MENJADI MUJAHID DAKWAH
Seorang da’i bagaikan seorang pelayan toko. Tugasnya menjaga, memelihara dan menawarkan barang dagangan sesuai dengan petunjuk sang majikan. Laku ataupun tidak laku, dia akan tetap menerima gaji setiap bulan dari sang majikan.
Demikian juga para da’i yang tugasnya hanya menjaga memelihara dan menyampaikan kesucian Islam kepada seluruh umat manusia sesuai dengan petunjuk-Nya. Apakah manusiamenerima atau menolaknya, juru dakwah tidak akan kehilangan pahala asalkan dia tetap komitmen tinggi serta konsisten terhadap segala aturan main yang ditetapkan Allah dalam menyampaikannya. sebagaimana ditegaskan Allah dalam Surat Ali Imran Ayat 20 :
فَإِنۡ حَآجُّوكَ فَقُلۡ أَسۡلَمۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِۗ وَقُل لِّلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡأُمِّيِّۧنَ ءَأَسۡلَمۡتُمۡۚ فَإِنۡ أَسۡلَمُواْ فَقَدِ ٱهۡتَدَواْۖ وَّإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّمَا عَلَيۡكَ ٱلۡبَلَٰغُۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِٱلۡعِبَادِ ٢٠
“Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”Maka setiap da’i dituntut untuk :
1. Mengetahui dan menghayati materi agama yang disampaikannya.
2. Mengenal karakter manusia yang akan menerima tawaran dakwah tersebut dengan baik.
3. Memiliki keterampilan atau kompetensi khusus dalam cara menawarkan dan menyajikannya.
Dalam Islam setiap pribadi muslim wajib menjadi da’i atau juru dakwah untuk mengajak dan menyampaikan kebenaran walaupun satu ayat. Sebagaimana disabdakan oleh Rasululloh SAW. :
بلغوا عني ولو اية
“Sampaikanlah apa yang dariku walaupun hanya satu ayat.”Satu catatan bagi seorang juru dakwah, jika pada suatu saat ajakannya ditolak oleh masyarakat di suatu tempat, jangan langsung menarik kesimpulan bahwa mereka anti agamai Islam. Melainkan harus instropeksi diri dan cepat mawas diri, mungkin sikap dan cara menyampaikannya ketika itu kurang simpatik. Maka jika orang itu bersungguh-sungguh untuk mencari jalan dan metode yang paling baik dalam berdakwah, barulah disebut Mujahid Dakwah. Sebagaimana diperingati Allah dalam Surat Ali Imran Ayat 159:
فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ ١٥٩
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”Dalam ayat lain Surat Thaha ayat 44 disebutkan:
فَقُولَا لَهُۥ قَوۡلٗا لَّيِّنٗا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوۡ يَخۡشَىٰ ٤٤
“maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".
0 Komentar untuk "MUJAHID DAKWAH"