ads
ads

E-Learning dan Belajar Jarak Jauh (Distance Learning)


 E-Learning dan Belajar Jarak Jauh (Distance Learning)


1.    Pengertian Belajar Jarak Jauh (Distance Learning)
Dewasa ini e-learning menjadi menarik untuk diperhatikan oleh berbagai pihak, di berbagai bidang termasuk bidang pendidikan dengan telah dibukanya upaya baru dalam proses belajar mengajar yaitu dengan adanya Sistem Belajar Jarak Jauh (SBJJ). Dalam SBJJ, interaksi antara siswa dengan pengajar terbatasi dan terhalang secara fisik. Oleh karena itu untuk mengatasi keterbatasan itu disediakan berbagai layanan pembelajaran akademik, di antaranya tutorial on-line, bagi para siswa.
Distance learning adalah bentuk pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan menggunakan modul yang tercetak yang digunakan untuk korespondensi dan pembelajaran berbasis (TIK), seperti televise, radio, dan komputer serta internet. Segmen populasi pelajar lebih menyukai pembelajaran yang menggunakan media instruksional yang berbeda. Misalnya; berhubungan dengan print, CD, Video, atau komponen audio, perlengkapan telecourse, TV, interaktif, atau internet. Dengan demikian pengajar harus mengetahui media terbaik yang bisa digunakan oleh siswa saat mempelajari suatu materi pelajaran dan tingkat kemampuan teknologi yang dapat diakses.
Beberapa produk TIK yang juga bisa digunakan untuk mendukung proses kegiatan pembelajaran para siswa misalnya siaran televisi, tape cassette, video film, siaran radio, dan slide. Dengan bantuan produk TIK tersebut, siswa mendapat informasi pelengkap bagi materi yang sedang atau telah mereka pelajari.
Belajar Jarak Jauh merupakan suatu sistem pembelajaran yang menitikberatkan pada proses belajar mandisi secara aktif berdasarkan paket belajar (modul) dengan bimbingan tutorial yang diselenggarkaan dari jarak jauh dan satuan waktu tertentu untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan jenis, sifat, dan jenjang pendidikan yang telah ditetapkan.

2.    Prinsip Belajar Jarak Jauh
a.    Tujuan yang jelas. Perumusan tujuan harus jelas, spesifik, teramati dan terukur untuk mengubah perilaku siswa.
b.    Relevan dengan kebutuhan. Program Belajar Jarak Jauh relevan dengan kebutuhan siswa, masyarakat, dunia kerja atau lembaga pendidikan.
c.    Mutu pendidikan. Pengembangan program Belajar Jarak Jauh merupakan upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu mutu proses pembelajaran yang ditandai dengan proses pembelajaran lebih aktif atau mutu lulusan yang lebih produktif.
d.    Efisiensi dan efektivitas program. Pengembangan program Belajar Jarak Jauh harus mempertimbangkan efisiensi pelaksanaan dan efektivitas produk program. Efisiensi mencakup penghematan dalam penggunaan tenaga, biaya, sumber dan waktu, serta sedapat mungkin menggunakan hal-hal yang tersedia.
e.    Efektifitas. Memperhatikan hasil-hasil yang telah dicapai oleh lulusan, dampaknya terhadap program dan terhadap masyarakat.
f.    Pemerataan. Hal ini berkaitan dengan pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, khususnya bagi yang tidak sempat mengikuti pendidikan formal karena lokasinya  jauh atau sibuk bekerja.
g.    Kemandirian. Kemandirian baik dalam pengelolaan, pembiayaan, maupun dalam kegiatan belajar.
h.    Keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud di sini adalah keterpaduan berbagai aspek seperti keterpaduan mata pelajaran secara multi disipliner.
i.    Kesinambungan. Penyelenggraan Belajar Jarak jauh tidak insidental dan sementara, tetapi dikembangkan secara berlanjut dan terus menerus.

3.    Karakteristik Belajar Jarak Jauh
Belajar jarak jauh memiliki karakteristik, sebagai berikut:
a.    Menjangkau semua siswa di manapun berada.
b.    Proses belajar dilakukan secara mandiri.
c.    Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dikembangakan secara sengaja sesuai kebutuhan dengan tetap berpedoman pada kurikulum.
d.    Interaksi pembelajaran bisa dilaksanakan secara langsung dalam suatu pertemuan. Bisa pula secara tidak langsung dengan bantua tutor dalam forum tutorial.
e.    Waktu yang digunakan tepat sesuai waktu dan program yang telah ditentukan.
f.    Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa.
g.    Program disusun disesuaikan dengan jenjang, jenis, dan sifat pendidikan.
h.    Penilaian dilakukan sendiri (Self evaluation).

4.    Prinsip dan Bentuk Program Belajar Jarak Jauh (BJJ)
Penyusunan program belajar jarak jauh memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
a.    Bertujuan meningkatkan mutu kemampuan para siswa sesuai dengan bidang kemampuan, minat dan bakatnya masing-masing agar lebih mampu meningkatkan mutu dirinya sendiri.
b.    Memperluas kesempatan belajar dan meningkatkan jenjang pendidikan para peserta.
c.    Meningkatkan efisiensi dalam sistem penyampaian melalui media modular dengan bantuan radio pendidikan, film, video, media pendukung lain.
d.    Berdasarkan kebutuhan lapangan dan kondisi lingkungan.
e.    Berdasarkan kesadaran dan keinginan siswa dan menekankan pada belajar mandiri yang berdasar pada aktualisasi diri, percaya diri bergantung pada kemampuan sendiri agar berhasil dalam studinya.
f.    Dikembangkan dalam paket terpadu dan dilaksanakan secara terpadu pada tingkat kelembagaan.
Dengan pertimbangan prinsip-prinsip tersebut, maka bentuk program jarak jauh dapat berupa paket belajar modular, program siaran radio, atau televisi dan program multimedia.

5.    Sistem Komponen Belajar Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh disebut pembelajaran sistem terbuka, karena memberikan kesempatan kepada siapapun untuk belajar. Di samping itu peraturan yang diberlakukan tidak seketat kelas konvensional. Siswa tidak diwajibkan hadir di kelas untuk mengikuti proses pembelajaran seperti biasanya. Mereka pun tidak diwajibkan mengikuti jadwal pelajaran yang kaku. Siswa diberikan kesempatan untuk belajar sesuai karakteristik, kebutuhan, bakat dan minatnya.
Sistem belajar jarak jauh diselenggarakan dengan maksud agar siswa dapat belajar mandiri. Bantuan terkadang dari pembimbing, yaitu guru dan tutor. Siswa belajar melalui teori, pikiran, perasaan atau karya-karya yang telah dituangkan dalam buku teks, modul, majalah, surat kabar, atau program-program (software) yang disajikan melalaui media berbasis TIK. Penyelenggaraan sistem belajar jarak jauh meliputi mata pelajaran, ahli pengembangan materi pembelajaran, dan ahli media pembelajaran yang menyusun dan mengembangkan kurikulum. Mereka mempersiapkan, merancang, menyusun dan memproduksi materi pembelajaran.
Program cetak dan program media yang dihasilkan ini lalu diberikan kepada siswa untuk dipelajari, baik secara individual maupun berkelompok. Mereka akan belajar sesuai dengan kemampuan dan percepatan belajarnya masing-masing. Siswa yang belajarnya cepat tidak perlu menunggu temannya yang lambat. Sebaliknya, yang lambat belajarnya tidak perlu merasa ditinggalkan oleh temannya, namun tetap berusaha untuk belajar dengan optimal sesuai karakteristiknya. Oleh karena tidak ada guru atau pembimbing langsung selama proses belajar, maka sistem belajar mandiri ini memerlukan kemauan, motivasi, dan semangat, serta disiplin yang besar dan kuat untuk bisa, pintar, atau cerdas. Jika menghadapi kesulitan atau tidak bisa mengerjakan soal, siswa diharapkan berdisukusi dengan teman. Untuk mengatasi hal ini diadakan tutor untuk memberikan kegiatan tutorial yang berfungsi sebagai pembimbing.
Komponen sistem belajar jarak jauh, meliputi:
a.    Siswa
Tujuan siswa mengikuti sistem belajar jarak jauh, antara lain ingin mendapatkan ijazah, untuk mengisi waktu, hiburan, atau tertarik dengan programnya.
b.    Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dirancang khusus untuk keperluan sistem belajar jarak jauh sesuai kebutuhan siswa. Materi pembelajaran yang disusun mudah dipelajari tanpa perlu banyak mengharapkan bantuan orang lain. Materi ini disajikan melalui berbagai media. Pada awal keberadaan sistem belajar jarak jauh, medianya berupa media cetak, sehingga muncullah buku atau modul. Namun sekarang di era TIK dan komunikasi media untuk belajar mandiri bisa memanfaatkan jaringan komputer seperti internet yang di dalamnya memuat banyak informasi dengan berbagai macam penyajian.

c.    Pembimbing Tutor, Fasilitator,
Tugas pembimbing, tutor, dan fasilitator adalah memberikan bantuan kepada siswa sewaktu-waktu secara berkala ketika siswa menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas, latihan atau soal. Bantuan yang diberikan adalah membimbing untuk memahami tujuan yang akan dicapai, cara dan teknik mempelajari materi pembelajaran, penerapan metode belajar, dan bantuan lain yang dapat mengkondisikan siswa untuk belajar dan mencapai hasilnya secara optimal. Waktu pertemuan siswa dengan pembimbing, tutor dan fasilitator didasarkan pada jadwal yang luwes (fleksibel) tidak kaku disesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh siswa dan disesuaikan dengan perlu atau tidaknya bantuan dalam proses belajar.

d.    Tempat Belajar
Karena siswa tidak wajib datang ke sekolah setiap hari, maka siswa bisa belajar di mana saja, sambil menggembala kambing atau kerbau di kebun, atau sambil menunggu warung. Tempat untuk pertemuan dengan pembimbing pun diatur dengan memilih tempat yang nyaman meskipun sederhana untuk belajar.

e.    Sistem Evaluasi
Dalam sistem BJJ, siswa belajar tanpa diawasi oleh pembimbing. Oleh karena itu untuk menentukan apakah telah menguasai materi pembelajaran atau belum, siswa harus mengajukan kepada pembimbing untuk meminta diuji. Namun siswa bisa pula melakukan tes mandiri (self test/evaluation). Dalam hal ini siswa mengerjakan soal tanpa pengawasan. Dirinya sendirilah yang menilai jawaban benar atau salah berdasarkan kunci jawaban test tersebut.

6.    Pendayagunaan Komputer dalam Program BJJ
Komputerisasi program belajar jarak jauh bukan saja menjadi sautu kebutuhan, akan tetapi sekaligus merupakan suatu keharusan, baik dalam administrasi maupun dalam edukasi. Pertimbangannya adalah:
a.    Data dan informasi tentang siswa dan tutor membutuhkan ketelitian dan ketepatan yang maksimal, agar dapat segera dikombinasikan dalam jangka waktu relatif cepat. Penyimpanan data melalui komputerisasi tentunya sangat membantu penyelenggaraan sistem administrasi dan manajemen program BJJ.
b.    Pelaksanaan kegiatan kurikuler, bimbingan tutorial, kegiatan penilaian, pengadaan dan pemakaian bahan bacaan serta alat bantu dan kegiatan pembelajaran lebih menekankan belajar mandiri, sehingga perlu pendataan dn pengolahan yang cepat dan akurat.
c.    Pendayagunaan komputer dalam program BJJ merupakan salah satu sarana/prasarana yang penting guna lebih memperlancar sistem komunikasi informasi. Misalnya untuk pelaksanaan bimbingan tutorial dan penilaian siswa untuk meningkatkan hasil belajar yang optimal.
d.    Kebutuhan inovasi, penyesuaian dan pengembangan sistem pendidikan nasional dewasa ini meminta perhatian yang sungguh-sungguh dalam pendayagunaan TIK.

7.    Kelebihan Belajar Jarak Jauh
Dari penjelasan yang telah disampaikan dapat dikemukakan bahwa belajar jarak jauh memiliki kelebihan-kelebihan berikut:
a.    Menjangkau target yang telah ditentukan. Para pesreta dapat dijangkau dengan media cetak dan elektronik seperti radio, televise, komputer. Cara ini menguntungkan karena memberikan kesempatan yang luas bagi generasi muda yang ingin belajar lebih lanjut sesuai dengan minat dan keinginannya.
b.    Memberikan kesempatan yang luas dalam rangka pelayanan terhadap perbedaan individual siswa. Mereka dapat belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya masing-masing yang berbeda dengan sistem klasikal.
c.    Tidak membutuhkan ruangan kelas khusus dan semua jenis perlengkapannya, kerangka kegiatan belajar lebih banyak dilakukan di rumah atau di tempat lainnya yang ada seperti tempat tertentu untuk yang ingin belajar berkelompok.
d.    Tidak memerlukan guru khusus yang bertugas mengajar secara berkesinambungan. Cukup dibina dan dibimbing oleh tutor yang bertugas secara berkala sebagai fasilitator dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.
e.    Bahan belajar sudah disiapkan dalam bentuk modul yang disiapkan oleh pengelola. Program ini memang sudah dirancang agar siswa mudah memahami bahan tersebut.
f.    Memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk belajar mandiri secara aktif, sehingga diharapkan mereka lebih mantap pemahamannya melalui kegiatan internal, diskusi dan pemantapan mandiri. Pada dasarnya keberhasilan siswa tidak bergantung pada sejauh mana mereka melakukan kegiatan belajar aktif tersebut.
g.    Lebih efisien dan ekonomis, karena waktu belajarnya tidak terstruktur. Siswa yang telah bekerja tidak perlu meninggalkan pekerjaannya. Siswa juga tidak perlu datang ke sekolah yang mungkin jauh jaraknya. Pengelolaannya belajar dilaksanakan secara terpusat dengan melakukan kegiatan perencanaan dan pengembanagan, koordinasi, pemantauan, pengawasan dan penilaian.
h.    Pengembangan kurikulum didasarkan pada kebutuhan lapangan, sehingga tidak perlu sama dengan kurikulum lembaga pendidikan formal lainnya.

8.    Kelemahan Belajar Jarak Jauh
Beberapa kelemahan yang mungkin menjadi kendala BJJ meliputi:
a.    Persiapan dan perencanaan program lengkap dengan semua perangkatnya memerlukan waktu dan pembiayaan yang cukup banyak serta mendayagunakan tenaga ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu.
b.    Menuntut para siswa belajar mandiri, sehingga memerlukan motivasi belajar tinggi.
c.    Siswa tidak dapat berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan pengajar, misalnya untuk minat penjelasan atau jawaban atas suatu pertanyaan yang diajukan. Bimbingan hanya bisa dilakukan dengan cara tutorial yang dilaksanakan secara berkala.
d.    Modul disusun secara terpusat sehingga besar kemungkinan bahan yang disajikan kurang relevan dengan kebutuhan siswa setempat atau kepentingan siswa. Bahan itu dapat kurang menarik, karena tulisannya tidak jelas, bahasa sulit dipahami, kurang contoh atau ilustrasi, dan sebagainya.
0 Komentar untuk " E-Learning dan Belajar Jarak Jauh (Distance Learning)"

Back To Top