AZAS DAN TUJUAN TQN PONDOK PESANTREN SURYALAYA
A. TUJUAN TQN
Tujuan TQN sama dengan tujuan Islam itu sendiri, yaitu menuntun manusia agar mendapar ridha Allah, sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat.Tujuan TQN tergambar dalam muqaddimah yang mesti dibaca oleh setiap ikhwan manakala ia akan melakukan Zikrullah. Kalimah dimaksud adalah:
الهى انت مقصودي ورضاك مطلوبي اعطني محبتك ومعرفتك
“Tuhanku, Engkaulah yang aku maksud dan keridoan-Mu yang aku cari. Berilah aku kemampuan untuk bisa mencintai-Mu dan ma’rifah kepada-Mu”
Do’a tertulis di atas oleh para ikhwan Tarikat Qadiriyyah Naqsabandiyah setiap habis sembahyang wajib dibaca minimal tiga kali sebagai mukaddimah untuk mengamalkan zikir. Dalam do’a tersebut terkandung empat macam tujuan TQN itu sendiri, yaitu:
1. Taqarrub ilallāh SWT.
Ialah mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan zikrullah yang mana dalam hal ini dapat dikatakan tak ada sesuatu pun yang menjadi tirai penghalang antara abid dengan ma’bud, antara khalik dengan makhluk.
2. Menuju jalan Mardhātillah
Ialah menuju jalan yang diridai Allah SWT. Baik dalam ‘ubudiyyah maupun di luar ubudiyyah. Alhasil dalam segala gerak gerik manusia diharuskan mengikuti/menaati perintah-perintah Tuhan dan menjauhi /meninggalkan larangan-larangan-Nya. Hasil dari itu, di antaranya: Budi pekerti menjadi baik, akhlaknya pun baik dan segala hal ihwalnya menjadi baik pula, baik yang berhubungan dengan Tuhan, maupun yang berhubungan antara manusia dengan manusia dengan makhluk Allah dan insya Allah tidak akan lepas dari keridoan Allah SWT.
3. Kemahabbahan dan kema’rifatan terhadap Allah “Dzat Laisa kamislihi Syaiun” yang mana dalam mahabbah itu mengandung keteguhan jiwa dan kejujuran hati. Kalau telah tumbuh mahabbah timbullah rupa-rupa hikmah, diantaranya membiasakan diri dengan selurus-lurusnya dalam hak dahir dan batin, pula bisa keadilan yakni dapat menetapkan sesuatu dalam haknya dengan sebenar-benarnya
Peranan dari mahbbah datang pula belas kasihan kepada sesama makhluk, diantaraya cinta pada nusa, ke segala bangsa beserta agamanya.Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah ini ialah salah satu jalan buat membukakan diri agar supaya tercapai arah tujuan yang tersebut di atas tadi.
Dari uraian tentang asas dan tujuan TQN di atas, terlukis dengan jelas bahwa tujuan hidup dalam TQN adalah 1) taqarrub ilallāh (mendekatkan diri kepada Allah) dengan jalan ibadah. 2) mendapatkan keridoan Allah (mardatillah), 3) al-mahabbah (mencintai Allah) dan 4) al-ma’rifah (mengenal Allah).
Untuk mendapat rida Allah, manusia harus komitmen terhadap ajaran Allah yang landasannya adalah tauhidullah. Apapaun aktifitas kehidupan manusia, semuanya harus berawal dari tauhidullah berjalan pada jalan yang diridoi Allah dan berakhir menuju rida Allah.
Indikator manusia yang mendapat rida Allah ialah ia diberi kemampuan oleh Allah untuk ma’rifat kepada Allah; mulai dari ma’rifat sifat, (mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah) ma’rifat af’āl (mengenal Allah lewat perbuatan Allah) dan sampai kepada ma’rifat Zat (mengenal Allah melalui Zat Allah dengan cara kasyf).
Indikator kedua bagi orang yang mendapat rida Allah ialah ia mencintai Allah (mahabbah ilallāh). Ciri orang yang mahabbah kepada Allah ialah cinta berzikir kepada Allah dan tanda orang yang benci kepada Allah ia tidak senang berzikir kepada Allah. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi sendiri sebagai berikut:
علا مة حب الله حب ذكرالله وعلامة بغض الله بغض ذكرالله
Ciri cinta kepada Allah adalah cinta dzikir kepada Allah, ciri benci kepada Allah benci dzikir kepada Allah.
B. Dasar-dasar TQN
Adapun dasar-dasar TQN agar dapat mencapai tujuan sebagaimana tertulis di atas, dijelaskan oleh Tuan Syaikh sendiri yaitu sebagai berikut:
1. Tinggi cita-cita. Barang siapa yang tinggi cita-citanya maka menjadi tinggilah martabatnya.
2. Memelihara kehormatan. Barangsiapa memelihara kehormatan Allah, Allah akan memelihara kehormatannya.
3. Memperbaiki hidmat. Barang siapa memperbaiki khidmat, ia wajib memperoleh rahmat.
4. Melaksanakan cita-cita. Barang siapa berusaha mencapai cita-citanya, ia akan selalu memperoleh hidayah-Nya.
5. Membesarkan nikmat. Barangsiapa, membesarkan nikmat Allah berarti ia bersyukur kepada Allah. Barangsiapa bersyukur kepada-Nya maka ia akan mendapatkan tambahan nikmat sebagai yang dijanjikan Allah.
A. TUJUAN TQN
Tujuan TQN sama dengan tujuan Islam itu sendiri, yaitu menuntun manusia agar mendapar ridha Allah, sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat.Tujuan TQN tergambar dalam muqaddimah yang mesti dibaca oleh setiap ikhwan manakala ia akan melakukan Zikrullah. Kalimah dimaksud adalah:
الهى انت مقصودي ورضاك مطلوبي اعطني محبتك ومعرفتك
“Tuhanku, Engkaulah yang aku maksud dan keridoan-Mu yang aku cari. Berilah aku kemampuan untuk bisa mencintai-Mu dan ma’rifah kepada-Mu”
Do’a tertulis di atas oleh para ikhwan Tarikat Qadiriyyah Naqsabandiyah setiap habis sembahyang wajib dibaca minimal tiga kali sebagai mukaddimah untuk mengamalkan zikir. Dalam do’a tersebut terkandung empat macam tujuan TQN itu sendiri, yaitu:
1. Taqarrub ilallāh SWT.
Ialah mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan zikrullah yang mana dalam hal ini dapat dikatakan tak ada sesuatu pun yang menjadi tirai penghalang antara abid dengan ma’bud, antara khalik dengan makhluk.
2. Menuju jalan Mardhātillah
Ialah menuju jalan yang diridai Allah SWT. Baik dalam ‘ubudiyyah maupun di luar ubudiyyah. Alhasil dalam segala gerak gerik manusia diharuskan mengikuti/menaati perintah-perintah Tuhan dan menjauhi /meninggalkan larangan-larangan-Nya. Hasil dari itu, di antaranya: Budi pekerti menjadi baik, akhlaknya pun baik dan segala hal ihwalnya menjadi baik pula, baik yang berhubungan dengan Tuhan, maupun yang berhubungan antara manusia dengan manusia dengan makhluk Allah dan insya Allah tidak akan lepas dari keridoan Allah SWT.
3. Kemahabbahan dan kema’rifatan terhadap Allah “Dzat Laisa kamislihi Syaiun” yang mana dalam mahabbah itu mengandung keteguhan jiwa dan kejujuran hati. Kalau telah tumbuh mahabbah timbullah rupa-rupa hikmah, diantaranya membiasakan diri dengan selurus-lurusnya dalam hak dahir dan batin, pula bisa keadilan yakni dapat menetapkan sesuatu dalam haknya dengan sebenar-benarnya
Peranan dari mahbbah datang pula belas kasihan kepada sesama makhluk, diantaraya cinta pada nusa, ke segala bangsa beserta agamanya.Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah ini ialah salah satu jalan buat membukakan diri agar supaya tercapai arah tujuan yang tersebut di atas tadi.
Dari uraian tentang asas dan tujuan TQN di atas, terlukis dengan jelas bahwa tujuan hidup dalam TQN adalah 1) taqarrub ilallāh (mendekatkan diri kepada Allah) dengan jalan ibadah. 2) mendapatkan keridoan Allah (mardatillah), 3) al-mahabbah (mencintai Allah) dan 4) al-ma’rifah (mengenal Allah).
Untuk mendapat rida Allah, manusia harus komitmen terhadap ajaran Allah yang landasannya adalah tauhidullah. Apapaun aktifitas kehidupan manusia, semuanya harus berawal dari tauhidullah berjalan pada jalan yang diridoi Allah dan berakhir menuju rida Allah.
Indikator manusia yang mendapat rida Allah ialah ia diberi kemampuan oleh Allah untuk ma’rifat kepada Allah; mulai dari ma’rifat sifat, (mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah) ma’rifat af’āl (mengenal Allah lewat perbuatan Allah) dan sampai kepada ma’rifat Zat (mengenal Allah melalui Zat Allah dengan cara kasyf).
Indikator kedua bagi orang yang mendapat rida Allah ialah ia mencintai Allah (mahabbah ilallāh). Ciri orang yang mahabbah kepada Allah ialah cinta berzikir kepada Allah dan tanda orang yang benci kepada Allah ia tidak senang berzikir kepada Allah. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi sendiri sebagai berikut:
علا مة حب الله حب ذكرالله وعلامة بغض الله بغض ذكرالله
Ciri cinta kepada Allah adalah cinta dzikir kepada Allah, ciri benci kepada Allah benci dzikir kepada Allah.
B. Dasar-dasar TQN
Adapun dasar-dasar TQN agar dapat mencapai tujuan sebagaimana tertulis di atas, dijelaskan oleh Tuan Syaikh sendiri yaitu sebagai berikut:
1. Tinggi cita-cita. Barang siapa yang tinggi cita-citanya maka menjadi tinggilah martabatnya.
2. Memelihara kehormatan. Barangsiapa memelihara kehormatan Allah, Allah akan memelihara kehormatannya.
3. Memperbaiki hidmat. Barang siapa memperbaiki khidmat, ia wajib memperoleh rahmat.
4. Melaksanakan cita-cita. Barang siapa berusaha mencapai cita-citanya, ia akan selalu memperoleh hidayah-Nya.
5. Membesarkan nikmat. Barangsiapa, membesarkan nikmat Allah berarti ia bersyukur kepada Allah. Barangsiapa bersyukur kepada-Nya maka ia akan mendapatkan tambahan nikmat sebagai yang dijanjikan Allah.
0 Komentar untuk "AZAS DAN TUJUAN TQN PONDOK PESANTREN SURYALAYA"