ads
ads

Pengertian Historiografi

Pengertian Historiografi


Dari segi bahasa, Historiografi mengandung arti penulisan sejarah, tulisan sejarah juga mengandung arti tentang sejumlah literatur yang berkaitan dengan ilmu sejarah.
Secara etimologis, istilah “historiografi” berasal dari bahasa Yunani, yang berarti dari dua kata yaitu historia yang berarti “penyelidikan tentang gejala alam fisik”, dan grafein yang berarti “gambaran”, “tulisan” atau “uraian”.
Historigrafi terbentuk dari dua akar kata yaitu history dan grafi.  Histori artinya sejarah dan grafi artinya tulisan. Jadi historiografi artinya adalah tulisan sejarah, baik itu yang bersifat ilmiah (problem oriented) maupun yang tidak bersifat ilmiah (no problem oriented). Problem oriented artinya karya sejarah ditulis bersifat ilmiah dan berorientasi kepada pemecahan masalah (problem solving), yang tentu saja penulisannya menggunakan seperangkat metode penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan no problem oriented adalah karya tulis sejarah yang ditulis tidak berorientasi kepada pemecahan masalah dan ditulis secara naratif, juga tidak menggunakan metode penelitian.
Dalam pengertian yang lebih populer atau tinjauan kekinian, para ahli sejarah  mengenalkan pengertian historiografi lebih cenderung mengarah pada dimensi keilmuan yang memberikan gambaran tentang berbagai macam karya sejarah.  Dalam Kamus Bahasa Indonesia Historiografi diartikan sebagai penulisan sejarah.


Macam-macam Historiografi
Historiografi adalah pengerjaan studi sejarah secara akademis dan kritis dengan berusaha sejauh mungkin mencari kebenaran dari setiap fakta, yang bermula dari suatu pertanyaan pokok yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Atau dengan kata lain, historiografi merupakan puncak penulisan dari semua fakta sejarah yang telah ditemukan. Penulisan sejarah dalam historiografi lebih merupakan ekspresi kultural daripada usaha untuk merekam masa lalu. Oleh karena itu, historiografi adalah ekspresi kultural dan pantulan dari keprihatinan kelompok sosial masyarakat atau kelompok sosial yang menghasilkannya.
Berdasarkan ruang dan waktu, penulisan (historiografi) sejarah di Indonesia ada 3 jenis perkembangan penulisan sejarah, yaitu sebagai berikut :
a.       Penulisan (historiografi) Sejarah Tradisional
Sesuai dengan namanya yaitu historiografi tradisional, maka historiografi tersebut berasal dari masa tradisional yaitu masa-masa kerajaan kuno. Yang dimaksud dengan historiografi tradisional adalah penulisan sejarah yang dibuat secara tradisional.[1] Penulisnya adalah para pujangga atau yang lain, yang memang menjabat dalam struktur birokrasi tradisional yang bertugas menyusun sejarah (babad/hikayat).
Contoh historiografi tradisional diantaranya Sejarah Melayu, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Aceh, Babad Tanah Jawi, Babad Pajajaran, Babad Kartasura, dan masih ada yang lain.
b.      Penulisan (Historiografi) Sejarah Kolonial
Historiografi kolonial merupakan penulisan sejarah yang membahas masalah penjajahan atas Indonesia oleh Belanda. Penulisan tersebut dilakukan oleh orang Belanda. Bahkan banyak diantara mereka yang tidak pernah berkunjung di Indonesia. Sumber-sumber yang digunakan adalah arsip-arsip di Negara Belanda dan di Jakarta (Batavia). Pada umumnya tidak menggunakan atau mengabaikan sumber-sumber dari Indonesia. Sesuai dengan namanya, yaitu historiografi kolonial, maka sebenarnya kuranglah tepat jika disebut penulisan Indonesia, dan lebih tepat apabila disebut sejarah bangsa Belanda di Hindia-Belanda. Historiografi kolonial mempunyai visi (pandangan nederlandosentris khususnya atau Eropasentris pada umumnya, artinya orang-orang Belanda (Eropa) yang memegang peran utama dalam sejarah yang mereka tulis.[2]
Itulah sebabnya sifat pokok dari historiografi kolonial adalah Eropasentris atau Belanda sentris. Dalam tulisan yang diuraikan secara panjang lebar adalah aktivitas bangsa Belanda, pemerintahan kolonial, aktivitas para pegawai kompeni (orang-orang kulit putih), dan seluk beluk kegiatan para Gubernur Jenderal dalam menjalankan tugasnya di tanah jajahannya yaitu di Indonesia. Adapun uraian tentang aktivitas rakyat jajahan diabaikan sama sekali.
c.       Penulisan (Historiografi) Sejarah Nasional
Setelah Bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, maka sejak saat itu dilakukan perubahan penulisan sejarah Indonesia yang sudah ada. Keadaan rakyat dan bangsa Indonesia harus benar-benar menjadi fokus perhatian, menjadi sasaran penulisan sejarah yang harus diungkap sampai tuntas sesuai dengan keadaan dan kondisi yang ada.  Adapun yang dimaksud dengan sejarah Indonesia adalah sejarah yang mengungkapkan kehidupan bangsa dan rakyat Indonesia dalam segala aktivitasnya, baik politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Dengan demikian maka muncullah historiografi nasional yang memiliki sifat dan ciri-ciri:  Indonesia sentris, sesuai dengan keadaan dan pandangan hidup bangsa dan rakyat Indonesia, disusun oleh orang-orang atau penulis-penulis Indonesia sendiri, karena merekalah yang memahami dan menjiwai tetapi tidak meninggalkan syarat-syarat keilmiahan.[3]


[1] Nina Herlina, M.S. Historiografi Indonesia dan Permasalahannya, Penerbit Satya Historika, Bandung Tahun 2009 hlm 13.
[2] Nina Herlina, M.S. Historiografi Indonesia dan Permasalahannya, Penerbit Satya Historika, Bandung Tahun 2009 hlm 53.
0 Komentar untuk "Pengertian Historiografi"

Back To Top