ads
ads

CONTOH RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) IAILM



RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

INSTITUT AGAMA ISLAM LATIFAH MUBAROKIYAH
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TASIKMALAYA
TAHUN 2004 – 2008
================================================

A.                PENDAHULUAN

Pendidikan Nasional bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreaif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Perguruan Tinggi Islam sebagai penyelenggara pendidikan tinggi ilmu agama Islam, di masa mendatang akan mempunyai peran yang semakin penting terutama dalam usaha untuk meningkatkan kecerdasan dan harkat martabat bangsa, serta mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, mandiri, sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya dan dapat memenuhi tugas serta bertangung jawab atas pembangunanan bangsa. Arus globalisasi yang ditandai dengan liberalisme perdagangan antar bangsa menjadi tantangan mutlak yang harus direspon oleh semua komponen bangsa, tak terkecuali institusi perguruan tinggi didalamnya. Hal ini mengingat, perguruan tinggi memiliki peran dan fungsi stategis terutama dalam kaitannya dengan penyiapkan dan pembentukan sumber daya manusia yang unggul dan profesional. Sebab, peningkatan SDM yang memiliki keunggulan akademik yang kompetitif merupakan prasyarat dalam memasuki masyarakat global.
Semantara itu, pada sisi lain, derasnya globalisasi yang disertai dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa sejumlah perubahan mendasar dalam hidup dan kehidupan masyarakat. Ini dapat ditunjukkan dari proses perubahan yang terjadi secara perlahan tapi pasti telah menyebabkan pergeseran budaya pola pikir, pola sikap, dan pola hidup masyarakat. Dalam batas-batas tertentu, efek perubahan yang ditimbulkannya pun tidak selamanya membawa efek positif- tetapi juga menyisakan akses-akses negatif yang tidak jarang bertentangan dengan nilai dan norma sosial maupun ajaran agama.
Dengan kaitan ini pula, perguruan tinggi seperti halnya, IAILM Suryalaya memiliki momentum untuk dapat memainkan peranan besar untuk mengarahkan setiap perubahan yang terjadi kearah situasi dan kondisi yang lebih bermakna, sekaligus mampu mengeliminir setiap akses perubahan yang di-timbulakannya. Dalam posisi ini, perguruan tinggi tidak hanya berperan dan berfungsi sebagai agent of social changes, melainkan juga sebagai problem solver melalui kajian-kajian ilmiahnya dalam rangka memberikan kerangka dasar bagi berlangsungnya proses perubahan secara komprehensif.
Masalah sekarang adalah bahwa penyikapan terhadap tantangan dan kondisi di atas mutlak memerlukan sosok institusi pendidikan yang pengelolaannya dilakukan secara transparan, profesional dan mandiri. Cara sederhana untuk mengukur tingkat tranparansi institusi pendidikan tinggi dilihat dari ketebukaannya terhadap setiap perubahan dengan senantiasa berupaya untuk beradaptasi terhadap dinamika- dinamika yang terjadi, serta senantiasa berorientasi ke masa depan. Sedangkan profesioanalisme perguruan tinggi dilihat dari kecermatan dan kecakapannya dalam merespon setiap perubahan. Begitu juga dengan kemandirian diukur dari kemampuannya dalam mengoptimalkan segenap potensi dan sumber daya yang ada dengan senantiasa cerdas dan tanggap dalam menangkap dan menciptakan peluang.
IAILM Suryalaya  sebagai institusi pendidikan tinggi yang mengemban misi Islam pada dasarnya dapat menjadi lembaga pendidikan ideal sebagaimana yang diuraikan di atas. Tentu saja, IAILM Suryalaya  harus diawali dengan perumusan dan penataan kembali akan orientasi sistem pendidikan yang diterapkan selama ini. Sebab, ada kecenderungan bahwa sistem pembelajaran yang digunakan oleh IAILM Suryalaya selama ini lebih berfokus pada “pengkerangkengan” Islam hanya sebatas sebagai ideologi yang bersifat deduktif normatif – yang dalam batas-batas tertentu cenderung melahirkan pemahaman dan sikap keberagamaan yang ekslusive. Padahal, sudah seharusnya IAILM menerapkan sistem pembelajaran dari Islam sebagai ideologi kepada Islam sebagai metodologi. Dengan kata lain, pengkajian dan pemahaman terhadap Islam tidak lagi bersifat tidak lagi bersifat dokterner melainkan lebih ke arah tranformasi ajaran-ajaran Islam yang lebih aplikatif berfungsi sebagai model, arah, nilai, dan cara untuk menapaki kehidupan yang jauh lebih baik dan kontektual.
Sehubungan dengan itu, hal yang tak terelakan bagi IAILM Suryalaya sebagai salah satu institusi ke-Islaman adalah perlu upaya redefinisi, reposisi, reorientasi dan reaktualisasi. Pertama, redefinisi mengandung arti bahwa IAILM merupakan institusi pendidikan modern yang mengkaji Islam dalam berbagai perspektif sekaligus menempatkannya sebagai produsennya kajian-kajian Islam kontenporer dan dapurnya cendekia-cendikia muslim. Hal yang tak kalah pentingnya lagi adalah pola pembelajaran yang digunakan di IAILM, idealnya harus memadukan anatara learning to know dengan learning to be, learning to do, dan learning to life together. Kedua, reposisi mengisayaratkan bahwa peran dan fungsi IAILM tidak bisa dipisahkan dalam konteks ke-Indonesiaan. Di sini etos religius dan etos ilmiah bertemu dengan etos kebangsaan. Dalam makna yang lebih jauh, kahadiran IAILM senantiasa memiliki kebermaknaan peran dan fungsi dalam pembangunan masyarakat dan bangsa.
Ketiga, reorientasi dimaksudkan sebagai upaya pembenahan dan penyempurnaan terhadap sistem pendidikan yang tidak hanya menekankan pada aspek link and match dalam hubungannya dengan dunia kerja an sich, melainkan juga harus diimbangi dengan orientasi pada upaya tranformasi etis dalam mencetak dan membentuk watak dan karakter Islami dari setiap lulusannya. Dalam perkembangan lebih jauh, peran IAILM sebagai teaching University lambat laun akan bergeser ke arah reaserch University. Konsekuensi dari pergeseran peran ini akan membawa efek pada orientasi IAILM yang tadinya ke pasar ke arah penciptaan dan pembukaan pasar.
Keempat, reaktualisasi memberi arti bahwa IAILM sebagai lembaga pengkajian dan pendidikan harus menjadi pioneer dalam mewujudkan cita-cita masyarakat madani melalui internalisasi, institusionalisasi, dan fungsioanalisasi Islam dalam kehidupan majemuk. Ini berarti, konsepsi-konsepsi Islam harus ditransformasikan secara nyata baik sebagai faktor motifatif, edukatif, dan dinamisatif maupun sebagai faktor selektif, preventif, dan responsif yang berdimensi memisahkan dan mengantisipasi segala kemungkinan yang akan menyeret pada pemikiran, ideologi, sikap dan prilaku yang menyimpang,
B. VISI DAN MISI

1.  Visi
            visi pengembangan IAILM Suryalaya ke depan adalah terwujudnya IAILM Suryalaya sebagai Perguruan Tinggi Islam yang memiliki keunggulan akademik yang kompetitif, profesional, demokratis, dan mandiri yang dilandasi nilai keislaman.

2.  Misi
1.        menyiapkan cendekiawan muslim yang memiliki keunggulan akademik, kemantapan akidah, berakhlak mulia dan mandiri serta mampu merespon dinamika perubahan masyarakat global
2.        mentranformasikan ajaran Islam melalui ilmu, amal dan pengabdian dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, dan berbangsa.
3.        mengsinergiskan kajian ilmu-ilmu ke-Islaman dengan ilmu-ilmu terkait yang diarahkan bagi pengembangan ilmu dan pemberdayaan masyarakat yang Islami.
4.        membangun kultur akademik yang demokratis melalui pengembangan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan tuntunan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam aspek keilmuan, kemasyarakatan dan kebangsaan.

C. GAMBARAN UMUM: ANALISIS SWOT
            Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau yang sering disebut dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) merupakan sebuah analisis yang terkait dengan analisis lingkungan eksternal organisasi dan analisis sumberdaya internal organisasi. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk melihat perubahan-perubahan dalam lingkungan, demografis, politik, sosial dan ekonomi yang mempengaruhi organisasi. Perubahan lingkungan eksternal dapat menghasilkan peluang maupun ancaman, tergantung bagaimana reaksi organisasi.
            Sedangkan analisis sumberdaya internal melalui analisis kekuatan dan kelemahan organisasi yang merupakan indikator sejauh mana daya saing suatu organisasi. Dalam analisis SWOT inilah dapat dilihat apakah organisasi tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut atau tidak.
1. Analisis Kekuatan (Strength)
a.       Tersedianya sumberdaya manusia yang cukup memadai baik dari aspek kepangkatan maupun tingkat pendidikan, yakni 27 orang dosen tetap, dengan kualifikasi 3  orang Guru Besar, 3 Doktor, 8 Magister, 55 orang lulusan sarjana lengkap, dan 26 lulusan S1, dan 2 orang dosen bantuan (DPK) dari IAIN SGD Bandung, dan 26 dosen luar biasa, sedangkan tenaga administrasi berjumlah 11 orang, terdiri dari: 10 orang pegawai tetap (yayasan) dan 1 orang tenaga honorer, serta 4 orang pustakawan. Di samping itu, mahasiswa yang mengikuti pembelajaran pada tahun akademik 2004-2005 tercatat ada 1234 orang  mahasiswa reguler terdiri dari:  444    orang program S1,   , 25 orang mahasiswa pascasarjana, 750 orang mahasiswa penyetaraan D2 dan 15 orang mahasiswa program PGTK/RA.
b.      Tersedianya kelembagaan yang memadai guna menunjang kegiatan akademis yang terdiri dari: 3 Fakultas dan 1 Program Pascasarjana kerja sama IAILM dengan UII Yogyakarta, 9. Program Studi, 15 Unit Pelaksana Teknis, 1. Biro, 4 Unit Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) baik di tingkat institut maupun di tingkat jurusan, 8. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan 5 Himpunan Mahasiswa Jurusan.
c.       Tersedianya sarana panunjang berupa tanah seluas 26.735 m2 dengan luas bangunan  meliputi gedung rektorat : 20 x 12.40 m2 , aula mini : 16 x 10,3 m2, gedung serbaguna/Ruang seminar: 36 x 32 m2, perpustakaan : 16,3 x 10,3 m2, ruang kuliah : 8 x 8,8 m2, gedung labolatorium Bahasa : 9,30 x 10,3 m2, kantor administrasi : 6 x 8 m2, masjid : 19,3 x 21 m2,  10 x 19,30 m2 lapangan olah raga, dan lain- lain.
d.      Adanya kesadaran dan kemauan para tenaga akademik dan administrasi serta pustakawan untuk megembangkan dirinya ke arah yang lebih maju.
e.       Misi keislaman yang melekat pada IAILM Suryalaya menjadi nilai tambah dalam optimalisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi baik dalam tataran keilmuan, kemasyarakatan maupun kebangsaan.
2. Kelemahan (Weakness)
a.       Masih lemahnya pengusahaan dan kemampuan berbahasa asing (terutama bahasa Arab dan bahasa Inggris).
b.      Belum meratanya keahlian dosen dengan disiplin ilmu yang dikembangkan di IAILM Suryalaya
c.       Kuantitas dan kualitas tenaga administrasi dan pustakawan belum memuaskan.
d.      Belum adanya tenaga peneliti fungsional.
e.       Kualitas masukan (input) masih rendah dan beragam latar belakang pendidikannya.
f.       Belum optimalnya pemberdayaannya lembaga-lembaga yang ada.
g.      Belum memadainya sarana dan prasarana penunjang akademik, seperti perpustakaan dan bahan pustakas, laboratorium, dan media pembelajaran.
h.      Dana yang terbatas.
i.        Masih kurangnya disiplin sivitas akademika dan karyawan/pustakawan dalam posisi serta bidangnya masing-masing.
j.        Masih kurangnya kesadaran dan rasa memioliki tanggung jawab sivitas akademika dan karyawan/pustakawan dalam menjaga dan memelihara kekayaan (asset) IAILM Suryalaya.
k.      Belum optimalnya koordonasi dan pengawasan.
l.        Belum terbangunnya kultur akademik yang kondusif bagi terwujudnya sikap ilmiah civitas akademika.

3. Analisis Peluang (Opportunity)
a.       Terbukanya kesempatan untuk pengembangan perguruan tinggi, terutama berkenaan dengan persiapan menuju Universitas Islam Latifah Mubarokiyah  (UILM), melalui pengembangan sayap kemitraan serta kerja sama dengan pihak pemerintah dan swasta baik dalam maupunluar negeri.
b.       Semangat reformasi dan demokratisasi yang menerpa bangsa Indoneisa dipandang dapat menjadi stimulus yang positif bagi civitas akademika IAILM Suryalaya Bandung untuk membenahi dan meningkatkan kualitas dalam berbagai aspek.
c.       Tingginya harapan masyarakat terhadap pengembangan IAILM Suryalaya sebagai centre of excellent pengkajian Islam yang memadukan iman, ilmu dan amal.
d.      Dukungan pemerintah baik pusat maupun daerah serta masyarakat Jawa Barat pada khususnya terhadap pentingnya peningkatan kehidupan beragama menambah suasana kondusif bagi IAILM untuk mengoptimalkanTri Dharma perguruan tingginya. Adanya dukungan dari masyarakat (ihwan) Suryalaya pada khusus dan masyarakat pada umumnya melalui Pondok Pesantren Suryalaya dan lain-lain untuk pendanaan pengembangan fasilitas dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan akademik seperti Workshop, seminar, dan penelitian dosen.
e.       IAILM Suryalaya berada dalam lingkungan masyarakat yang kuat rasa tanggung jawabnya dalam mengembangkan Islam secara komprehensif serta letak geografis yang berdekatan dengan sumber-sumber belajar, seperti posisi strategis kampus yang berada di tengah-tengah perkembangan kampus perguruan tinggi lain, sehingga memungkinkan semakin terbukanya komunikasi akademik antar perguruan tinggi.
4. Analisis Tantangan (Threat)
a.       Otonomi Perguruan Tinggi yang dirancang pemerintah menantang IAILM Suryalaya  untuk lebih siap berkompetisi.
b.      Penyediaan tenaga dosen, pustakawan dan administrasi oleh yayasan untuk IAILM Suryalaya belum memenuhi jumlah dan formasi yang dibutuhkan.
c.       Masyarakat semakin selektif dan rasional dalam memilih lembaga pendidikan. Oleh karena itu, IAILM Suryalaya dituntut melahirkan alumni yang profesional.
d.      Cepatnya perubahan sosial politik memberikan peluang kemungkinan negatif terhadap pertumbuhan pendidikan yang akan mengakibatkan berubahnya kebijakan.
e.       Kemajuan teknologi informasi yang menantang IAILM Suryalayai melahirkan lulusan yang responsif.
f.       Tuntunan pengembangan IPTEK dan peradapan masyarakat menantang IAILM Suryalaya untuk memiliki Jurusan  dan Program Studi yang relevan.
g.      Persaingan global yang semakin ketat dari beberapa Jurusan atau Program Studi Umum dengan perguruan tinggi negeri atau swasta yang relatif lebih tua dan berpengalaman serta pemilikan fasilitas yang jauh lebih memadai didukung oleh para tenaga pengajar yang lebih pengalaman dan profesional.
h.      Pengalokasian dana dari yayasan dan bantuan pemerintah relatif terbatas, menantang IAILM Suryalaya unutk memikirkan dan merencanakan alternatif penggalian dana dari sektor lain.

D. TUJUAN
1.      Menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki anggota kemampuan dan keunggulan akademik dan/ atau profesional yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, dengan landasan nilai Islam dalam perpaduan antara ilmu, teknologi, dan seni dengan keimanan dan ketaqwaan;
2.      Membangun dan mengembangkan iklim akademik di kalangan civitas akademika melalui sistem manajeman pendidikan yang profesional;
3.      Mengembangkan penelitian bagi pengembangan proses dan produk ilmu agama Islam secara monodisiplin dan interdisiplin yang terpadu dengan nilai Islam dan tanggung jawab sosial;
4.      Menyebarluaskan agama Islam dan ilmu lain yang terpadu dengan nilai Islami serta mengupayakan penggunaanya untuk meningkatkan hidup masyarakat dan memperkaya kebudayaan bangsa.
5.      Meningkatkan peran kelembagaan sebagai center of excellent kajian keislaman dan tasawuf dalam konteks keilmuan, kemasyarakatan dan kebangsaan.

D. SASARAN 
1.      terumuskannya kebijakan dan program yang berkesinambungan, komprehensif dan terkoordinasi. Agar tujuan dapat dicapai dengan baik, maka perumusan kebijakan dan perumusan program secara berkesinambungan, komprehensif, dan terkoordinasi merupakan suatu keharusan. Berkesinambungan artinya bahwa kebijakan dan program tersebut harus berlanjut dan atau meneruskan kebijakan dan program yang sudah direncanakan dan dilaksanakan sebelumnya. Komprehensif artinya bahwa kebijakan dan program tersebut harus dibuat secara menyeluruh dari semua aspek yang dijadikan obyek pengembangan. Sedangkan yang dimaksud dengan terkoordinasi adalah agar suatu kebijakan atau program terdapat hubungan dengan tugas dan fungsi lembaga tertentu (unit kerja) dan tidak tumpang tindih dengan lembaga lainnya.
Indikatornya:
a.       terumuskannya kebijakan dan program baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang,
b.      Terwujudnya sosialisasi sosialisasi kebijakan dan program.
c.       Terkoordinasinya pelaksanaan kebijakan dan program.
d.      Terwujudnya/tertibnya pedoman/pola pelaksanaan kebijakan dan program.
2.      Terselenggaranya pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran ilmu agama Islam dan ilmu lain yang terkait, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tugas pokok IAIN adalah menyelenggarakan pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, ketiga tugas pokok ini merupakan ciri khas dan sekaligus merupakan pembeda dengan lembaga lainnya. Dari ketiga tugas pokok ini tercermin keharusan IAILM untuk mengkaji, meneliti, dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta mengaplikasikannya untuk kesejahteraan masyarakat. Dalam penyelenggaraannya, ketiga hal tersebut dalam beberapa hal harus mendapat perhatian yang lebih mumpuni dibanding dengan yang lainnya.
Indikatornya:
a.       Terselenggaranya proses belajar mengajar yang kondusif dan optimal.
b.      Terumuskannya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat yang komprehensif atau kurikulum yang berbasis kompetensi.
c.       Terselenggaranya evaluasi pembelajaran.
d.      Terwujudnya kultur akademik yang kondusif bagi pengembangan ilmu di kalangan civitas akademika.
e.       Tersedianya tenaga peneliti fungsional..
f.       Meningkatnya animo dosen untuk menyelenggarakan penelitian.
g.      Terselenggaranya volume kegiatan penelitian baik secara kuantitatif maupun kualitatif serta pemublikasikasian dan pemanfaatannya yang optimal.
h.      Meningkatnya kualitas hasil penelitian.
i.        Terpublikasikannya hasil penelitian dan pemanfaatannya secara optimal.
j.        Terbangunnya fondasi pola pengembangan IAILM  sebagai Reaserch University dalam bidang Ilmu Tasawuf.
k.      Terwujudnya pengabdian kepada masyarakat yang terencana, berkesinambungan dan terkoordinasi baik dalam bentuk penyuluhan dan pembinaan keagamaan maupun bidang bimbingan keagamaan.
l.        Mantapnya pembinaan desa binaan dan kampus lingkungan.
m.    Meningkatnya karya ilmiah dosen yang tercermin dari semakin besarnya buku-buku yang diterbitkan.
3.      Pembinaan terhadap civitas akademika, tenaga aadministratif, dan pustakawan serta pembinaan alumni hubungannya dengan lingkungannya. Agar segala tujuan IAILM Suryalaya yang dicanangkan dapat dicapai dengan baik, maka pembinaan terhadap civitas akademika, tanaga administratif, dan pustakawan serta pembinaan alumni secara berkala dan berkesinambungan harus dilakukan, pembinaan tersebut baik yang berkaitan dengan profesi dan keahlian tugasnya masing-masing maupun berkenaan dengan wawasan mereka sebagai anggota masyarakat.


Indikatornya:
a.       Terselenggaranya pembinaan baik berupa keterampilan yang secara langsung berkenaan dengan tugas dan keahliannya maupun berupa pengembangan wawasan.
b.      Rekrutmen ketenegaan baik secara kuantitas maupun kualitas.
c.       Meningkatnya kesadaran disiplin civitas akademika dan posisi dan bidangnya masing-masing serta kesadaran berakhlak mulia.
d.      Meningkatnya kesadaran dan rasa memiliki tanggung jawab civitas akademika, tenaga administratif dan pustakawan dalam menjaga dan memelihara kekayaan IAILM Suryalaya  dan lingkungan kampus yang asri, bersih, dan tertib.
e.       Terberdayakannya lembaga kemahasiswaan terutama untuk pembinaan dan pengembangan profesi dan kreativitas mahasiswa dalam rangka mengembangkan minat, bakat, dan keahlian mereka.
f.       Terjalinnya kemitraan yang harmonis dan sinergis antara IAILM dengan alumni dalam upaya saling memajukan dan membesarkan.
4.      Pelaksanaan kerjasama dengan perguruan tinggi dan/atau lembaga lain. Untuk mengembangkan eksistensi dan penguatan peran IAILM Suryalaya di tengah-tengah masyarakat baik pada tataran regional, nasional maupun global, maka penjalinan kerjasama dengan berbagai pihak merupakan suatu keharusan.
Indikatornya:
a.       berkembangnya pola-pola kemitraan dengan pihak-pihak lain baik dengan perguruan tinggi maupun nan-perguruan tinggi; seperti dengan pemerintah maupun dengan swasta, di dalam maupun di luar negeri.
b.      Optimalnya jalinan kerjasama yang telah dibangun dengan berbagai lembaga.
c.       Terumuskannya pola kemitraan dan kerjasama dengan berbagai pihak.
5.      Terselenggaranya administrasi dan manajemen yang efektif dan efisien. Administrasi dan manajemen merupakan duan hal yang strategis dalam penentuan tercapainya tujuan IAILM Suryalaya.
Indikatornya:
a.       Terlaksananya penyelenggaraan administratif yang efektif dan efisien.
b.      Terwujudnya optimalisasi pemberdayaan fungsi dan peran lembaga-lembaga yang ada baik lembaga struktural maupun nan-struktural.
c.       Telaksananya transparansi dalam berbagai bidang, seperti antara lain dalam ketenagaan, administrasi, dan keuangan.
d.      Meningkatnya pelayanan yang efektif dan efisien serta pengurangan alur birokrasi.
6.      Melakukan pengendalian dan pengawasan kegiatan. Agar pelaksanaan dapat terwujud dengan efektif, efisien dan akuntabel, maka pengendalian dan pengawasan senantiasa dilakukan secara terencana dan berkala.
Indikatornya:
Terwujudnya pengawasan fungsional yang ketat dan terpadu serta pengawasan yang melekat.
7.      Melakukan penilaian dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan.
a.       Terwujudnya penilaian (evaluasi) secara seksama dan berkala.
b.      Terwujudnya pelaporan kegiatan yang akuritabel dan berkala.

F. STRATEGI

            Bertolak dari analisis terhadap kondisi obyektif sebagaimana yang telah diuraikan di atas, upaya penataan pembenahannya dapat ditempuh melalui 5 (lima) kebijaksanaan yang berfungsi juga strategi, yaitu:
Pertama, pengembangan infra dan suprastruktur Akademik.
Langkah-langkah pengembangan infra struktur dan akademik ditempuh melalui:
1.      Optimalisasi penggunaan ruang dan tempat sesuai dengan kebutuhan. Penataan dan pembenahan kampus diarahkan pada upaya fungsionalisasi setiap lahan dan raungan dengan senantiasa mempertimbangkan aspek keindahan, kebersihan, dan penghijauan.
2.      Peningkatan penguatan peran yayasan dalam upaya peningkatan kesejahteraan lembaga dan civitas akademika.
3.      Fungsionalisasi terhadap lembaga-lembaga akademik dan kemahasiswaan dengan sistem desentralisasi.
4.      Pembangunan asrama mahasiswa sebagai student center. Pembangunan asrama dimaksudkan untuk memudahkan pembinaan dan pemberdayaan mahasiswa secara terpadu  terutama dalam pemantapan penguasaan bahsa asing.
5.      Pengembangan lembaga penerbitan sebagai media publikasi terhadap hasil karya civitas akademika.
6.      Optimalisasi pembinaan dan pelatihan kompetensi civitas akademika di bidang bahasa dan penelitian.
7.      Intensifikasi program pendidikan lanjutan dan penjenjangan bagi dosen dan staf/ perpustakaan.
8.      Mewujudkan lingkungan kampus yang asri dan Islami.
9.      Membangun suasana dan kultur akademik sehingga kondusif bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang demokratis dan bertanggung jawab dengan senantiasa menempatkan kompetensi dan profesionalisme sebagai tolak ukurnya.
10.  Pengembangan kurikulum yang mensinergikan antara keilmuan dan kompetensi.
11.  Mengupayakan fasilitas beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi dan kurang mampu.
12.  Efisiensi dan rasionalisasi terhadap pengelolaan kegiatan pendanaan akademik terutama berkenaan dengan upaya peningkatan kesejahteraan dosen dan staf/ pustakawan dalam bentuk insentif.
13.  Menyiapkan landasan desain transformasi dari Teaching University ke Research University.
14.  Terumuskannya pedoman akademik yang komprehensif.
15.  Terumuskannya pedoman penulisan karya ilmiah seperti penulisan skripsi, tesis dan disertasi.
16.  Penulisan buku dasar sebagai penunjang kelengkapan bahan ajar.
Kedua, Otonomi Dalam Satu Sistem Kelembagaan
            Program pengembangan otonomi dalam satu sistem kelembagaan diarahkan pada upaya pemberdayaan akademik, kelembagaan, dan administrasi. Secara operasional, tahapan-tahapan programnya dilakukan melalui:
1.      Pemberdayaan fakultas dan jurusan sebagai ujung tombak peningkatan kualitas akademik.
2.      Penataan dan revitalisasi lembaga kemahasiswaan intra-instituter baik di tingkat Institut, Fakultas dan Jurusan.
3.      Pemberdayaan lembaga-lembaga penunjang akademik, seperti Lembaga Penelitian, Lembaga Pengabdian pada masyarakat, Perpustakaan, Pusat Bahasa melalui system deregulasi dan debirokratisasi program.
4.      Modernisasi pelayanan akademik melalui sistem komputerisasi dan debirokratisasi terhadap mekanisme kegiatan dan pelayanan agar lebih efektif, efisien, dan akuntabilitas.
Ketiga, peningkatan kualitas akademik
Secara operasional, langkah peningkatan akademik ditempuh melalui:
1.       Peningkatan disiplin akademik melalui penyelenggaraan perkuliahan baik terjadwal, terstruktural maupun mandiri.
2.       Optimalisasi sistem rekruman calon mahasiswa baru dengan memandukan antara kualitas dan kuantitas.
3.       Transparansi pola rekrutmen dosen dan staf/pustakawan melalui sistem meritokrasi, kompetensi, profesionalisme.
4.       Pemberdayaan jurusan jurusan wider mandate, passing out, dan inovasi sebagai program studi unggulan yang memiliki karakteristik kahas IAILM Suryalaya.
5.       Peningkatan kesadaran berakhlak mulia, kepemimpinan, kreativitas, keterampilan, dan wirausaha mahasiswa melalui deregulasi dan dekonsentrasi program pembinaan.
6.       Peningkatan kualitas perpustakaan melalui pengadaan, pelayanan, dan pengelolaan perpustakaan.
7.       Pengembangan keilmuan dan keislaman melalui kajian dan penelitian.
8.       Peningkatan kualitas, profesionalisme, dan kompetensi dosen melalui jenjang pendidikan yang terstruktur dan pelatian-pelatian.
9.       Pengembangan materi-materi unggulan sebagai trade mark yang berasal dari dari perpaduan antara kurikulum nasional dan lokal.
10.   Deregulasi sistem pembelajaran andragogi melalui sosialisasi kurikulum berbasis kompetensi.
11.   Peningkatan kualitas program studi melalui jaminan mutu (quality assurance), pengendalian mutu (quality control) dan perbaikan mutu (quality improvement).
12.   Revisi pedoman akademik sesuai dengan perkembangan proses belajar mengajar.
Keempat, inovasi dan pengembangan jaringan
                        Program inovasi dan pengembangan jaringan dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Membangun kerjasama antara IAILM dengan lembaga lain dalam rangka penguatan peran.
2.      Mengembangkan jaringan dan kemitraan dengan berbagai instansi baik tingkat regional, nasional maupun internasional.
3.      Mengembangkan jaringan kerjasama dengan upaya mempercepat dan mensosialisasikan perubahan IAILM menjadi UILM.
4.      Pengadaan laboratorium ganda untuk peningkatan kualitas dan skill mahasiswa dalam menghadapi masa depan.
5.      Terumuskannya pedoman pola kemitraan dan kerjasama dengan berbagai instansi.
Kelima, modernisasi manajeman
            Program modernisasi manajemen pendidikan dan administrasi dilakukan melalui:
1.      Modernisasi sistem administrasi melalui debirokratisasi terhadap mekanisme kegiatan pelayanan agar lebih efektif, efisien, dan akuntabel.
2.      Transfaransi pengelolaan dan penyelenggaraan akademik.
3.      Deregulasi terhadap peran dan fungsi lembaga-lembaga akademik.
4.      Evaluasi dan pengawasan terpadu terhadap penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

G. PENUTUP

            Rencana Induk Pengembangan (RIP) ini merupakan acuan utama dalam perumusan program-program kerja di lingkungan IAILM Suryalaya yang dituangkan dalam Rencana Operasional (RENOP) empat tahunan melalui penyusunan program dan kegiatan tahunan.
            RIP  ini dibuat guna dijadikan pedoman penyusunan pertanggungjawaban mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan kelembagaan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi yang mengambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Laporan akuntabilitas kinerja dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara priodik.
            Implementasi renstra ini sangat tergantung dari sense of belonging dan responsibility dari semua pihak untuk terlibat secara aktif dalam setiap tahapan proses. Renstra di atas merupakan anak kunci yang berfungsi dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi lembaga, terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja. Renstra ini berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu empat tahun yang disusun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul sebagai respons terhadap arah untuk membangun dan mewujudkan IAILM menjadi Perguruan Tinggi Islam yang modern, profesional dan mandiri.
            Semoga Allah SWT. meridhai segala amal bakti kita. Amien.














RENCANA INDUK PENGEMBANGAN

(RIP)
INSTITUT AGAMA ISLAM LATIFAH MUBAROKIYAH (IAILM)
TAHUN AKADEMIK 2004 S.D 2008
SURYALAYA-TASIKMALA




INSTITUT AGAMA ISLAM LATIFAH MUBAROKIYA
PONDOK PESANTREN SURYALAYA TASIKMALAYA
TELP. (0265) 455808 FAX. (0265) 455809
E-mail : iailm @suryalaya.0rg
0 Komentar untuk "CONTOH RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) IAILM"

Back To Top