INTI AMALAN DALAM TQN PONDOK PESANTREN SURYALAYA
TQN sebagai sebuah aliran dalam tasawuf mempunyai amaliyah yang khusus yang sudah barang tentu tidak akan sama dengan amaliy
ah dalam tarekat yang lain. Kalau pun ada kesamaan, kemungkinan dalam beberapa hal saja karena memang sumber ajarannya sama-sama dari Rasulullah. Amaliyah yang bersifat spiritual ini harus diamalkan oleh siapa saja yang telah menyatakan diri melalui “talqin” sebagai murid dan ikhwan bagi Guru Mursyid dalam komunitas tarekat termaksud. Amaliyah tersebut merupakan amalan yang maha penting yang musti dilakukan oleh murid setelah melakukan amaliyah syar’iyyah yaitu salat fardu.
1. Zikir
Zikir, secara lugawi artinya ingat, mengingat atau eling dalam bahasa Sunda. Dzikir berasal dari bahasa Arab dari kata dzkr yang berarti mengingat atau menyebut. Zikir terbagi dua, ada zikir bimakna ‘am (zikir secara umum) dan ada zikir bimakna khas (zikir dalam arti khusus). Zikir dalam arti yang pertama adalah segala bentuk keta’atan kepada Allah. Sebagai contoh, salat adalah zikir, puasa zikir, zakat zikir, pergi melaksanakan haji ke tanah suci adalah zikir, membaca al-Quran adalah zikir dll. Zikir bimakna ‘am termasuk obyek kajian Ilmu Syari’at. Ibnu Taimiyyah mengatakan:
افضل الذكر قرائة القران
“Zikir yang paling utama adalah membaca al-Quran”
Sedangkan zikir yang dimaksud dalam TQN adalah zikir bimakna khas. Zikir bimakna khas adalah “hudurul Qalbi ma’allah” (hadirnya hati kita bersama Allah). Zikir dalam arti khusus ini terbagi dua 1) zikir jahr dan 2) zikir khafi. Zikir jahr adalah melafalkan kalimah tayyibah yakni “Lāilāha illallāh” secara lisan dengan suara keras dan cara-cara tertentu. Sedangkan zikir khafi adalah ingat kepada Allah dengan zikir isbat saja yaitu mengingat nama “Allah” secara sirr di dalam hati, dengan cara-cara sebagai diterangkan dalam talqin.
Para sufi sepakat bahwa zikrullah secara istiqamah adalah metode paling efektif untuk membersihkan hati dan mencapai kehadiran Allah. Obyek segenap ibadah ialah zikrullah (mengingat Allah), dan dengan terus-menerus mengingat Allah lahirlah (mahabbah) cinta kepada Allah serta mengosongkan hati dari kecintaan dan keterikatan pada dunia yang fana ini.
Mengapa kalimah tayyibah yang menjadi amalan TQN? Sebab menurut al-Qur’an sendiri, demikian juga menurut hadis Nabi, kalimah tayyibah adalah kalimah tauhid, kalimah ikhlas, kalimah yang paling agung, paling besar manfa’atnya dan paling berbekas ke dalam hati manusia yang membacanya.
Allah berfirman:
افضل الذكر فاعلم انه لااله الاالله
“Zikir yang paling utama ialah melafalkan Lāilāha illallāh (Tidak ada tuhan kecuali Allah)”
Nabi bersabda:
افضل ما قلت انا والنبيون من قبلي لا اله الاالله
“Ucapan yang paling utama yang aku ucapkan dan para Nabi sebelumku adalah kalimah Lāilāha illallāh (Tidaka ada tuhan kecuali Allah)”
Dalam hadis yang lain Nabi bersabda:
من قال لا اله الاالله خالصا مخلصا د خل الجنة
Barangsiapa mengucapkan Lāilāha illallāh dengan ikhlas pasti masuk surga
Baik zikir jahr maupun zikir khafi mempunyai landasan yang kuat dari al-Quran dan tradisi Rasulullah saw.
Dalil-dalil zikir dalam al-Quran
الذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم
“Orang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan dalam keadaan berbaring” ( QS. 3 : 191 )
افمن شرح الله صدره للا سلام فهو على نور من ربه فويل للقاسية قلوبهم من ذكرالله أولائك في ضلال مبين
“Barang siapa yang dibuka dadanya untuk Islam maka ia berada di tengah-tengah nur Tuhannya, neraka wel bagi orang-orang yang keras hatinya dari zikrir kepada Allah, mereka itu berada dalam kesesatan yang nyata” ( QS. 39 : 22 )
واذكر اسم ربك وتبتل اليه تبتيلا
“Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan” ( QS. 73: 8)
فاذكرونى اذكركم
“Maka berzikirlah kepada-Ku, pasti Aku akan mengingatmu,…” (QS. 2: 152).
Orang-orang yang berzikir baik laki-laki maupun perempuan akan mendapat ampunan Tuhan. Allah berfirman:
والذاكرين الله كثيرا والذاكرات أعد الله لهم مغفرة واجرا عظيما
“…Bagi orang-orang baik laki-laki mapun perempuan yang banyak berzikir kepada Allah – bagi mereka itu Allah menyediakan ampunan dan pahala yang besar” (QS. 33: 35).
Seorang sufi tabi’in, Hasan Basri sehubungan dengan ayat di atas, menyatakan:
Carilah kegembiraan dalam tiga hal: Satu dalam salat, dua ketika berzikir dan ketiga ketika membaca a-Qura’an. Jika kamu tidak melakukannya ketahuilah bahwa kamu adalah budak-budak yang terbelenggu dengan dunia,. Namun tentu saja, bahwa hal ini bukanlah tiga jumlahnya, melainkan satu; sebab salat dan membaca al-Quran termasuk zikir. Kemudian, zikir adalah nama al-Quran itu sendiri (yakni az-Zikr), dan salat dimaksudkan untuk mengingat Allah (zikir kepada Allah). Allah berfirman: “Dirikanlah salat untuk mengingat-Ku”( QS. 20: 14).
Melupakan Allah sama artinya dengan melupakan diri sendiri. Allah berfirman:
ولا تكونوا كالّذين نسوا الله فأنساهم انفسهم أولئك هم الفاسقون
“Dan janganlah kamu seperti orang yang melupakan Allah, lalu Allah pun membuat mereka melupakan diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik” (QS. 59: 19).
Dalam kacamata sufistik, orang yang melupakan diri sendiri termasuk orang-orang yang sesat. Allah menyatakan dalam, firman-Nya:
ومن يعش عن ذكر الرحمن نقيّض له شيطانا فهو له قرين
“Dan barang siapa berpaling dari mengingat Tuhan Yang Maha Pemurah, Kami suruh setan akan menjadi temannya yang akrab” (QS. 43: 36).
استحوذ عليهم الشيطان فأنساهم ذكر الله أولئك حزب الشيطان الا انّ حزب الشيطان هم الخاسرون
“Syaithan telah menguasai mereka, lalu membuat mereka lupa mengingat Allah. Mereka adalah golongan syaitan. Ketahuilah, sungguh, golongan syaitan akan merugi” (QS. 58: 19).
Berzikirlah secara dawam, seperti diamanatkan al-Quran:
واذكر اسم ربك وتبتل اليه تبتيلا
“Dan ingatlah serta sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati” (QS. 73: 8)
ولذكر الله أكبر
… Sungguh, mengingat Allah adalah yang paling penting (dalam kehidupan),.. (QS. 29: 45)
يأيّها الّذين امنوا اذكر الله ذكرا كثيرا وسبّحوه بكرة واصيلا
“Wahai orang-orang yang beriman! Berzikirlah dan ingatlah nama Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang” (QS 33:41-42)
Dalil-dalil Dzikir dalam Hadis Rasulullah saw.
جددوا ايمانكم قالوا كيف نجدد ايماننا يا رسول الله قال بكثرة قول لااله الاالله
“Perbaharuilah iman kamu sekalian!. Para sahabat bertanya: Bagaimana cara kami memperkuat dan memperbaharui imna itu ya Rasulallah? Rasul bersabda ialah dengan memperbanyak ucapan laailaaha illallaah”
Sabda Rasululah saw.
ذكرالله علم الايمان وحصن من الشيطان وبرائة من النفاق وحرز من النيران
“Zikir kepada Allah adalah tanda iman dan benteng dari syaitan, bebas dari kemunafikan dan prisai dari api neraka”
اكثروا ذكرالله على كل حال فانه ليس عمل احب الى الله تعالى ولا انجى للعبد من كل شيئ في الدنيا والاخرة من ذكرالله
“Perbanyaklah zikir kepada Allah dalam segala keadaan sebab tidak ada amal yang paling dicintai Allah dan paling menyelamatkan bagi seorang abdi baik di dunia maupun di akhirat kecuali zikir kepada Allah”
Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: “Gunung yang satu dengan gunung yang lain saling bertanya: Apakah di tempatmu ada orang yang berzikir hari ini?: “Ya ada” Maka gunung yang bertanya menjadi gembira, kemudian Ibnu Mas’ud membacakan firman Allah:
لقد جئتم شئا ادا يتفطرن منه
“Kemudian ia berkata: Apakah mereka hanya boleh mendengar kata-kata yang baik? (HR. Baihaqi, Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani).
Ketika Ibnu Abbas membacakan firman Allah:
فما بكت عليهم السماء والارض
“Maka langit-langit dan bumi tidak menangisi kematian mereka” (ad-Dukhan: 29)
Ibnu Abbas berkomentar: Jika seorang mukmin meninggal dunia , tempat-tempat yang biasa ia tempati untuk salat dan berzikir kan menangisi kematiannya.
ان رفع الصوة بالذكر حين ينصرف الناس من المكتوبة كان على عهد رسول الله قال ابن عباس: كنت اعلم اذا انصرفوا بذالك اذا سمعتة
“Sesungguhnya mengeraskan suara dengan zikir ketika manusia berahir dari salat fardu memang terjadi di masa Raulullah. Ibnu Abbas berkata: Aku tahu ketika mereka melakukan hal itu, akupun mendengarnya”
Dari Ibnu Abi Jauzi berkata Rasulullah bersabda:
اكثروا ذكرالله حتى يقول المنافقون انكم مرائون
“Perbanyaklah zikir kepada Allah sehingga orang-orang munafiq berkata kalau kamu adalah orang-orang yang riya”
Abdullah ibn Nasr menuturkan:
Seorang sahabat berkata : “Ya Rasulallah, aku demikian banyak terbebani oleh perintah-perintah dalam Syari’ah. Berilah aku nasihat ihwal sesuatu yang mesti ku pegang erat-erat” Nabi bersabda: “Hendaknya lidahmu tidak pernah berhenti mengingat dan menyebut-nyebut nama Allah”.
Abu Darda meriwayatkan dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Maukah aku beritahukan kepadamu amalan-amalan yang dipandang oleh Tuhanmu sebagai lebih baik dan lebih utama, yang menjadi sarana menaikan derajatmu dan yang lebih baik ketimbang memberi sedekah berupa emas dan perak dan bahkan lebih baik ketimbang memerangi musuhmu, entah dalam keadaan membunuh mereka atau atauy kamu terbunuh oleh merea? Mereka menjawab: “Ya Rasulallah” Selanjutnya Rasul bersabda: “Berzikir kepada Allah”.
Dalam hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah Nabi bersabda:
“Orang-orang yang tidak terikat dan bebas telah lebih dulu unggul” demikian kata Nabi. Para sahabat bertanya: Ya Rasulallah, siapakah orang-orang yang tidak terikat dan bebas itu? Nabi menjawab “Laki-laki dan perempuan yang tidak henti-hentinya berzikir kepada Allah”
Dari Abu Musa Nabi bersabda: “Seseorang yang berzikir kepada Allah laksana orang yang hidup, dan orang yang tidak berzikir bagaikan orang yang mati, yakni orang yang mengingat Allah adalah hidup dan orang yang tidak mengingat Allah adalah mati” (HR. Bukhari).
Dari Abi Hurairah menuturkan bahwa Nabi bersabda, Allah berfirman: “Aku bersama hamba-hamba-Ku manakala ia mengingat-Ku dan bibirnya hanya bergerak menyebut-nyebut nama-Ku” (HR. Bukhari).
a. Kaefiyat Berzikir (Cara Berzikir)
Dalam kitab Miftah as-Sudur dijelaskan bagaimana cara berzikir yang benar sebagai amalan dalam TQN, baik zikir jahr maupun zikir khafi. Selengkapnya penulis kutip sebagai berikut:
Orang yang berzikir memulai dengan ucapan Laa dari bawah pusat dan diangkatnya sampai ke otak dalam kepala, sesudah itu diucapkan Ilaaha dari otak dengan menurunkannya perlahan-lahan ke bahu kanan. Lalu memulai lagi mengucapkan Illallaah dari bahu kanan dengan menurunkan kepala kepada pangkal dada di sebelah kiri dan berkesudahan pada hati sanubari di bawah tulang rusuk lambung dengan menghembuskan lafazh nama Allah sekuat mungkin sehingga terasa geraknya pada seluruh badan seakan-akan di seluruh bagian badan amal yang rusak itu terbakar dan memancarkan Nur Tuhan. Getaran itu meliputi seluruh bidang latifah sehingga dengan demikian tercapai makna tahlil yang artinya “Tidak ada yang dimaksudkan melainkan Allah”. Kalimat nafyi melenyapkan seluruh wujud sesuatu yang baru daripada pandangan dan ibarat, lalu berubah menjadi pandangan fana dari kalimat isbat ditegakkanlah dengan tegak dalam hati dan kepada Zat Yang Maha Besar, lalu memandang wujud Dzat Allah dengan pandangan yang baqa.
Setelah selesai dzikir dengan bilangan ganjil (minimal 165 kali), dapatlah kita pada akhirnya membaca : Sayyiduna Muhammadun Rasuulullaah Shollallahu ‘alaihi wasallam.
b. Syarat-syarat Berzikir
Pertama, hendaklah orang yang akan berzikir mempunyai wudu secara sempurna. Kedua, hendaklah ia berzikir melakukannya dengan suara keras sehingga hasil cahaya zikir terpancar di dalam hati pelakunya jadilah hati akibat cahaya ini menjadi hidup abadi hingga ke kehidupan ukhrawi.
Untuk lebih jelasnya syarat zikir dimaksud dijelaskan dalam kitab Muftah as-Sudur dan juga dalam kitab Tanwir al-Qulub sebagai berikut:
وشرا ئطه ثلاث ان يكون الذاكر على وضوء تام وان يذكر بضرب شديد وصوت قوي حتى تحصل انوار الذكر فى بواطن الذاكرين وتصير قلوبهم احياء
Syarat-syarat berzikir ada tiga macam
a) hendaklah orang yang berzikir mempunyai wudu yang sempurna
b) Hendaklah orang yang berzikir melakukannya dengan gerakan yang kuat
c) Berzikir dengan suara keras sehingga dihasilkan cahaya zikr di dalam batin orang-orang yang berzikir dan menjadi hiduplah hati-hati mereka.
Firman Allah:
لايذوقون فيها الموت الاالموتة الاولى
Mereka tidak merasa di dunia ini kecuali mati yang hanya satu kali saja
Nabi bersabda:
المؤمنون لايموتون بل ينقلون من دار الفناء الى دار البقاء
Orang-orang beriman tidak mati tetapi mereka pindah dari tempat fana ke tempat baqa (abadi)
Nabi bersabda:
الانبياء والاولياء يصلون فى قبورهم كما يصلون فى بيوتهم
Para Nabi demikian juga para wali mereka salat di dalam kuburnya seperti halnya mereka salat di rumah-rumahnya
Dan yang dimaksud tentu saja bukan salat secara zahir yang ada ruku dan sujud tetapi ia bermunajat kepada Allah dan Allah pun memberi hidayah dan ma’rifah. Orang ‘arif mengagungkan Allah dengan cara menambah munajat secara ruhani, sebab hatinya tidak mati.
Nabi bersabda:
تنام عيني ولاتنام قلبي
“Dua mataku tidur tetapi hatiku tidak tidur”
Dalam hadis yang lain Nabi saw. bersabda:
من مات في طلب العلم بعث الله في قبره ملكين يعلمانه علم المعرفة الى يوم القيامة وقام من قبره عالما وعارفا
“Barang siapa mati ketika mencari ilmu, Allah akan mengurtus di kuburnya dua orang malaikat yang akan mengajarkan ilmu ma’rifah hingga hari kiamat dan kelak ia akan bangkit menjadi alim dan ‘arif”.
Kata Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yang dimaksud dua malaikat adalah ruhani Nabi saw dan ruhani wali rahimahullah. Sebab malaikat tidak akan dapat masuk ke alam ma’rifat . Nabi bersabda:
كم من شخص مات جاهلا وقام من قبره عالما وعارفا وكم من شخص مات عالما وقام يوم القيامة جاهلا او فاسقا ومفلسا
Sering terjadi orang bodoh mati tetapi ia bangkit dari kuburnya menjadi ‘alim dan ‘arif, sebaliknya seringkali orang ‘alim mati tetapi ia bangkit dari kuburnya menjadi bodoh, fasik dan muflis.
Di dalam kitab Tanwīr al-Qulūb, disebutkan bahwa etika berzikir itu adalah sebagai berikut:
1. Bersih dari hadas dan najis
2. Berzikir di tempat yang sepi dari keramaian
3. Khusu dalam pelaksanaannya hingga engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat Allah, jika kamu tidak melihat Allah maka yakinilah bahwa Allah melihat engkau.
4. Orang-orang yang hadir mengkuti zikir mendapat izin dari Syaikh Mursyidnya (telah diatalqin).
5. Menutup pintu supaya tidak ada gangguan
6. Memejamkan dua mata dari awal hingga akhir
7. Bersungguh-sungguh dalam mengenyahkan segala macam gangguan hati sehingga hatinya hanya konsentrasi kepada Allah
8. Duduk tawarruk dengan tumakninah.
c. Faidah Zikir
Di dalam kitab Miftāh as-Sudūr disebutkan bahwa di antara faidah zikir itu ialah:
1) Memperbaharui Iman, Rasulullah Saw bersabda :
جدّدوا ايمانكم قالوا كيف نجدّدايماننا يا رسول الله ؟ قال بكثرة قول لااله الاّ الله
Perbaharuilah imanmu, sahabat bertanya : Bagaimana kami meperbaharui Iman kami ya Rosulalloh ? Nabi menjawab, dengan memperbanyak Ucapan Laailaaha Illalloh.
2) Mengusir syaitan dari diri kita.
Mengenai hal ini Nabi bersabda:
اضنوا شياطنكم بقول لاالاه الاالله محمد رسول الله
“Jauhkanlah Syaitanmu itu dengan ucapan Laailaaha illallah Muhammadurasuululah”
Sabda Nabi dalam hadis yang lain:
ما منكم من احد الا وله شيطان قا لوا ولا انت يا رسول الله قال صلى الله عليه وسلم ولا انا الا ان الله تبارك وتعالى قد اعاننى عليه فاسلم
“Tidak ada seorang pun yang sunyi berdampingan dengan Syaitan, Kata sahabat: Engkaupun tidak disertai oleh syaitan ya Raulallah? “Akupun tidak sunyi dengan keadaan demikian, kecuali bahwa Allah Ta’ala Yang Maha Agung menolongku dari hal seperti ini sehingga selamatlah aku”
ذكرالله حصن من الشيطان (الحديث)
“Zikir kepada Allah SWT, adalah benteng dari godaan syaitan”
Dalam sebuah hadis kudsi Allah berfirman sebagai berikut:
لا اله الا الله حصني فمن قالها دخل حصني ومن دخل حصني امن من عذاب (حديث قدسي)
“Laailaaha illallah adalah benteng-Ku Barangsiapa mengucapkannya, masuklah ia ke dalam benteng-Ku, dan barang siapa masuk ke dalam benteng-Ku maka amanlah ia dari azab-Ku”
3) Mendapatkan ketenangan, ketentraman dan sekaligus menghilangkan kebimbangan, lupa dan gundah gulana.
يا ايها الذين امنوا أذكروا ألله ألا بذكرالله تطمئن القلوب
“Allah berfirman: Wahai orang yang beriman berzikirlah kepada Allah dan ingatlah dengan zikir kepada Allah hati menjadi tenang”
“Sesunguhnya orang-orang yang bertakwa apabila hendak digoda segolongan syaitan, maka berzikirlah mereka, sehingga karenanya mereka sadar dan mereka bahagia”
Allah berfirman:
واذكروا مافيه لعلكم تتقون
“Berzikirlah kamu sebagaimana yang diterangkan , mudah-mudahan kamu masuk orang-orang yang takwa” (al-Baqoroh: 63)
4) Memerangi hawa nafsu
Musuh manusia, selain syaitan juga adalah nafsu yang ada di dalam hatinya sendiri. Betapa bahaya serangan nafsu sampai-sampai Nabi sepulangnya dari perang tabuk, menyatakan “Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad besar, sahabat bertanya apa itu perang yang lebih besar ya Rasulallah? Nabi: Jihad melawan hawa nafsu”.
Demikian juga Nabi memandang bahwa jihad melawan nafsu adalah jihad yang paling utama:
افضل الجهاد ان يجاهد الرجل نفسه وهواه
“Jihad yang paling utama adalah jihadnya seorang laki-laki melawan hawa nafsunya”
Syaikh Abdul Qadir al-Jilani menyatakan: Wahai saudara-saudaraku, adapaun tauhid itu membakar syaitan-syaitan yang bersifat manusia dan jin, karena tauhid itu api bagi syaitan dan nur bagi ahli tauhid.
Ahli tauhid menyerang syaitan, sedang ahli musyrik terserang oleh syaitannya.
5) Mendatangkan khusu’ dan dumu’
Zikir adalah amal dalam segala keadaan hati, dan rasa yang dapat mendekatkan diri kepada maqam yaqin, musyahadah dan syuhud, martabat segala yang gaib yaitu benteng Allah Yang Maha Agung. Barang siapa yang masuk ke dalamnya, menjadi amanlah ia daripada segala dosa zahir dan batin(Hadis Qudsi).
Adapun asal zikir ialah merasakan lezat dan manis, maka apabila ia sudah meresap kepadamu tidak ada lain akibatnya melainkan khusu’ dan dumu’ (berlinang air mata), membakar segala kecelaan dalam hati dan rasa, dan tenggelam (dalam kenikmatan). Yang demikian itu alamat kemenangan.
Zikir dapat menyebabkan terbukanya hijab sehingga ia ma’rifat, melihat rahasia besar dan kaefiyat yang agung. Nabi bersabda:
“Zikir dengan Laailaahaillallaah tidak ada balasan baginya kecuali dibuka Tuhan hijab sehingga dimerdekakan Tuhan kepadanya”
6) Menyembuhkan berbagai penyakit hati Abdul Wahab s-Sya’rani menyatakan:
واعلم ان بمداومة ذكرالله تخمد الامراض الباطنة من كبر وعجب ورياء وحسد وسوء ظن وحفد وغل وحب محمدة وغير ذلك فافهم
Ketahuilah sesungguhnya dengan mendawamkan zikrullah maka hilanglah berbagai penyakit hati sepertui sombong, ujub, riya, hasad, buruk sangka, dengki, senang dipuji dan berbagai penyakit hati yang lainya. Pahamilah!
7) Diampuni dosa
Nabi bersabda:
من قال لا اله الله محمد رسول الله مرة غفر له ذنوبه وان كانت مثل زبد البحر
“Barang siapa mengucapkan laailaaha illallah Muhammadurrasuulullaah satu kali maka diampuni dosanya meskipun dosanya bagaikan busa lautan, karena banyaknya”
Syaikh Muhammad Alwi al-Maliki al-Husaini di dalam kitabnya “abwab al-Faraj” menjelaskan faidah zikir sebagai berikut:
1. Berzikir mengenyahkan dan menghancurkan syaithan
2. Berzikir menjadi sebab Allah rida kepada yang berzikir
3. Berzikir menghilangkan kerisauan hati
4. Berzikir mendatangkan ketenangan di dalam hati
5. Berzikir meningkatkan potensi (kekuatan) hati dan badan
6. Berzikir menambah cahaya pada wajah dan hati
7. Berzikir mendatangkan rizqi
8. Berzikir menambah wibawa pada pribadi yang melakukannya
9. Berzikir menyebabkan Allah cinta kepada yang selalu berzikir kepada-Nya
10. Berzikir meningkatkan taqarrub kepada Allah
11. Berzikir menambah rasa mawas diri (muhasabah) sampai ia dapat masuk ke pintu ihsan, sehingga ia dapat menyembah Allah dengan perasaan seakan-akan ia sedang melihat Allah (al-ma’rifah)
12. Berzikir menambah rasa kembali kepada Allah
13. Berzikir membuka selebar-lebarnya pintu ma’rifat
14. Berzikir menyebabkan Allah mengingat kepada yangmelakukannya
15. Berzikir dapat menghidupkan hati seseorang
16. Berzikir memberi makan kepada hati dan roh
17. Berzikir menambah hati bersih
18. Berzikir menggugurkan dosa-dosa
19. Berzikir menghilangkan rasa sepi
20. Berzikir menyelamatkan seseorang dari siksa Allah
21. Berzikir menyebabkan turunnya ketenangan dan rahmat Allah
22. Berzikir menyebabkan para malaikat datang di majlis-majlis zikr
23. Berzikir memberikan rasa bahagia kepada yang melakukannya
24. Berzikir memberi keamanan pada seseorang di hari kiamat
25. Berzikir mendatangkan karunia Allah yang lebih besar dari karunia yang diberikan kepada orang-orang yang meminta (berdo’a)
26. Berzikir merupakan ibadah yang paling ringan dan paling utama
27. Berzikir menambah tanaman surga
28. Berzikir mendatangkan berbagai keutamaan bagi pelakunya
29. Berzikir menghindarkan seseorang dari lupa yang dapat membawa kesengsaraan seseorang di dunia dan akhirat
30. Berzikir membrikan cahaya bagi orang yang melakukannya sewaktu di dunia dan ketika berada di kuburnya
31. Berzikir membangunkan hati dari lalai
32. Berzikir membuahkan pengetahuan-pengetahuan yang berguna
33. Berzikir menyebabkan kebersamaan antara yang berzikir dengan Tuhannya
34. Berzikir membandingi membebaskan hamba sahaya dan menafkahkan harta
35. Berzikir merupakan puncak syukur kepada Allah
36. Berzikir melunakan sipat kerasnya hati
37. Berzikir mendatangkan anugrah dan mencegah malapetaka.
38. Berzikir menyebabkan Allah dan para malaikatnya bersalawat kepada para pelakunya
39. Berzikir menyebabkan Allah membanggakan pelakunya di depan para malaikat
40. Seseorangyang gemar berzikir akan masuk surga sambil ketawa
41. Berzikir memberi potensi untuk tha’at
42. Berzikir memberi potensi dan kemauan keras (etos kerja yang tinggi).
43. Gedung-gedung di surga terus di bangun selama masih ada seseorang yang berzikir
44. Berzikir menyebabkan para malaikat memohonkan ampun bagi para pelakunya
45. Berzikir menyebabkan gunung-gunung dan lembah-lembah bergembira
46. Memperbanyak berzikir menyebabkan terjauh dari sifat munafiq
47. Berzikir menyebabkan rasa lezat di hati pelakunya. Karena itu majlis zikir disebut kebun-kebun surga
48. Berzikir di jalan , di rumah, di waktu bepergian maupun diwaktu akan menetap akan menjadi saksi bagi pelakunya di hari kiamat
49. Orang yang berzikir diberi wajah yang cerah sewaktu di dunia dan diberi cahaya sewaktu di akhirat
50. Berzikir menyebabkan Allah mengakui keimanan seorang hamba
51. Berzikir menyebabkan seseorang mendapat keuntungan yang berlimpah-limpah
52. Berzikir di waktu senang menyebabkan Allah memperhatikan pelakunya di kala susah
53. Berzikir menyembuhkan hati yang sakit.
d. Dalil-dalil Zikir
1) Dari Ibnu Mas’ud ra. Ia berkata: “Gunung yang satu dengan gunung yang lain saling bertanya: “Apakah di tempatmu ada seorang yang berzikir hari ini? Jika dijawab: “Ya, ada” maka gunung yang bertanya menjadi gembira, kemudian Ibnu Mas’ud membacakan firman Allah:
Laqad ji’tum syaian iddā takādussamāwātu yatafaththarna minhu ..” Kemudian ia berkata: Apakah mereka hanya boleh mendengar kata-kata yang baik? (H. R. Baihaqi, Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani).
2) Ketika Ibnu Abbas membacakan firman Allah:
فما بكت عليهم السماء والارض
“Maka langit-langit dan bumi tidak menangisi kematian mereka”(ad-Dukhan: 29).
Ibnu Abbas berkomentar: Jika seorang mukmin meninggal dunia, tempat-tempat yang biasa ditempati olehnya untuk salat dan berzikir akan menangisi kematiannya”.
3) Hadis riwayat Ibnu Abbas sebagai berikut:
ان رفع الصو ة بالذكر حين ينصرف الناس من المكتوبة كان على عهد رسولالله قال ابن عباس: كنت اعلم اذا انصرفوا بذالك اذا سمعته
“Di masa Rasulullah saw ketika jama’ah meninggalkan tempat salat jama’ahnya, maka mereka berzikir dengan suara yang keras. Dan aku tahu, ketika itu mereka melakukan hal itu, akupun mendengarkannya”
4) Dari Abi Jauza’ra. Berkata: Rasulullah saw. Bersabda;
اكثروا ذكرالله حتي يقول المنا فقون انكم مراؤون
“Banyaklah berzikir kepada Allah sampai orang-orangmunafiq menuduh kalian melakukan riya (H. R. Baihaqi, Ibnu Abi Syaibah dan Ahmad).
e. Talqīn dan Bai’at
Untuk dapat mengamalkan zikir khas (yakni zikir dalam TQN), begitu juga amalan-amalan yang lainnya, seorang salik (murid) mesti memulai dengan proses “talqin”. Talqin ialah peringatan guru kepada murid. Sedangan bai’at adalah kesanggupan dan kesetiaan murid di hadapan gurunya untuk mengamalkan dan mengerjakan segala kebajikan yang diperintahkannya.
Allah berfirman:
واوفوا بعهد الله اذا عاهدوا ولا تنقضوا الايمان بعد توكيدها وقد جعلتم الله عليكم كفيلا
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah jika kamu berjanji dan janganlah kamu mebatalkan sumpah-sumpahmu sesudah kamu meneguhkannya dan kamu telah menjadikan Allah sebagai saksi kalian (terhadap sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat (an-Nahl: 91)
ان الذين يبايعونك انما يبايعون الله يدالله فوق ايديهم فمن تكث فانماينكث على نفسه ومن اوفى بما عاهد عليه الله فسيؤتيه اجرا عظيما
Sesunguhnya orang-orang yang berbai’at kepadamu, mereka berbai’at kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, barang siapa melanggar janjinya niscayua akibat melanggar janjinya akan menimpa dirinya sendiri dan barang siapa memenuhi janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar (al-Fath: 10).
Nabi bersabda:
بايعوني علي ان تشركوا بالله شيئا ولا تسرقوا ولا تزنوا ولا تقتلوا اولادكم ولا تأتوا ببهتان تفترونها بين ايديكم وارجلكم ولا تعصوا في معروف فمن وفي منكم فاجره على الله ومن اصاب من ذلك شيئا فعوقب في الدنيا فهو كفارة له ومن اصاب من ذلك شيئا تم ستره الله عز و جل فهو الى الله ان شاء عاقبه فبايعناه على ذلك
Berbaiatlah kalian kepadaku bahwa kalian tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatu, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anak kalian, tidak akan berbuat dusta dan tidak akan melanggar perbuatan yang ma’ruf. Barang siapa di antara kalian yang memenuhi bai’at ini maka pahalanya disediakan di sisi Allah. Dan barang siapa yang melanggar salah satu di antaranya, maka ia akan diberi sangsi di dunia, dan sangsi itu sebagai penebus dosanya. Dan barang siapa yang melanggar salah satu di antaranya, kemudian Allah menutupi dosanya, maka putusannya terserah kepada Allah, mungkin Allah mema’afkannya dan mungkin pula menyiksanya. Kata ‘Ubadah bin Samit, maka kami berbai’at kepada beliau untuk masalah-masalah itu.(H. R. Bukhari).
Ibnu ‘Arabi menganggap bahwa talqin adalah proses pemasukan nūr nubuwwah ke dalam hati salik. Di dalam talqin secara spiritual terjadi proses penanaman cahaya iman, sekaligus dijelaskan pula secara sarih (jelas) bagaimana cara berzikir (kaifiyyat az-Zikr) agar cahaya iman dapat tumbuh subur sehingga menghasilkan amal salih. Talqin hanya bisa dilakukan oleh seorang Guru Mursyid. Guru mursyid adalah seorang guru spiritual yang telah mendapat izin dari Rasulullah melalui guru-gurunya secara ittisāl (bersambung).
Banyak hadis yang menerangkan bagaimana Nabi menalqin sahabat-sahabatnya. Ada talqin yang dilakukan secara berjama’ah dan ada yang dilakukan secara munfarid (sendiri-sendiri).
Talqin secara jama’ah, diceritakan oleh Syaddad bin Aus ra.:
Pada suatu waktu kami berada di dekat Nabi saw. Nabi bersabda: Apakah ada di antara kalian orang asing? Saya menjawab”Tidak ada”. Lalu Rasulullah menyuruh menutup pintu dan bersabda: “Angkat tanganmu dan ucapkanlah Laailaaha illallah” Seterusnya beliau bersabda; “Segala puji bagi Allah wahai Tuhanku, Engkau telah mengutus aku dengan kalimat ini dan Engkau menjadikan dengan ucapannya karunia surga kepadaku dan bahwa Engkau tidak sekali-kali menyalahi janji”. Kemudian beliau bersabda: Aku sampaikan kabar gembira buat kamu bahwa Allah Swt telah mengampuni dosa-dosa kamu semua”.
Adapun talqin yang dilakukan secara munfarid (perorangan), antara lain diterangkan dalam hadis berikut ini:
Sayyidina Ali bertanya kepada Rasulullah: “Ya Rasulullah tunjukilah aku jalan yang paling dekat dan paling mudah kepada Allah dan jalan paling utama yang dapat ditempuh oleh hamba-hamba menuju Allah? Rasulullah bersabda: Hendaklah kamu lakukan dzikrullah secara kontinyu (dawām az-Aikr), dan ucapan yang paling utama yang aku lakukan dan dilakukan pula oleh para Nabi sebelumku yaitu kalimah Laailaahaillallaah. Jika ditimbang tujuh petaka langit dan bumi dalam satu daun timbangan, dan kalimah Lāilāhaillallāh dalam satu timbangan yang lainnya, maka kalimah lāilāhaillallāh akan lebih berat.
Kemudian Rasulullah bersabda: Wahai Ali tidak akan terjadi kiamat jika di atas muka bumi ini masih ada orang yang mengucapkan Lāilāhaillallāh. Ali bertanya bagaiana cara aku berzikir ya Rasulullah?
Nabi menjawab: Pejamkan kedua matamu dan dengar aku mengucapkan tiga kali, kemudian engkau mengucapkan tiga kali pula, sedang aku mendengarkannya. Maka berkatalah Rasulullah Lāilāhaillallāh tiga kali sedangkan kedua matanya dipejamkan, dan suaranya dikeraskan, Ali mendengarnya. Kemudian Ali ra. Mengucapkan Lāilāhaillallāh tiga kali, dan Nabi mendengarkannya.
Sedangkan talqin zikir khafi, dilakukan dengan itsbat tidak dengan nafyi, yaitu dengan lafaz ism Zat (Allah). Allah berfirman:
قل الله ثم ذرهم في حوضهم يلعبون
Katakanlh “Allah” kemudian tinggalkan sifat mereka bermain-main di dalam kesesatan (al-An’am: 91).
f. Tujuh Latifah Sasaran Dzikir
1. Latifah al-Qalb. Nafsu yang ada padanya adalah; 1) al-Laumu: Mencaci, 2) al-Hawā: Keinginan, 3) al-Makr: Berbuat keonaran 4) al-’Ujb: Ujub, 5) al-Gībah: Menceritakan kejelekan orang lain, 6) ar-Riyā: Beramal ingin kelihatan, 7) ad-Dzulm: Aniaya, 8) al-Kizb: Dusta, 9) al-Gaflah: lupa.
Allah berfirman dala surat al-Qiyamah: 2-3:
وَلَآ أُقۡسِمُ بِٱلنَّفۡسِ ٱللَّوَّامَةِ ٢ أَيَحۡسَبُ ٱلۡإِنسَٰنُ أَلَّن نَّجۡمَعَ عِظَامَهُۥ ٣
Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri. Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?
Maksudnya: bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal Kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.
2. Latifah ar-Rūhi. Adapun nafsu yang bersarang padanya adalah nafsu al-Mulhimah. Selengkapnya nafsu yang mengirinya adalah 1) as-Sakhāwah: sipat dermawan, 2) al-Qonā’ah: Merasa puas dengan apa yang ada, 3) al-Hilm: Murah hati, 4) at-Tawādhu’: Rendah hati, 5) at-Taubah: Kembali kepada Tuhan 6) as-Sabr: Sabar 7) at-Tahammulu: Menahan diri.
Dalam surat as-Syams: 8, Allah berfirman:
فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَىٰهَا ٨
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
3. Latifah as-Sirr. Nafsu yang ada padanya adalah nafsu al-Muthmainnah. Pasukannya 1) al-Jūd: Suka berbagi, 2) at-Tawakkal: Berserah diri kepada Allah, 3) al-’Ibādah, 4) as-Syukr: Berterima kasih, 5) ar-Ridha: Rela terhadap ketentuan Tuhan 6) al-Khosyah: Takut melawan larangan Allah.
Dalam surat Yunus ayat 7 Allah berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يَرۡجُونَ لِقَآءَنَا وَرَضُواْ بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَٱطۡمَأَنُّواْ بِهَا وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَنۡ ءَايَٰتِنَا غَٰفِلُونَ ٧
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (Tidak percaya akan) pertemuan dengan kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat kami,
Mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.
4. Latifah al-Khafi. Nafsu yang bertempat padanya adalah nafsu al-Mardiyyah. Pasukannya: 1) Khusn al-Khulq: Sikap yang baik, 2) Tarku ma siwallah Meninggalkan segala sesuatu selain Allah, 3) al-Lutf bi al-Khalq: Lemah lembut kepada makhluk, 4) al-Haml ’ala s-Salah: Senantiasa mengajak kepada kemaslahatan, 5) as-Safh ’an Dzunūb al-Gair: Memaafkan terhadap kesalahan orang lain, 6) al-Mail bi al-Khalq: Simpatik kepada sesama makhluk, 7) al-Hub ila al-Khalq: Cinta kepada makhluk.
Dalam surat al-Fajr ayat 27-28, Allah berfirman:
يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ ٢٧ ٱرۡجِعِيٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةٗ مَّرۡضِيَّةٗ ٢٨
Hai jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
5. Latifah al-Akhfa. Nafsu yang ada padanya adalah nafsu al-Kāmilah. Pasukannya: 1) ’Ilm al-Yaqīn, 2) ’Ain al-Yaqīn, 3) Haq al-Yaqīn.
ٱلۡيَوۡمَ يَئِسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَٱخۡشَوۡنِۚ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ فِي مَخۡمَصَةٍ غَيۡرَ مُتَجَانِفٖ لِّإِثۡمٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٣
Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] Karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (al-Maidah: 3).
6. Latifah an-nafsi. Nafsu yang ada padanya adalah nafsu al-Ammārah. Pasukannya 1) al-Bukhl: Kikir, 2) al-Hirs: Tamak/ loba, 3) al-Hasad: Dengki, 4) al-Jahl: Bodoh, 5) al-Kibr: Sombong, 6) as-Syakhāwah: Nafsu Biologis, 7) al-Gadab: Marah.
وَمَآ أُبَرِّئُ نَفۡسِيٓۚ إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيٓۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٥٣
Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.
7. Latifah al-Qolab. Nafsu yang bertempat padanya adalah nafsu rǒdiyah. Pasukannya: 1) al-Karam: Mulia, 2) az-Zuhd: Meninggalkan kemewahan, 3) al-Ikhlās, 4) al-Wara’: Bersikap hati-hati 5) ar-Riyādoh: Berlatih ruhani, 6) al-Wafā: Menepati janji.
Allah berfirman:
إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلَٰقٍ حِسَابِيَهۡ ٢٠ فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ ٢١ فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٖ ٢٢
Sesungguhnya Aku yakin, bahwa Sesungguhnya Aku akan menemui hisab terhadap diriku.Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, Dalam syurga yang tinggi,
Praktek Amalan Dzikir TQN Pondok Pesantren Suryalaya
Kitab Uquudul Jumaan,merupakan tuntunan bagi para ikhwan/akhwat di dalam melaksanakan amaliah Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya. Seperti pelaksanaan dzikir berupa kalimah Thayibah bagi para ikhwan/akhwat TQN Pondok Pesantren Suryalaya merupakan amalan harian yang dilaksanakan setiap ba’da shalat fardhu maupun shalat sunat dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Bilangan dzikir kalimah Thayibah bagi ikhwan/akhwat TQN setiap melaksanakan tidak boleh kurang dari 165 kali, lebih banyak lebih baik dengan ketentuan diakhiri hitungan bilangan ganjil.
2. Bagi ikhwa/akhwat yang memiliki kesibukan atau sedang dalam safar (perjalanan), boleh dzikir dengan bilangan 3 kali, tapi bisa di ganti (Qadha) di lain waktu ketika senggang. Sebaiknya malam hari sebelum tidur atau setelah shalat malam.
3. Pelaksanaan amaliah dzikir sebaiknya dilaksanakan dengan berjamaah dengan suara keras sehingga diharapkan dapat menghancurkan kerasnya hati kita yang diliputi sifat-sifat madzmumah (buruk) diganti dengan sifat mahmudah (baik), sehingga berbekas membentuk perilaku pengamalnya, yaitu pribadi pengamal dzikir yang berakhlak mulia berbudi luhur sebagai buahnya dzikir.
Di bawah ini penulis cantumkan praktek amalan dzikir yang dilaksanakan setiap hari setelah selesai shalat fardhu. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. An-Nisa Ayat 103
فَإِذَا قَضَيۡتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ
“ Apabila telah selesai shalat, maka berdzikirlah.”

ah dalam tarekat yang lain. Kalau pun ada kesamaan, kemungkinan dalam beberapa hal saja karena memang sumber ajarannya sama-sama dari Rasulullah. Amaliyah yang bersifat spiritual ini harus diamalkan oleh siapa saja yang telah menyatakan diri melalui “talqin” sebagai murid dan ikhwan bagi Guru Mursyid dalam komunitas tarekat termaksud. Amaliyah tersebut merupakan amalan yang maha penting yang musti dilakukan oleh murid setelah melakukan amaliyah syar’iyyah yaitu salat fardu.
1. Zikir
Zikir, secara lugawi artinya ingat, mengingat atau eling dalam bahasa Sunda. Dzikir berasal dari bahasa Arab dari kata dzkr yang berarti mengingat atau menyebut. Zikir terbagi dua, ada zikir bimakna ‘am (zikir secara umum) dan ada zikir bimakna khas (zikir dalam arti khusus). Zikir dalam arti yang pertama adalah segala bentuk keta’atan kepada Allah. Sebagai contoh, salat adalah zikir, puasa zikir, zakat zikir, pergi melaksanakan haji ke tanah suci adalah zikir, membaca al-Quran adalah zikir dll. Zikir bimakna ‘am termasuk obyek kajian Ilmu Syari’at. Ibnu Taimiyyah mengatakan:
افضل الذكر قرائة القران
“Zikir yang paling utama adalah membaca al-Quran”
Sedangkan zikir yang dimaksud dalam TQN adalah zikir bimakna khas. Zikir bimakna khas adalah “hudurul Qalbi ma’allah” (hadirnya hati kita bersama Allah). Zikir dalam arti khusus ini terbagi dua 1) zikir jahr dan 2) zikir khafi. Zikir jahr adalah melafalkan kalimah tayyibah yakni “Lāilāha illallāh” secara lisan dengan suara keras dan cara-cara tertentu. Sedangkan zikir khafi adalah ingat kepada Allah dengan zikir isbat saja yaitu mengingat nama “Allah” secara sirr di dalam hati, dengan cara-cara sebagai diterangkan dalam talqin.
Para sufi sepakat bahwa zikrullah secara istiqamah adalah metode paling efektif untuk membersihkan hati dan mencapai kehadiran Allah. Obyek segenap ibadah ialah zikrullah (mengingat Allah), dan dengan terus-menerus mengingat Allah lahirlah (mahabbah) cinta kepada Allah serta mengosongkan hati dari kecintaan dan keterikatan pada dunia yang fana ini.
Mengapa kalimah tayyibah yang menjadi amalan TQN? Sebab menurut al-Qur’an sendiri, demikian juga menurut hadis Nabi, kalimah tayyibah adalah kalimah tauhid, kalimah ikhlas, kalimah yang paling agung, paling besar manfa’atnya dan paling berbekas ke dalam hati manusia yang membacanya.
Allah berfirman:
افضل الذكر فاعلم انه لااله الاالله
“Zikir yang paling utama ialah melafalkan Lāilāha illallāh (Tidak ada tuhan kecuali Allah)”
Nabi bersabda:
افضل ما قلت انا والنبيون من قبلي لا اله الاالله
“Ucapan yang paling utama yang aku ucapkan dan para Nabi sebelumku adalah kalimah Lāilāha illallāh (Tidaka ada tuhan kecuali Allah)”
Dalam hadis yang lain Nabi bersabda:
من قال لا اله الاالله خالصا مخلصا د خل الجنة
Barangsiapa mengucapkan Lāilāha illallāh dengan ikhlas pasti masuk surga
Baik zikir jahr maupun zikir khafi mempunyai landasan yang kuat dari al-Quran dan tradisi Rasulullah saw.
Dalil-dalil zikir dalam al-Quran
الذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم
“Orang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan dalam keadaan berbaring” ( QS. 3 : 191 )
افمن شرح الله صدره للا سلام فهو على نور من ربه فويل للقاسية قلوبهم من ذكرالله أولائك في ضلال مبين
“Barang siapa yang dibuka dadanya untuk Islam maka ia berada di tengah-tengah nur Tuhannya, neraka wel bagi orang-orang yang keras hatinya dari zikrir kepada Allah, mereka itu berada dalam kesesatan yang nyata” ( QS. 39 : 22 )
واذكر اسم ربك وتبتل اليه تبتيلا
“Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan” ( QS. 73: 8)
فاذكرونى اذكركم
“Maka berzikirlah kepada-Ku, pasti Aku akan mengingatmu,…” (QS. 2: 152).
Orang-orang yang berzikir baik laki-laki maupun perempuan akan mendapat ampunan Tuhan. Allah berfirman:
والذاكرين الله كثيرا والذاكرات أعد الله لهم مغفرة واجرا عظيما
“…Bagi orang-orang baik laki-laki mapun perempuan yang banyak berzikir kepada Allah – bagi mereka itu Allah menyediakan ampunan dan pahala yang besar” (QS. 33: 35).
Seorang sufi tabi’in, Hasan Basri sehubungan dengan ayat di atas, menyatakan:
Carilah kegembiraan dalam tiga hal: Satu dalam salat, dua ketika berzikir dan ketiga ketika membaca a-Qura’an. Jika kamu tidak melakukannya ketahuilah bahwa kamu adalah budak-budak yang terbelenggu dengan dunia,. Namun tentu saja, bahwa hal ini bukanlah tiga jumlahnya, melainkan satu; sebab salat dan membaca al-Quran termasuk zikir. Kemudian, zikir adalah nama al-Quran itu sendiri (yakni az-Zikr), dan salat dimaksudkan untuk mengingat Allah (zikir kepada Allah). Allah berfirman: “Dirikanlah salat untuk mengingat-Ku”( QS. 20: 14).
Melupakan Allah sama artinya dengan melupakan diri sendiri. Allah berfirman:
ولا تكونوا كالّذين نسوا الله فأنساهم انفسهم أولئك هم الفاسقون
“Dan janganlah kamu seperti orang yang melupakan Allah, lalu Allah pun membuat mereka melupakan diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik” (QS. 59: 19).
Dalam kacamata sufistik, orang yang melupakan diri sendiri termasuk orang-orang yang sesat. Allah menyatakan dalam, firman-Nya:
ومن يعش عن ذكر الرحمن نقيّض له شيطانا فهو له قرين
“Dan barang siapa berpaling dari mengingat Tuhan Yang Maha Pemurah, Kami suruh setan akan menjadi temannya yang akrab” (QS. 43: 36).
استحوذ عليهم الشيطان فأنساهم ذكر الله أولئك حزب الشيطان الا انّ حزب الشيطان هم الخاسرون
“Syaithan telah menguasai mereka, lalu membuat mereka lupa mengingat Allah. Mereka adalah golongan syaitan. Ketahuilah, sungguh, golongan syaitan akan merugi” (QS. 58: 19).
Berzikirlah secara dawam, seperti diamanatkan al-Quran:
واذكر اسم ربك وتبتل اليه تبتيلا
“Dan ingatlah serta sebutlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati” (QS. 73: 8)
ولذكر الله أكبر
… Sungguh, mengingat Allah adalah yang paling penting (dalam kehidupan),.. (QS. 29: 45)
يأيّها الّذين امنوا اذكر الله ذكرا كثيرا وسبّحوه بكرة واصيلا
“Wahai orang-orang yang beriman! Berzikirlah dan ingatlah nama Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang” (QS 33:41-42)
Dalil-dalil Dzikir dalam Hadis Rasulullah saw.
جددوا ايمانكم قالوا كيف نجدد ايماننا يا رسول الله قال بكثرة قول لااله الاالله
“Perbaharuilah iman kamu sekalian!. Para sahabat bertanya: Bagaimana cara kami memperkuat dan memperbaharui imna itu ya Rasulallah? Rasul bersabda ialah dengan memperbanyak ucapan laailaaha illallaah”
Sabda Rasululah saw.
ذكرالله علم الايمان وحصن من الشيطان وبرائة من النفاق وحرز من النيران
“Zikir kepada Allah adalah tanda iman dan benteng dari syaitan, bebas dari kemunafikan dan prisai dari api neraka”
اكثروا ذكرالله على كل حال فانه ليس عمل احب الى الله تعالى ولا انجى للعبد من كل شيئ في الدنيا والاخرة من ذكرالله
“Perbanyaklah zikir kepada Allah dalam segala keadaan sebab tidak ada amal yang paling dicintai Allah dan paling menyelamatkan bagi seorang abdi baik di dunia maupun di akhirat kecuali zikir kepada Allah”
Dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: “Gunung yang satu dengan gunung yang lain saling bertanya: Apakah di tempatmu ada orang yang berzikir hari ini?: “Ya ada” Maka gunung yang bertanya menjadi gembira, kemudian Ibnu Mas’ud membacakan firman Allah:
لقد جئتم شئا ادا يتفطرن منه
“Kemudian ia berkata: Apakah mereka hanya boleh mendengar kata-kata yang baik? (HR. Baihaqi, Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani).
Ketika Ibnu Abbas membacakan firman Allah:
فما بكت عليهم السماء والارض
“Maka langit-langit dan bumi tidak menangisi kematian mereka” (ad-Dukhan: 29)
Ibnu Abbas berkomentar: Jika seorang mukmin meninggal dunia , tempat-tempat yang biasa ia tempati untuk salat dan berzikir kan menangisi kematiannya.
ان رفع الصوة بالذكر حين ينصرف الناس من المكتوبة كان على عهد رسول الله قال ابن عباس: كنت اعلم اذا انصرفوا بذالك اذا سمعتة
“Sesungguhnya mengeraskan suara dengan zikir ketika manusia berahir dari salat fardu memang terjadi di masa Raulullah. Ibnu Abbas berkata: Aku tahu ketika mereka melakukan hal itu, akupun mendengarnya”
Dari Ibnu Abi Jauzi berkata Rasulullah bersabda:
اكثروا ذكرالله حتى يقول المنافقون انكم مرائون
“Perbanyaklah zikir kepada Allah sehingga orang-orang munafiq berkata kalau kamu adalah orang-orang yang riya”
Abdullah ibn Nasr menuturkan:
Seorang sahabat berkata : “Ya Rasulallah, aku demikian banyak terbebani oleh perintah-perintah dalam Syari’ah. Berilah aku nasihat ihwal sesuatu yang mesti ku pegang erat-erat” Nabi bersabda: “Hendaknya lidahmu tidak pernah berhenti mengingat dan menyebut-nyebut nama Allah”.
Abu Darda meriwayatkan dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Maukah aku beritahukan kepadamu amalan-amalan yang dipandang oleh Tuhanmu sebagai lebih baik dan lebih utama, yang menjadi sarana menaikan derajatmu dan yang lebih baik ketimbang memberi sedekah berupa emas dan perak dan bahkan lebih baik ketimbang memerangi musuhmu, entah dalam keadaan membunuh mereka atau atauy kamu terbunuh oleh merea? Mereka menjawab: “Ya Rasulallah” Selanjutnya Rasul bersabda: “Berzikir kepada Allah”.
Dalam hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah Nabi bersabda:
“Orang-orang yang tidak terikat dan bebas telah lebih dulu unggul” demikian kata Nabi. Para sahabat bertanya: Ya Rasulallah, siapakah orang-orang yang tidak terikat dan bebas itu? Nabi menjawab “Laki-laki dan perempuan yang tidak henti-hentinya berzikir kepada Allah”
Dari Abu Musa Nabi bersabda: “Seseorang yang berzikir kepada Allah laksana orang yang hidup, dan orang yang tidak berzikir bagaikan orang yang mati, yakni orang yang mengingat Allah adalah hidup dan orang yang tidak mengingat Allah adalah mati” (HR. Bukhari).
Dari Abi Hurairah menuturkan bahwa Nabi bersabda, Allah berfirman: “Aku bersama hamba-hamba-Ku manakala ia mengingat-Ku dan bibirnya hanya bergerak menyebut-nyebut nama-Ku” (HR. Bukhari).
a. Kaefiyat Berzikir (Cara Berzikir)
Dalam kitab Miftah as-Sudur dijelaskan bagaimana cara berzikir yang benar sebagai amalan dalam TQN, baik zikir jahr maupun zikir khafi. Selengkapnya penulis kutip sebagai berikut:
Orang yang berzikir memulai dengan ucapan Laa dari bawah pusat dan diangkatnya sampai ke otak dalam kepala, sesudah itu diucapkan Ilaaha dari otak dengan menurunkannya perlahan-lahan ke bahu kanan. Lalu memulai lagi mengucapkan Illallaah dari bahu kanan dengan menurunkan kepala kepada pangkal dada di sebelah kiri dan berkesudahan pada hati sanubari di bawah tulang rusuk lambung dengan menghembuskan lafazh nama Allah sekuat mungkin sehingga terasa geraknya pada seluruh badan seakan-akan di seluruh bagian badan amal yang rusak itu terbakar dan memancarkan Nur Tuhan. Getaran itu meliputi seluruh bidang latifah sehingga dengan demikian tercapai makna tahlil yang artinya “Tidak ada yang dimaksudkan melainkan Allah”. Kalimat nafyi melenyapkan seluruh wujud sesuatu yang baru daripada pandangan dan ibarat, lalu berubah menjadi pandangan fana dari kalimat isbat ditegakkanlah dengan tegak dalam hati dan kepada Zat Yang Maha Besar, lalu memandang wujud Dzat Allah dengan pandangan yang baqa.
Setelah selesai dzikir dengan bilangan ganjil (minimal 165 kali), dapatlah kita pada akhirnya membaca : Sayyiduna Muhammadun Rasuulullaah Shollallahu ‘alaihi wasallam.
b. Syarat-syarat Berzikir
Pertama, hendaklah orang yang akan berzikir mempunyai wudu secara sempurna. Kedua, hendaklah ia berzikir melakukannya dengan suara keras sehingga hasil cahaya zikir terpancar di dalam hati pelakunya jadilah hati akibat cahaya ini menjadi hidup abadi hingga ke kehidupan ukhrawi.
Untuk lebih jelasnya syarat zikir dimaksud dijelaskan dalam kitab Muftah as-Sudur dan juga dalam kitab Tanwir al-Qulub sebagai berikut:
وشرا ئطه ثلاث ان يكون الذاكر على وضوء تام وان يذكر بضرب شديد وصوت قوي حتى تحصل انوار الذكر فى بواطن الذاكرين وتصير قلوبهم احياء
Syarat-syarat berzikir ada tiga macam
a) hendaklah orang yang berzikir mempunyai wudu yang sempurna
b) Hendaklah orang yang berzikir melakukannya dengan gerakan yang kuat
c) Berzikir dengan suara keras sehingga dihasilkan cahaya zikr di dalam batin orang-orang yang berzikir dan menjadi hiduplah hati-hati mereka.
Firman Allah:
لايذوقون فيها الموت الاالموتة الاولى
Mereka tidak merasa di dunia ini kecuali mati yang hanya satu kali saja
Nabi bersabda:
المؤمنون لايموتون بل ينقلون من دار الفناء الى دار البقاء
Orang-orang beriman tidak mati tetapi mereka pindah dari tempat fana ke tempat baqa (abadi)
Nabi bersabda:
الانبياء والاولياء يصلون فى قبورهم كما يصلون فى بيوتهم
Para Nabi demikian juga para wali mereka salat di dalam kuburnya seperti halnya mereka salat di rumah-rumahnya
Dan yang dimaksud tentu saja bukan salat secara zahir yang ada ruku dan sujud tetapi ia bermunajat kepada Allah dan Allah pun memberi hidayah dan ma’rifah. Orang ‘arif mengagungkan Allah dengan cara menambah munajat secara ruhani, sebab hatinya tidak mati.
Nabi bersabda:
تنام عيني ولاتنام قلبي
“Dua mataku tidur tetapi hatiku tidak tidur”
Dalam hadis yang lain Nabi saw. bersabda:
من مات في طلب العلم بعث الله في قبره ملكين يعلمانه علم المعرفة الى يوم القيامة وقام من قبره عالما وعارفا
“Barang siapa mati ketika mencari ilmu, Allah akan mengurtus di kuburnya dua orang malaikat yang akan mengajarkan ilmu ma’rifah hingga hari kiamat dan kelak ia akan bangkit menjadi alim dan ‘arif”.
Kata Syaikh Abdul Qadir al-Jilani yang dimaksud dua malaikat adalah ruhani Nabi saw dan ruhani wali rahimahullah. Sebab malaikat tidak akan dapat masuk ke alam ma’rifat . Nabi bersabda:
كم من شخص مات جاهلا وقام من قبره عالما وعارفا وكم من شخص مات عالما وقام يوم القيامة جاهلا او فاسقا ومفلسا
Sering terjadi orang bodoh mati tetapi ia bangkit dari kuburnya menjadi ‘alim dan ‘arif, sebaliknya seringkali orang ‘alim mati tetapi ia bangkit dari kuburnya menjadi bodoh, fasik dan muflis.
Di dalam kitab Tanwīr al-Qulūb, disebutkan bahwa etika berzikir itu adalah sebagai berikut:
1. Bersih dari hadas dan najis
2. Berzikir di tempat yang sepi dari keramaian
3. Khusu dalam pelaksanaannya hingga engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat Allah, jika kamu tidak melihat Allah maka yakinilah bahwa Allah melihat engkau.
4. Orang-orang yang hadir mengkuti zikir mendapat izin dari Syaikh Mursyidnya (telah diatalqin).
5. Menutup pintu supaya tidak ada gangguan
6. Memejamkan dua mata dari awal hingga akhir
7. Bersungguh-sungguh dalam mengenyahkan segala macam gangguan hati sehingga hatinya hanya konsentrasi kepada Allah
8. Duduk tawarruk dengan tumakninah.
c. Faidah Zikir
Di dalam kitab Miftāh as-Sudūr disebutkan bahwa di antara faidah zikir itu ialah:
1) Memperbaharui Iman, Rasulullah Saw bersabda :
جدّدوا ايمانكم قالوا كيف نجدّدايماننا يا رسول الله ؟ قال بكثرة قول لااله الاّ الله
Perbaharuilah imanmu, sahabat bertanya : Bagaimana kami meperbaharui Iman kami ya Rosulalloh ? Nabi menjawab, dengan memperbanyak Ucapan Laailaaha Illalloh.
2) Mengusir syaitan dari diri kita.
Mengenai hal ini Nabi bersabda:
اضنوا شياطنكم بقول لاالاه الاالله محمد رسول الله
“Jauhkanlah Syaitanmu itu dengan ucapan Laailaaha illallah Muhammadurasuululah”
Sabda Nabi dalam hadis yang lain:
ما منكم من احد الا وله شيطان قا لوا ولا انت يا رسول الله قال صلى الله عليه وسلم ولا انا الا ان الله تبارك وتعالى قد اعاننى عليه فاسلم
“Tidak ada seorang pun yang sunyi berdampingan dengan Syaitan, Kata sahabat: Engkaupun tidak disertai oleh syaitan ya Raulallah? “Akupun tidak sunyi dengan keadaan demikian, kecuali bahwa Allah Ta’ala Yang Maha Agung menolongku dari hal seperti ini sehingga selamatlah aku”
ذكرالله حصن من الشيطان (الحديث)
“Zikir kepada Allah SWT, adalah benteng dari godaan syaitan”
Dalam sebuah hadis kudsi Allah berfirman sebagai berikut:
لا اله الا الله حصني فمن قالها دخل حصني ومن دخل حصني امن من عذاب (حديث قدسي)
“Laailaaha illallah adalah benteng-Ku Barangsiapa mengucapkannya, masuklah ia ke dalam benteng-Ku, dan barang siapa masuk ke dalam benteng-Ku maka amanlah ia dari azab-Ku”
3) Mendapatkan ketenangan, ketentraman dan sekaligus menghilangkan kebimbangan, lupa dan gundah gulana.
يا ايها الذين امنوا أذكروا ألله ألا بذكرالله تطمئن القلوب
“Allah berfirman: Wahai orang yang beriman berzikirlah kepada Allah dan ingatlah dengan zikir kepada Allah hati menjadi tenang”
“Sesunguhnya orang-orang yang bertakwa apabila hendak digoda segolongan syaitan, maka berzikirlah mereka, sehingga karenanya mereka sadar dan mereka bahagia”
Allah berfirman:
واذكروا مافيه لعلكم تتقون
“Berzikirlah kamu sebagaimana yang diterangkan , mudah-mudahan kamu masuk orang-orang yang takwa” (al-Baqoroh: 63)
4) Memerangi hawa nafsu
Musuh manusia, selain syaitan juga adalah nafsu yang ada di dalam hatinya sendiri. Betapa bahaya serangan nafsu sampai-sampai Nabi sepulangnya dari perang tabuk, menyatakan “Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad besar, sahabat bertanya apa itu perang yang lebih besar ya Rasulallah? Nabi: Jihad melawan hawa nafsu”.
Demikian juga Nabi memandang bahwa jihad melawan nafsu adalah jihad yang paling utama:
افضل الجهاد ان يجاهد الرجل نفسه وهواه
“Jihad yang paling utama adalah jihadnya seorang laki-laki melawan hawa nafsunya”
Syaikh Abdul Qadir al-Jilani menyatakan: Wahai saudara-saudaraku, adapaun tauhid itu membakar syaitan-syaitan yang bersifat manusia dan jin, karena tauhid itu api bagi syaitan dan nur bagi ahli tauhid.
Ahli tauhid menyerang syaitan, sedang ahli musyrik terserang oleh syaitannya.
5) Mendatangkan khusu’ dan dumu’
Zikir adalah amal dalam segala keadaan hati, dan rasa yang dapat mendekatkan diri kepada maqam yaqin, musyahadah dan syuhud, martabat segala yang gaib yaitu benteng Allah Yang Maha Agung. Barang siapa yang masuk ke dalamnya, menjadi amanlah ia daripada segala dosa zahir dan batin(Hadis Qudsi).
Adapun asal zikir ialah merasakan lezat dan manis, maka apabila ia sudah meresap kepadamu tidak ada lain akibatnya melainkan khusu’ dan dumu’ (berlinang air mata), membakar segala kecelaan dalam hati dan rasa, dan tenggelam (dalam kenikmatan). Yang demikian itu alamat kemenangan.
Zikir dapat menyebabkan terbukanya hijab sehingga ia ma’rifat, melihat rahasia besar dan kaefiyat yang agung. Nabi bersabda:
“Zikir dengan Laailaahaillallaah tidak ada balasan baginya kecuali dibuka Tuhan hijab sehingga dimerdekakan Tuhan kepadanya”
6) Menyembuhkan berbagai penyakit hati Abdul Wahab s-Sya’rani menyatakan:
واعلم ان بمداومة ذكرالله تخمد الامراض الباطنة من كبر وعجب ورياء وحسد وسوء ظن وحفد وغل وحب محمدة وغير ذلك فافهم
Ketahuilah sesungguhnya dengan mendawamkan zikrullah maka hilanglah berbagai penyakit hati sepertui sombong, ujub, riya, hasad, buruk sangka, dengki, senang dipuji dan berbagai penyakit hati yang lainya. Pahamilah!
7) Diampuni dosa
Nabi bersabda:
من قال لا اله الله محمد رسول الله مرة غفر له ذنوبه وان كانت مثل زبد البحر
“Barang siapa mengucapkan laailaaha illallah Muhammadurrasuulullaah satu kali maka diampuni dosanya meskipun dosanya bagaikan busa lautan, karena banyaknya”
Syaikh Muhammad Alwi al-Maliki al-Husaini di dalam kitabnya “abwab al-Faraj” menjelaskan faidah zikir sebagai berikut:
1. Berzikir mengenyahkan dan menghancurkan syaithan
2. Berzikir menjadi sebab Allah rida kepada yang berzikir
3. Berzikir menghilangkan kerisauan hati
4. Berzikir mendatangkan ketenangan di dalam hati
5. Berzikir meningkatkan potensi (kekuatan) hati dan badan
6. Berzikir menambah cahaya pada wajah dan hati
7. Berzikir mendatangkan rizqi
8. Berzikir menambah wibawa pada pribadi yang melakukannya
9. Berzikir menyebabkan Allah cinta kepada yang selalu berzikir kepada-Nya
10. Berzikir meningkatkan taqarrub kepada Allah
11. Berzikir menambah rasa mawas diri (muhasabah) sampai ia dapat masuk ke pintu ihsan, sehingga ia dapat menyembah Allah dengan perasaan seakan-akan ia sedang melihat Allah (al-ma’rifah)
12. Berzikir menambah rasa kembali kepada Allah
13. Berzikir membuka selebar-lebarnya pintu ma’rifat
14. Berzikir menyebabkan Allah mengingat kepada yangmelakukannya
15. Berzikir dapat menghidupkan hati seseorang
16. Berzikir memberi makan kepada hati dan roh
17. Berzikir menambah hati bersih
18. Berzikir menggugurkan dosa-dosa
19. Berzikir menghilangkan rasa sepi
20. Berzikir menyelamatkan seseorang dari siksa Allah
21. Berzikir menyebabkan turunnya ketenangan dan rahmat Allah
22. Berzikir menyebabkan para malaikat datang di majlis-majlis zikr
23. Berzikir memberikan rasa bahagia kepada yang melakukannya
24. Berzikir memberi keamanan pada seseorang di hari kiamat
25. Berzikir mendatangkan karunia Allah yang lebih besar dari karunia yang diberikan kepada orang-orang yang meminta (berdo’a)
26. Berzikir merupakan ibadah yang paling ringan dan paling utama
27. Berzikir menambah tanaman surga
28. Berzikir mendatangkan berbagai keutamaan bagi pelakunya
29. Berzikir menghindarkan seseorang dari lupa yang dapat membawa kesengsaraan seseorang di dunia dan akhirat
30. Berzikir membrikan cahaya bagi orang yang melakukannya sewaktu di dunia dan ketika berada di kuburnya
31. Berzikir membangunkan hati dari lalai
32. Berzikir membuahkan pengetahuan-pengetahuan yang berguna
33. Berzikir menyebabkan kebersamaan antara yang berzikir dengan Tuhannya
34. Berzikir membandingi membebaskan hamba sahaya dan menafkahkan harta
35. Berzikir merupakan puncak syukur kepada Allah
36. Berzikir melunakan sipat kerasnya hati
37. Berzikir mendatangkan anugrah dan mencegah malapetaka.
38. Berzikir menyebabkan Allah dan para malaikatnya bersalawat kepada para pelakunya
39. Berzikir menyebabkan Allah membanggakan pelakunya di depan para malaikat
40. Seseorangyang gemar berzikir akan masuk surga sambil ketawa
41. Berzikir memberi potensi untuk tha’at
42. Berzikir memberi potensi dan kemauan keras (etos kerja yang tinggi).
43. Gedung-gedung di surga terus di bangun selama masih ada seseorang yang berzikir
44. Berzikir menyebabkan para malaikat memohonkan ampun bagi para pelakunya
45. Berzikir menyebabkan gunung-gunung dan lembah-lembah bergembira
46. Memperbanyak berzikir menyebabkan terjauh dari sifat munafiq
47. Berzikir menyebabkan rasa lezat di hati pelakunya. Karena itu majlis zikir disebut kebun-kebun surga
48. Berzikir di jalan , di rumah, di waktu bepergian maupun diwaktu akan menetap akan menjadi saksi bagi pelakunya di hari kiamat
49. Orang yang berzikir diberi wajah yang cerah sewaktu di dunia dan diberi cahaya sewaktu di akhirat
50. Berzikir menyebabkan Allah mengakui keimanan seorang hamba
51. Berzikir menyebabkan seseorang mendapat keuntungan yang berlimpah-limpah
52. Berzikir di waktu senang menyebabkan Allah memperhatikan pelakunya di kala susah
53. Berzikir menyembuhkan hati yang sakit.
d. Dalil-dalil Zikir
1) Dari Ibnu Mas’ud ra. Ia berkata: “Gunung yang satu dengan gunung yang lain saling bertanya: “Apakah di tempatmu ada seorang yang berzikir hari ini? Jika dijawab: “Ya, ada” maka gunung yang bertanya menjadi gembira, kemudian Ibnu Mas’ud membacakan firman Allah:
Laqad ji’tum syaian iddā takādussamāwātu yatafaththarna minhu ..” Kemudian ia berkata: Apakah mereka hanya boleh mendengar kata-kata yang baik? (H. R. Baihaqi, Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan Thabrani).
2) Ketika Ibnu Abbas membacakan firman Allah:
فما بكت عليهم السماء والارض
“Maka langit-langit dan bumi tidak menangisi kematian mereka”(ad-Dukhan: 29).
Ibnu Abbas berkomentar: Jika seorang mukmin meninggal dunia, tempat-tempat yang biasa ditempati olehnya untuk salat dan berzikir akan menangisi kematiannya”.
3) Hadis riwayat Ibnu Abbas sebagai berikut:
ان رفع الصو ة بالذكر حين ينصرف الناس من المكتوبة كان على عهد رسولالله قال ابن عباس: كنت اعلم اذا انصرفوا بذالك اذا سمعته
“Di masa Rasulullah saw ketika jama’ah meninggalkan tempat salat jama’ahnya, maka mereka berzikir dengan suara yang keras. Dan aku tahu, ketika itu mereka melakukan hal itu, akupun mendengarkannya”
4) Dari Abi Jauza’ra. Berkata: Rasulullah saw. Bersabda;
اكثروا ذكرالله حتي يقول المنا فقون انكم مراؤون
“Banyaklah berzikir kepada Allah sampai orang-orangmunafiq menuduh kalian melakukan riya (H. R. Baihaqi, Ibnu Abi Syaibah dan Ahmad).
e. Talqīn dan Bai’at
Untuk dapat mengamalkan zikir khas (yakni zikir dalam TQN), begitu juga amalan-amalan yang lainnya, seorang salik (murid) mesti memulai dengan proses “talqin”. Talqin ialah peringatan guru kepada murid. Sedangan bai’at adalah kesanggupan dan kesetiaan murid di hadapan gurunya untuk mengamalkan dan mengerjakan segala kebajikan yang diperintahkannya.
Allah berfirman:
واوفوا بعهد الله اذا عاهدوا ولا تنقضوا الايمان بعد توكيدها وقد جعلتم الله عليكم كفيلا
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah jika kamu berjanji dan janganlah kamu mebatalkan sumpah-sumpahmu sesudah kamu meneguhkannya dan kamu telah menjadikan Allah sebagai saksi kalian (terhadap sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat (an-Nahl: 91)
ان الذين يبايعونك انما يبايعون الله يدالله فوق ايديهم فمن تكث فانماينكث على نفسه ومن اوفى بما عاهد عليه الله فسيؤتيه اجرا عظيما
Sesunguhnya orang-orang yang berbai’at kepadamu, mereka berbai’at kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, barang siapa melanggar janjinya niscayua akibat melanggar janjinya akan menimpa dirinya sendiri dan barang siapa memenuhi janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar (al-Fath: 10).
Nabi bersabda:
بايعوني علي ان تشركوا بالله شيئا ولا تسرقوا ولا تزنوا ولا تقتلوا اولادكم ولا تأتوا ببهتان تفترونها بين ايديكم وارجلكم ولا تعصوا في معروف فمن وفي منكم فاجره على الله ومن اصاب من ذلك شيئا فعوقب في الدنيا فهو كفارة له ومن اصاب من ذلك شيئا تم ستره الله عز و جل فهو الى الله ان شاء عاقبه فبايعناه على ذلك
Berbaiatlah kalian kepadaku bahwa kalian tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatu, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anak kalian, tidak akan berbuat dusta dan tidak akan melanggar perbuatan yang ma’ruf. Barang siapa di antara kalian yang memenuhi bai’at ini maka pahalanya disediakan di sisi Allah. Dan barang siapa yang melanggar salah satu di antaranya, maka ia akan diberi sangsi di dunia, dan sangsi itu sebagai penebus dosanya. Dan barang siapa yang melanggar salah satu di antaranya, kemudian Allah menutupi dosanya, maka putusannya terserah kepada Allah, mungkin Allah mema’afkannya dan mungkin pula menyiksanya. Kata ‘Ubadah bin Samit, maka kami berbai’at kepada beliau untuk masalah-masalah itu.(H. R. Bukhari).
Ibnu ‘Arabi menganggap bahwa talqin adalah proses pemasukan nūr nubuwwah ke dalam hati salik. Di dalam talqin secara spiritual terjadi proses penanaman cahaya iman, sekaligus dijelaskan pula secara sarih (jelas) bagaimana cara berzikir (kaifiyyat az-Zikr) agar cahaya iman dapat tumbuh subur sehingga menghasilkan amal salih. Talqin hanya bisa dilakukan oleh seorang Guru Mursyid. Guru mursyid adalah seorang guru spiritual yang telah mendapat izin dari Rasulullah melalui guru-gurunya secara ittisāl (bersambung).
Banyak hadis yang menerangkan bagaimana Nabi menalqin sahabat-sahabatnya. Ada talqin yang dilakukan secara berjama’ah dan ada yang dilakukan secara munfarid (sendiri-sendiri).
Talqin secara jama’ah, diceritakan oleh Syaddad bin Aus ra.:
Pada suatu waktu kami berada di dekat Nabi saw. Nabi bersabda: Apakah ada di antara kalian orang asing? Saya menjawab”Tidak ada”. Lalu Rasulullah menyuruh menutup pintu dan bersabda: “Angkat tanganmu dan ucapkanlah Laailaaha illallah” Seterusnya beliau bersabda; “Segala puji bagi Allah wahai Tuhanku, Engkau telah mengutus aku dengan kalimat ini dan Engkau menjadikan dengan ucapannya karunia surga kepadaku dan bahwa Engkau tidak sekali-kali menyalahi janji”. Kemudian beliau bersabda: Aku sampaikan kabar gembira buat kamu bahwa Allah Swt telah mengampuni dosa-dosa kamu semua”.
Adapun talqin yang dilakukan secara munfarid (perorangan), antara lain diterangkan dalam hadis berikut ini:
Sayyidina Ali bertanya kepada Rasulullah: “Ya Rasulullah tunjukilah aku jalan yang paling dekat dan paling mudah kepada Allah dan jalan paling utama yang dapat ditempuh oleh hamba-hamba menuju Allah? Rasulullah bersabda: Hendaklah kamu lakukan dzikrullah secara kontinyu (dawām az-Aikr), dan ucapan yang paling utama yang aku lakukan dan dilakukan pula oleh para Nabi sebelumku yaitu kalimah Laailaahaillallaah. Jika ditimbang tujuh petaka langit dan bumi dalam satu daun timbangan, dan kalimah Lāilāhaillallāh dalam satu timbangan yang lainnya, maka kalimah lāilāhaillallāh akan lebih berat.
Kemudian Rasulullah bersabda: Wahai Ali tidak akan terjadi kiamat jika di atas muka bumi ini masih ada orang yang mengucapkan Lāilāhaillallāh. Ali bertanya bagaiana cara aku berzikir ya Rasulullah?
Nabi menjawab: Pejamkan kedua matamu dan dengar aku mengucapkan tiga kali, kemudian engkau mengucapkan tiga kali pula, sedang aku mendengarkannya. Maka berkatalah Rasulullah Lāilāhaillallāh tiga kali sedangkan kedua matanya dipejamkan, dan suaranya dikeraskan, Ali mendengarnya. Kemudian Ali ra. Mengucapkan Lāilāhaillallāh tiga kali, dan Nabi mendengarkannya.
Sedangkan talqin zikir khafi, dilakukan dengan itsbat tidak dengan nafyi, yaitu dengan lafaz ism Zat (Allah). Allah berfirman:
قل الله ثم ذرهم في حوضهم يلعبون
Katakanlh “Allah” kemudian tinggalkan sifat mereka bermain-main di dalam kesesatan (al-An’am: 91).
f. Tujuh Latifah Sasaran Dzikir
1. Latifah al-Qalb. Nafsu yang ada padanya adalah; 1) al-Laumu: Mencaci, 2) al-Hawā: Keinginan, 3) al-Makr: Berbuat keonaran 4) al-’Ujb: Ujub, 5) al-Gībah: Menceritakan kejelekan orang lain, 6) ar-Riyā: Beramal ingin kelihatan, 7) ad-Dzulm: Aniaya, 8) al-Kizb: Dusta, 9) al-Gaflah: lupa.
Allah berfirman dala surat al-Qiyamah: 2-3:
وَلَآ أُقۡسِمُ بِٱلنَّفۡسِ ٱللَّوَّامَةِ ٢ أَيَحۡسَبُ ٱلۡإِنسَٰنُ أَلَّن نَّجۡمَعَ عِظَامَهُۥ ٣
Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri. Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?
Maksudnya: bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal Kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.
2. Latifah ar-Rūhi. Adapun nafsu yang bersarang padanya adalah nafsu al-Mulhimah. Selengkapnya nafsu yang mengirinya adalah 1) as-Sakhāwah: sipat dermawan, 2) al-Qonā’ah: Merasa puas dengan apa yang ada, 3) al-Hilm: Murah hati, 4) at-Tawādhu’: Rendah hati, 5) at-Taubah: Kembali kepada Tuhan 6) as-Sabr: Sabar 7) at-Tahammulu: Menahan diri.
Dalam surat as-Syams: 8, Allah berfirman:
فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَىٰهَا ٨
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
3. Latifah as-Sirr. Nafsu yang ada padanya adalah nafsu al-Muthmainnah. Pasukannya 1) al-Jūd: Suka berbagi, 2) at-Tawakkal: Berserah diri kepada Allah, 3) al-’Ibādah, 4) as-Syukr: Berterima kasih, 5) ar-Ridha: Rela terhadap ketentuan Tuhan 6) al-Khosyah: Takut melawan larangan Allah.
Dalam surat Yunus ayat 7 Allah berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يَرۡجُونَ لِقَآءَنَا وَرَضُواْ بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَٱطۡمَأَنُّواْ بِهَا وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَنۡ ءَايَٰتِنَا غَٰفِلُونَ ٧
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (Tidak percaya akan) pertemuan dengan kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat kami,
Mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.
4. Latifah al-Khafi. Nafsu yang bertempat padanya adalah nafsu al-Mardiyyah. Pasukannya: 1) Khusn al-Khulq: Sikap yang baik, 2) Tarku ma siwallah Meninggalkan segala sesuatu selain Allah, 3) al-Lutf bi al-Khalq: Lemah lembut kepada makhluk, 4) al-Haml ’ala s-Salah: Senantiasa mengajak kepada kemaslahatan, 5) as-Safh ’an Dzunūb al-Gair: Memaafkan terhadap kesalahan orang lain, 6) al-Mail bi al-Khalq: Simpatik kepada sesama makhluk, 7) al-Hub ila al-Khalq: Cinta kepada makhluk.
Dalam surat al-Fajr ayat 27-28, Allah berfirman:
يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ ٢٧ ٱرۡجِعِيٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةٗ مَّرۡضِيَّةٗ ٢٨
Hai jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
5. Latifah al-Akhfa. Nafsu yang ada padanya adalah nafsu al-Kāmilah. Pasukannya: 1) ’Ilm al-Yaqīn, 2) ’Ain al-Yaqīn, 3) Haq al-Yaqīn.
ٱلۡيَوۡمَ يَئِسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَٱخۡشَوۡنِۚ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ فِي مَخۡمَصَةٍ غَيۡرَ مُتَجَانِفٖ لِّإِثۡمٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٣
Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[398] Karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (al-Maidah: 3).
6. Latifah an-nafsi. Nafsu yang ada padanya adalah nafsu al-Ammārah. Pasukannya 1) al-Bukhl: Kikir, 2) al-Hirs: Tamak/ loba, 3) al-Hasad: Dengki, 4) al-Jahl: Bodoh, 5) al-Kibr: Sombong, 6) as-Syakhāwah: Nafsu Biologis, 7) al-Gadab: Marah.
وَمَآ أُبَرِّئُ نَفۡسِيٓۚ إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيٓۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٥٣
Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.
7. Latifah al-Qolab. Nafsu yang bertempat padanya adalah nafsu rǒdiyah. Pasukannya: 1) al-Karam: Mulia, 2) az-Zuhd: Meninggalkan kemewahan, 3) al-Ikhlās, 4) al-Wara’: Bersikap hati-hati 5) ar-Riyādoh: Berlatih ruhani, 6) al-Wafā: Menepati janji.
Allah berfirman:
إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلَٰقٍ حِسَابِيَهۡ ٢٠ فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ ٢١ فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٖ ٢٢
Sesungguhnya Aku yakin, bahwa Sesungguhnya Aku akan menemui hisab terhadap diriku.Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, Dalam syurga yang tinggi,
Praktek Amalan Dzikir TQN Pondok Pesantren Suryalaya
Kitab Uquudul Jumaan,merupakan tuntunan bagi para ikhwan/akhwat di dalam melaksanakan amaliah Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) Pondok Pesantren Suryalaya. Seperti pelaksanaan dzikir berupa kalimah Thayibah bagi para ikhwan/akhwat TQN Pondok Pesantren Suryalaya merupakan amalan harian yang dilaksanakan setiap ba’da shalat fardhu maupun shalat sunat dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Bilangan dzikir kalimah Thayibah bagi ikhwan/akhwat TQN setiap melaksanakan tidak boleh kurang dari 165 kali, lebih banyak lebih baik dengan ketentuan diakhiri hitungan bilangan ganjil.
2. Bagi ikhwa/akhwat yang memiliki kesibukan atau sedang dalam safar (perjalanan), boleh dzikir dengan bilangan 3 kali, tapi bisa di ganti (Qadha) di lain waktu ketika senggang. Sebaiknya malam hari sebelum tidur atau setelah shalat malam.
3. Pelaksanaan amaliah dzikir sebaiknya dilaksanakan dengan berjamaah dengan suara keras sehingga diharapkan dapat menghancurkan kerasnya hati kita yang diliputi sifat-sifat madzmumah (buruk) diganti dengan sifat mahmudah (baik), sehingga berbekas membentuk perilaku pengamalnya, yaitu pribadi pengamal dzikir yang berakhlak mulia berbudi luhur sebagai buahnya dzikir.
Di bawah ini penulis cantumkan praktek amalan dzikir yang dilaksanakan setiap hari setelah selesai shalat fardhu. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. An-Nisa Ayat 103
فَإِذَا قَضَيۡتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ
“ Apabila telah selesai shalat, maka berdzikirlah.”
1 Komentar untuk "INTI AMALAN DALAM TQN PONDOK PESANTREN SURYALAYA "
terima kasi saya adalah ikwan tqn suryala dijambi dengan pengetahuan dan imprmasii ini dengan liputan yang baik , dan berita tqn amaliyahnya lengakap slam wartawan derap jambi ridwan gentala arab melayu kota jambi