MANAQIB SYEKH ABDUL QADIR QS. KE 15,16,DAN 17
Manaqib ke 15,16, dan 17 ini dibacakan pada setiap bulan Jumadil Asaniyah
MANKOBAH KELIMABELAS ;
NAMA SYEKHABDDUL QODIR SEPERTI ISMUL 'ADHOM
Di dalam kitab Hakoikul Hakoik diriwayatkan, ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir mengadukan hal anaknya : "Saya hanya mempunyai seorang anak, kini ia hilang tenggelam ke dasar laut, saya percaya dengan penuh keyakinan bahwa Syekh bisa mengembalikan lagi anak saya dan menghidupkan kembali, hidup seperti sedia kala, untuk hal ini saya mohon pertolongannya. Mendengar keluhan serta permohonan perempuan itu, Syekh berkata : "Sekarang juga kamus. pulang dan anakmu sekarang sudah berada di rumahmu". Perempuan itu pulang dengan tergesa-gesa, setibanya di rumah anaknya itu tidak ada.
Sementara itu segera ia menghadap lagi kepada Syekh sambil menangis melapor bahwa anaknya itu tidak ada di rumahnya. Syekh berkata : "Sekarang anakmu sudah berada di rumahmu, sebaiknya kamu segera pulang". Perasaan rindu pada anaknya menggebu-gebu, namun setibanya di rumah, anaknya belum juga ada. Dengan penuh keyakinan ia tidak merasa putus asa datang lagi menghadap Syekh sambil menangis menjerit-jerit mohon supaya anaknya itu hidup lagi.
Sejenak kemudian Syekh menundukkan kepalanya dan tegak kembali sambil beliau berkata : "Sekarang tidak salah lagi, pasti anak¬mu saat ini juga sudah berada di rumah. Dengan penuh harap ia pulang menuju rumahnya, dan setibanya di rumah ternyata anaknya dengan selamat hidup kembali berkat karomah Syekh Abdul Qodir. Menghadapi peristiwa ini Syekh Abdul Qodir bermunajat mengadu¬kan halnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sambil menumpahkan isi hatinya : "Sungguh saya merasa malu ya Alloh, oleh seorang perem¬puan sampai tiga kali ia mengadukan hal anaknya, apa Latar belakang¬nya dan apa pula hikmah dari segala rahasia keterlambatan itu ?" Alloh menjawab : "Semua ucapan dan janjimu kepada perempuan itu, kesemuanya itu benar tidak salah. Dan untuk diketahui pada wak¬tu pertama kali kamu mengatakan pada perempuan itu bahwa anaknya sudah berada di rumah, waktu itu malaikat baru mengum¬pulkan tulang belulangnya yang berserakan, dan untuk perkataan dan janjimu yang kedua kalinya, juga tidak salah, karena waktu itu seluruh anggota tubuhnya baru utuh kembali dan dihidupkan, dan untuk ketiga kalinya pada waktu perempuan itu tiba di rumahnya si anak itu baru diangkat dari dasar laut dan dikembalikan ke rumahnya."
Kemudian Syekh mengadu lagi pada Tuhan : "Ya Alloh, Engkau menciptakan makhluk penghuni dunia yang berlimpah ruah banyak¬nya dan beraneka ragam jenisnya, hal itu sangat mudah bagimu hanya sekilas lintas dan sepatah kata saja sudah terwujud, demikian pula halnya pada waktu mengumpulkan makhluk-Mu di Padang Mahsyar hanya dalam tempo yang singkat sudah berkumpul, dibandingkan dengan hanya seorang anak yang saya mohonkan sampai ia terlambat dan cukup makan waktu yang lama, apa pula hikmahnya ya Alloh ?"
Ketika itu Alloh bersabda : "Wahai Abdul Qodir! kamu jangan merasa sakit hati, sekarang kamu silakan minta, pasti Ku-beri". Dengan spontan Syekh merebahkan kepalanya bersujud syukur sambil berkata : "Engkau Khalik, Pencipta semua makhluk dan saya makhluk yang diciptakan oleh-Mu, semuanya juga pemberianmu, rasa syukur yang tiada terhingga saya ucapkan atas segala anugerah¬Mu, yang kuterima". Lalu Alloh memberi hadiah kehormatan kepada Syekh dan bersabda : "Barang siapa melihatmu pada hari Jumat, ia akan kujadikan wall, dan kalau kamu melihat tanah tentu akan jadi emas". Syekh berkata lagi : "YaAlloh semua anugerah pemberian-Mu itu rasanya kurang begitu bermanfaat bagiku, saya mohon karunia¬Mu yang lebih bermanfaat dan lebih mulia setelah saya meninggal dunia". Alloh bersabda : "Namamu dibuat seperti nama-Ku pada imbalan pahalanya, barang siapa yang menyebut namamu, pahalanya sama dengan orang yang menyebut nama-Ku."
MANKOBAH KEENAM BELAS ;
SYEKH ABDUL QODIR MENGHIDUPKAN ORANG
YANG SUDAH MATI DALAM KUBUR
Dalam kitab Asrorut Tholibin diriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qodir pada waktu melewati suatu tempat, beliau bertemu dengan seorang umat Islam sedang hangat bersilat lidah, berdebat dengan seorang umat Nasrani.
Setelah beliau mengadakan penelitian dan pemeriksaan yang seksama apa yang menjadi sebab sehingga terjadi perdebatan yang sengit itu. Kata seorang muslim : "Sebenarnya kami sedang mem¬bangga-banggakan Nabi kami masing-masing, siapa di antara Nabi kami yang paling baik, dan saya berkata padanya Nabi Muhammad¬lah Nabi yang paling utama". Kata orang Nasrani : "Nabi Isa-lah paling sempurna".
Syekh bertanya kepada orang Nasrani : "Apa yang menjadi dasar dan apa pula dalilnya, kamu bisa mengatakan bahwa Nabi Isa-lah lebih sempurna daripada Nabi lainnya". Lalu orang Nasrani itu men¬jawab : "Nabi Isa mempunyai keistimewaan, beliau bisa menghidup¬kan kembali orang yang sudah mati". Syekh melanjutkan lagi per¬tanyaannya : "Apakah kamu tahu aku ini bukan Nabi, aku hanya sekadar menganut dan pengikut agama Nabi Muhammad SAW." Kata orang Nasrani : "Ya benar saya tahu". Lebih jauh Syekh berkata lagi : "Kalau kiranya aku bisa menghidupkan kembali orang yang sudah mati, apakah kamu bersedia untuk percaya dan beriman kepada agama Nabi Muhammad SAW.?" "Baik, saya mau beriman kepada agama Islam" jawab orang Nasrani itu. begitu, mari kita men¬cari kuburan. Setelah mereka menemukan sebuah kuburan dan ke¬betulan kuburan itu sudah tua, sudah berusia lima ratus tahun.
Lalu Syekh mengulangi lagi pertanyaannya : "Nabi Isa kalau akan menghidupkan orang yang sudah mati bagaimana caranya ?" Orang Nasrani menjawab : "Beliau cukup mengucapkan qum biidznillah (bangun kamu dengan ijin Alloh). "Nah sekarang kamu perhatikan dan dengarkan baik-baik" kata Syekh, lalu beliau meng¬hadap pada kuburan tadi sambil mengucapkan qum bi-idzni (kamu bangun dengan ijinku). Mendengar ucapan itu orang Nasrani ter¬cengang keheranan, belum habis herannya, kuburan terbelah dua, keluar mayat dari dalamnya. Mayat itu keluar sambil bernyanyi. Konon pada waktu hidupnya mayat itu seorang penyanyi. Menyaksi¬kan peristiwa aneh tersebut, ketika itu juga, orang Nasrani berubah keyakinannya dan beriman masuk agama Islam.
MANKOBAH KETUJUH BELAS;
SYEKH ABDUL QODIR MEREBUT RUH
DARI MALAIKAT MAUT
Abu Abas Ahmad Rifai meriwayatkan, ada seorang pelayan Syekh Abdul Qodir meninggal dunia, kemudian istrinya datang menghadap beliau mengadukan halnya sambil menangis. Maka terbitlah belas kasihan dalam hati beliau karena ratap tangis itu. Lalu pada sore harinya terbanglah beliau ke angkasa mengejar malaikat maut yang sedang ke langit membawa keranjang maknawi penuh berisi ruh-ruh manusia dan barn selesai tugasnya mencabut nyawa orang pada hari itu.
Kemudian beliau meminta kepada malaikat maut supaya menye¬rahkan kepada beliau nyawa muridnya atau mengembalikan nyawa tersebut pada badannya semula. Permintaan itu ditolak oleh malaikat maut. Karena penolakan itu, beliau merebut dan menarik keranjang maknawi, maka tumpahlah semua nyawa yang ada di dalam keran-jang, nyawa-nyawa itu pun kembali ke jasadnya masing-masing.
Menghadapi peristiwa ini malaikat maut dengan segera meng¬adukan halnya kepada Tuhan Yang Maha Esa : "Ya Alloh, Engkau mengetahui tentang kekasih-Mu dan wali-Mu Abdul Qodir”. Alloh bersabda : “ Memang benar , Abdul Qodir itu kekasih-Ku, karena tadi nyawa pelayannya tidak kamu berikan, akibatnya seluruh ruh itu terlepas, dan sekarang kamu menyesal karena kamu tidak memberikannya”
0 Komentar untuk "MANAQIB SYEKH ABDUL QADIR QS. KE 15,16,DAN 17 BULAN JUMADIL ASSANIYAH"