan pengamalan tarekat ada dalam keterpaduan antara tarekat Qadiriyyah dan Naqsyabandiyyah.
Penggabungan inti ajaran kedua tarekat tersebut adalah karena pertimbangan logis dan strategis. Kedua tharekat tersebut memiliki inti ajaran yang saling melengkapi, terutama jenis dan metode dzikirnya. Di samping keduanya memiliki kecenderungan yang sama, yaitu sama-sama menekankan pentingnya syari'at dan menentang faham Wihdatul Wujud (bersatunya alam atau makhluk dengan Tuhan, alam ini cermin tuhan) dimana tidak ada pemisah antara Khalik dan makhluk,  Thariqah Qadiriyah mengajarkan Dzikir Jahar Nafi Itsbat, sedangkan Thariqah Naqsabandiyah mengajarkan Dzikir Sirri Ism Dzat. Dengan penggabungan kedua jenis tersebut diharapkan para muridnya akan mencapai derajat kesufian yang lebih tinggi, dengan cara yang lebih mudah atau lebih efektif dan efisien. Dalam kitab Fath al-'Arifin, dinyatakan tarekat ini tidak hanya merupakan penggabungan dari dua thorekat tersebut. Tetapi merupakan penggabungan dan modifikasi ajaran inti dari lima tarekat, yaitu Tarekat Qadiriyah, Tarekat Anfasiyah, Junaidiyah, dan Tarekat Muwafaqah (Samaniyah). Karena yang diutamakan adalah ajaran Torekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah, maka tarekat tersebut diberi nama Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Disinyalir tharekat ini belum berkembang di kawasan lain (selain kawasan Asia Tenggara), meskipun secara personal para penganutnya sudah tersebar di hampir seluruh penjuru dunia.
Penamaan tarekat ini tidak terlepas dari sikap tawadlu' dan ta'dhim Syaikh Ahmad Khathib al-Sambasi terhadap pendiri kedua tarekat tersebut. Dia tidak menisbatkan nama tarekat itu kepada namanya. Padahal kalau melihat modifikasi ajaran yang ada dan tatacara ritual tarekat itu, sebenarnya layak kalau ia disebut dengan nama Tarekat Khathibiyah atau Sambasiyah, karena memang tarekat ini adalah hasil ijtihadnya.
Sebagai suatu mazhab dalam tasawuf, Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah memiliki ajaran yang diyakini kebenarannya, terutama dalam hal-hal kesufian. Beberapa ajaran inti dalam tarekat ini diyakini paling efektif dan efisien untuk menghantarkan pengamalnya kepada tujuan tertinggi yakni Allah swt. Ajaran sufistik dalam tarekat ini selalu berdasarkan pada Al-Qur'an, Al-Hadits, dan perkataan para 'ulama arifin dari kalangan Salafus shalihin. Setidaknya ada empat ajaran pokok dalam tarekat ini, yaitu: tentang kesempurnaan suluk, adab (etika),dzikir, dan murakabah.
SILSILAH TAREKAT QOODIRIYAH NAQSYABANDIYAH

A.    TAREKAT QADIRIYAH
1.    Robbul Arbaabi wa mu’tiqur-qoobi Allah S.w.t.
2.    Sayyidunaa Jibril a.s.
3.    Sayyidunaa Nabi Muhammad S.a.w.
4.    Sayyidunaa ‘Alliyyu karrama ‘llohu wajhah. (Sayyidunaa Ali Bin Abi Thalib kw)
5.    Sayyidunaa Hussain r.a.
6.    Sayyidunaa Zainul ‘Aabidinn r.a.
7.    Sayyidunaa Muhammadul Baaqir r.a.
8.    Sayyidunaa Ja’farus Shoodiq r.a
9.    Sayyidunaa Imam Muusa Alkaadhim r.a
10.    Syeikh Abul Hasan ‘Alii bin Muusa r.a
11.    Syeikh Ma’ruuful Kurkhi r.a.
12.    Syeikh Sirris Saqothii r.a.
13.    Syeikh Abul Qoosim Al-Junaedil Baghdaadii r.a.
14.    Syeikh Abuu Bakrin Dilfis Syibli r.a.
15.    Syeikh Abul Fadli Ao’abdul Waahid at Tamiimii r.a.
16.    Syeikh Abdul Faroj at Thurthuusi r.a.
17.    Syeikh Abul Hasan ‘Alii bin Yuusuf al Qirsyi al Hakaarii r.a.
18.    Syeikh Abuu Sa’iid al Mubarok bin ‘Alii al Makhzuumii r.a
19.    Syeikh ‘Abdul Qodir Al Jaelanii q.s.
20.    Syeikh ‘Abdul ‘Aziiz r.a.
21.    Syeikh Muhammad Al Hattak r.a.
22.    Syeikh Syamsuddin r.a
23.    Syeikh Syarofuddiin r.a.
24.    Syeikh Nuuruddiin r.a
25.    Syeikh Waliyuddiin r.a.
26.    Syeikh Hisyaamuddiin r.a.
27.    Syeikh Yahya r.a.
28.    Syeikh Abuu Bakrin r.a.
29.    Syeikh ‘Abdur rohiim r.a.
30.    Syeikh ‘Utsman r.a.
31.    Syeikh ‘Abdul Fattah r.a.
32.    Syeikh Muhammad Murood r.a.
33.    Syeikh Syamsuddiin r.a.
34.    Syeikh Ahmad Khootib Syambaasi Ibnu ‘Abdul Ghoffaar r.a.
35.    Syeikh Thalhah Kali Sapu Cirebon r.a.
36.    ‘Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad r.a(Abah Sepuh) Pendiri Pondok Pesantren Suryalaya.
37.    Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin r.a. (Abah Anom) Pimpinan Pondok Pesantren Suryalaya.
B.    Tarekat Naqsabandiyah

1.    Allah Azza wa jalla
2.    Jibril alaihissalam
3.    Muhammad Rasululloh saw.
4.    Abu Bakar Siddiq r.a
5.    Salman al-Farisi r.a
6.    Qasim Ibn Muh. Ibn Abu Bakar r.a
7.    Imam Ja’far as-Siddiq r.a
8.    Abu Yazid al-Bustami r.a
9.    Abu Hasan al-Kharkani r.a
10.    Abu ‘Ali al-Farmadi r.a
11.    Syekh Yusuf al Hamdani r.a
12.    Abdul Khaliq al-Ghazdawi r.a
13.    Arif Riya al-Qari r.a
14.    Syekh Muhammad Anjari r.a
15.    Ali Ramli at-Tamimi r.a
16.    M. Baba Syammasi r.a
17.    Syekh Amir Khulaili r.a
18.    Bahauddin an-Naqsyabandi r.a
19.    M. Alauddin at-Taarii r.a
20.    Syekh Ya’kub al-Jareqi r.a
21.    Syekh Ubaidillah al-Akhrari r.a
22.    Syekh M. Zahidi r.a
23.    Darwisi Muhammad Baqibillah r.a
24.    Syekh A. Faruqi as-Sirhindi r.a
25.    Al-Maksum as-Sirhindi r.a
26.    Syekh Saefuddin Alif Muhammad r.a
27.    Nur Muhammad al-Badawi r.a
28.    Syamsudin Habibullah r.a
29.    Abdullah ad-Dahlawi r.a
30.    Abu Sa’id al-Ahmadi r.a
31.    Syekh Ahmad Sa’id r.a
32.    Muhammad Jan alMaliki r.a
33.    Syekh Khalid Hilmi r.a
34.    Syeikh Ahmad Khootib Syambaasi Ibnu ‘Abdul Ghoffaar r.a.
35.    Syeikh Thalhah Kali Sapu Cirebon r.a.
36.    ‘Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad r.a(Abah Sepuh) Pendiri Pondok Pesantren Suryalaya.
37.    Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin r.a. (Abah Anom) Pimpinan Pondok Pesantren Suryalaya.
DAFTAR  WAKIL TALKIN TQN PONPES SURYALAYA
Di seluruh nusantara khususnya Pulau Jawa, Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah (TQN) memiliki banyak pusat dan cabang, salah satunya yang terbesar adalah di TQN Suryalaya yang berpusat di Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya. Ketika Syeikh 'Abdullah Mubarak (Abah Sepuh) telah mencapai maqam ruhani yang mumpuni, dia diberikan mandat (khirqah) oleh mursyidnya Syeikh Thalhah dari Kalisapu, Cirebon, untuk mengajarkan TQN. Abah Sepuh kemudian kembali ke tanah kelahirannya dan medirikan Pondok Pesantren Suryalaya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Sejak saat itu dan hingga kini, Ponpes Suryalaya menjadi pusat TQN di Jawa Barat.
Sepeninggalan Abah Sepuh, jubah kemursyidan (khirqah) TQN Suryalaya diwarisi murid sekaligus putranya yaitu Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin r.a atau lebih dikenal dengan nama Abah Anom. Sejak kepemimpinan dia, TQN Suryalaya berkembang sangat pesat hingga ke mancanegara.
Dalam melaksanakan tugas sehari-harinya memimpin dan mengembangkan pondok pesantren, Abah Anom mengangkat tiga orang yang masih ahlul bait dia, sebagai pemegang amanat yang bertugas mengelola urusan pondok pesantren dan tarekat, yaitu KH.Noor Anom Mubarok, KH.Zainal Abidin Anwar, dan H.Dudun Nursaiduddin.
Untuk membantu membina dan melestarikan ajaran TQN Ponpes Suryalaya, Abah Anom memilih di antara murid-muridnya sebagai wakil talqin. Para wakil talqin ini diberikan tugas membantu dia untuk membaiat (mentalqinkan dzikir) kepada para calon murid baru di daerahnya masing-masing dan memberikan bimbingan ruhani kepada mereka. Oleh karena itu, siapa saja yang hendak belajar dzikir TQN Suryalaya atau menjadi murid Abah Anom, di manapun berada, dapat berkonsultasi kepada para wakil talqin yang terjangkau dari tempat tinggalnya.
Abah Anom wafat pada Senin, 5 September 2011. Tetapi secara ruhani dia masih aktif memberikan bimbingan ruhani kepada murid-muridnya. Tugas pembaiatan dan bimbingan secara langsung (tatap muka) tetap dilakukan oleh para wakil talqinnya di bawah koordinasi Pemegang Amanah di Pondok Pesantren Suryalaya.
Namun demikian, sebelum wafatnya Abah Anom tidak menunjuk satu di antara murid-muridnya menjadi pewaris khirqah (jubah kemursyidan). Dia hanya menunjuk tiga orang Pemegang Amanah, dan hingga kini estafet kemursyidan masih di tangan Abah Anom dan belum diberikan kepada orang lain yang masih hidup di dunia. Sehingga, dapat dimaklumi, apabila di daerah-daerah tertentu muncul isu-isu tentang munculnya mursyid baru (ke-38). Segelintir orang dari murid-murid Abah Anom ini diangkat secara sepihak oleh para pengikutnya sebagai mursyid penerus Abah Anom. Salah seorang di antara mereka yang cukup gencar dikampanyekan adalah KH.Abdul Gaos Saifullah Maslul dari Ciamis.
Menyikapi fenomena "mursyid-mursyid palsu" ini, Pondok Pesantren Suryalaya telah mengerluarkan sikap tegas dengan menolak klaim-klaim kemursyidan sepihak tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk yang jelas kepada segenap murid Abah Anom di seluruh penjuru maupun kepada umat Islam pada umumnya yang hendak mengenal dan belajar dzikir TQN Suryalaya, sehingga dapat berhati-hati dan tidak salah informasi.
0 Komentar untuk "TARIQAT QODIRIYAH NAQSABANDIYAH (TQN)"

Back To Top