MATERI SKI SEMESTER GANJIL KELAS VII 6
C. Respon Masyarakat Mekkah terhadap Dakwah Nabi Muhammad
saw
Pada umumnya, orang kafir
Quraisy tidak senang menerima kehadiran agama Islam di tengah-tengah kehidupan mereka.
Para tokoh masyarakatnya mulai menyebarkan isu yang tidak benar mengenai ajaran
yang dibawa Nabi Muhammad saw. sehingga banyak masyarakat yang terpengaruh oleh
isu-isu yang menimbulkan fitnah tersebut.
Salah seorang tokoh
masyarakat Quraisy yang selalu menghalangi gerakan dakwah Nabi Muhammad saw.
adalah Abu Lahab. Ia mulai menghasut masyarakat Arab Quraisy supaya membenci
Nabi Muhammad saw. dan Islam. Bahkan Abu Thalib, paman Nabi yang memelihara dan
mengasuhnya sejak kecil juga dihasut untuk melarang Nabi Muhammad saw. agar
tidak menyebarkan ajaran Islam. Ia mendapat ancaman dan dipaksa untuk memenuhi
keinginan masyarakat Quraisy tersebut.
Pada suatu ketika, Abu
Thalib membujuk Nabi Muhammad saw. agar bersedia menghentikan kegiatan
dakwahnya karena banyak tokoh masyarakat kafir Quraisy yang mengancamnya bila
ia tidak berhasil membujuk Nabi Muhammad saw. untuk menghentikan dakwahnya.
Namun permohonan pamannya itu tidak dikabulkan, bahkan ia berkata tegas: “Wahai
pamanku, demi Allah, sekiranya matahari diletakkan di sebelah kananku, dan
bulan di sebelah kiriku supaya aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan mau
berhenti berdakwah sampai Allah memberiku kemenangan atau aku binasa dalam
perjuangan.”
Mendengar perkataan dan
tekad bulat Nabi Muhammad saw. untuk terus berjuang, Abu Thalib tidak bisa
berbuat banyak kecuali menyerahkan sepenuhnya kepada Nabi Muhammad saw. Hanya
saja ia berpesan agar waspada dalam menyebarkan dakwah Islam dan berusaha
menghindari ancaman masyarakat Quraisy.
Orang-orang kafir Quraisy
tidak berani berhadapan langsung dengan Nabi Muhammad saw. untuk memintanya
agar meninggalkan kegiatan dakwah karena mereka masih memandang posisi sosial
pamannya, yaitu Abu Thalib. Tetapi mereka berani mengambil tindakan terhadap
keluarga dan para sahabat Nabi.
Melihat usaha pendekatan
Abu Thalib gagal dan agama Islam terus memperoleh pengikut, Abu Jahal dan Abu
Sufyan mendatangi Abu Thalib kembali sambil mengancam. Mereka berkata: “Hai Abu
Thalib, kamu sudah tua, kamu harus mampu menjaga dirimu jangan membela
Muhammad. Kalau hal itu dilakukan terus maka keluarga kita akan pecah.” Tetapi
ancaman itu juga tidak berhasil. Hal itu disebabkan karena tekad kuat Nabi
Muhammad saw. sudah bulat untuk terus melaksanakan dakwah Islam kepada
masyarakat Mekkah meskipun ia harus bertaruh nyawa.
Gagal melakukan pendekatan
melalui jalur kekeluargaan, akhirnya pemimpin masyarakat Quraisy lainnya
menjumpai Abu Thalib untuk membujuknya agar bisa menghentikan dakwah
kemenakannya itu. Kali ini bukan ancaman yang diberikan, melainkan tawaran. Ia
menawarkan seorang pemuda tampan bernama Amrah Ibnu Walid yang usianya sebaya
dengan Nabi Muhammad saw. Lalu mereka berkata: “Hai Abu Thalib, Muhammad saya
tukarkan dengan pemuda ini. Peliharalah orang ini dan serahkan Muhammad kepada
kami untuk kami bunuh.”
Mendengar ancaman dan
tekanan itu, Abu Thalib menjawab dengan suara lantang: “Hai orang kasar,
silakan dan berbuatlah sesukamu. Aku tidak takut!” Kemudian Abu Thalib
mengundang keluarga Bani Hasyim untuk meminta bantuan dan menjaga Muhammad saw.
dari ancaman dan penganiayaan kafir Quraisy.
Setelah gagal melakukan
tekanan kepada Nabi Muhammad saw. dan Abu Thalib, pemimpin Quraisy mengutus
Uthbah Ibnu Rabi’ah untuk membujuk Nabi Muhammad saw. agar menghentikan
dakwahnya. Untuk itu, ia menawarkan beberapa pilihan kepada Nabi Muhammad saw.
Lalu ia berkata: “Hai Muhammad, bila kamu menginginkan harta kekayaan, saya
sanggup menyediakan untukmu. Bila kamu menginginkan pangkat yang tinggi, saya
sanggup mengangkatmu menjadi raja, dan bila kamu menginginkan wanita cantik,
saya sanggup mencarikannya untukmu. Tetapi dengan syarat kamu mau menghentikan
kegiatan dakwahmu.” Mendengar tawaran itu, Nabi Muhammad saw. menolaknya dengan tegas. Lalu Nabi Muhammad membaca ayat-ayat al Qur’an. Uthbah tertunduk malu dan
hati kecilnya membenarkan ajaran Nabi Muhammad saw. Kemudian ia kembali ke
kaumnya dan menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Kemudian ia
menganjurkan kepada masyarakat Quraisy dan kawan-kawannya untuk menerima ajakan
Muhammad saw.
Mereka yang tidak senang
dengan ajakan Nabi Muhammad saw. terus berusaha mengganggu dan merintangi
dakwah Nabi dengan berbagai cara, termasuk penyiksaan dan pembunuhan. Di antara
sahabat Nabi Muhammad saw. yang mendapat siksaan dari kafir Quraisy adalah
Bilal bin Rabah, Yasr, Amr bin Yasir, Sumaiyah (isteri Yasir), Khabbah bin
Aris, Ummu Ubais, Zinnirah, Abu Fukaihah, Al-Nadyah, Amr bin Furairah, dan
Hamamah. Mereka menerima siksaan di luar batas perikemanusiaan, misalnya
dipukul, dicambuk, tidak diberi makan dan minum. Bilal dijemur di terik
matahari dan ditindih batu besar. Isteri Yasir yang bernama Sumaiyah ditusuk
dengan lembing sampai terpanggang.
Siksaan itu ternyata tidak
hanya dialami oleh hamba sahaya dan orang-orang miskin, tetapi juga dialami oleh
Abu Bakar ash-Shiddiq, Zubair bin Awwam. Namun siksaan yang dialami Abu Bakar
ash-Shiddiq tidak berlangsung lama karena ia mendapat pertolongan dari sukunya
yaitu Bani Taymi.
Hambatan, gangguan, dan
ancaman terus berlangsung dilakukan masyarakat kafir Quraisy terhadap umat
Islam hingga akhirnya umat Islam diperintahkan oleh Nabi Muhammad saw. untuk
hijrah ke Habsyi (Etheopia).
Hal penting yang dapat
ditarik dari pelajaran di atas adalah bahwa apapun resiko yang akan dihadapi
masyarakat muslim dalam berjuang menegakkan kebenaran dan penyiaran nilai-nilai
keislaman, harus dihadapi dengan keteguhan jiwa, kesabaran, dan tawakal. Selain
itu juga harus diupayakan cara-cara terbaik dalam menyebarkan ajaran Islam
sehingga tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dapat berhasil dengan baik.
Rasulullah saw. telah memberikan contoh yang baik. Beliau tetap tabah, sabar,
tekun, dan berjiwa besar dalam menyebarkan ajaran Islam yang diterimanya.
Beliau tidak terkecoh dalam kedudukan, pangkat, harta, dan wanita atau kehormatan
duniawi lainnya.
Beberapa faktor yang menyebabkan mereka menolak keras ajaran Muhammad
adalah;
1. Ketakuan kehilangan
Kekuasaan
Kaum kafir Quraisy tidak dapat
membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Di masa itu terjadi perebutan
kekuasaan antar suku. Dengan mengikuti ajakan Muhammad mereka menganggap bahwa
mereka mengakui kekuasaan Muhammad. Mereka menganggapbahwa dengan mengikuti
ajaran Muhammad maka telah tunduk kepada Nabi Muhammad dan Bani Hasyim
2. Hilangnya Status Sosial
Masyarakat Quraisy saat itu
hidup dalam penggolongan-penggolongan status sosial atau kasta. Ada kaum
majikan dan ada kaum budak. Budak yang dimiliki seseorang adalah golongan yang
berkasta rendah. Mereka bisa diperjual belikan dan hak-haknya sebagai manusia
tidak dihargai sama sekali.
Para pembesar Quraisy pada
umumnya memiliki status sosial tinggi. Mereka keberatan jika status sosial
mereka disamakan dengan yang lain. Sementara Islam mengajarkan kepada manusia
untuk saling menghargai satu sama lain sebab derajat manusia adalah sama, yang
membedakannya di sisi Allah hanyalah tingkat ketaqwaannya saja. Oleh karena itu
kaum kafir Quraisy menentang ajaran Islam.
3. Hilangnya perdagangan
patung
Orang kafir quraisy adalah
masyarakat penyembah berhala. Membuat berhala merupakan mata pencaharian
masyarakat ketika itu. Mereka membuat berhala Latta, Uzza, Manat dan Hubbal
kemudian dijual kepada orang-orang yang mengunjungi kakbah yang nantinya
dijadikan sesembahan.
Sementara itu Islam
mengajarkan bahwa manusia hanya menyembah Allah semata dan tidak boleh
menyembah selain Allah. Jika mereka mengikutiajaran Islam maka mereka khawatir
kalau mata pencahariannya sebagai pembuat patung tersebut akan hilang.
0 Komentar untuk "MATERI SKI DI MTs SEMESTER GANJIL KELAS VII 6"