ads
ads

Tujuh Latifah Sasaran Dzikir


Tujuh Latifah Sasaran Dzikir 

1. Latifah al-Qalb. Nafsu yang ada padanya adalah; 1) al-Laumu: Mencaci, 2) al-Hawā: Keinginan, 3) al-Makr: Berbuat keonaran 4) al-’Ujb: Ujub, 5) al-Gībah: Menceritakan kejelekan orang lain, 6) ar-Riyā: Beramal ingin kelihatan, 7) ad-Dzulm: Aniaya, 8) al-Kizb: Dusta, 9) al-Gaflah: lupa. Allah berfirman dala surat al-Qiyamah: 2-3: وَلَآ أُقۡسِمُ بِٱلنَّفۡسِ ٱللَّوَّامَةِ ٢ أَيَحۡسَبُ ٱلۡإِنسَٰنُ أَلَّن نَّجۡمَعَ عِظَامَهُۥ ٣ Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri. Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Maksudnya: bila ia berbuat kebaikan ia juga menyesal Kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.

2. Latifah ar-Rūhi. Adapun nafsu yang bersarang padanya adalah nafsu al-Mulhimah. Selengkapnya nafsu yang mengirinya adalah 1) as-Sakhāwah: sipat dermawan, 2) al-Qonā’ah: Merasa puas dengan apa yang ada, 3) al-Hilm: Murah hati, 4) at-Tawādhu’: Rendah hati, 5) at-Taubah: Kembali kepada Tuhan 6) as-Sabr: Sabar 7) at-Tahammulu: Menahan diri. Dalam surat as-Syams: 8, Allah berfirman: فَأَلۡهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقۡوَىٰهَا ٨ Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,

 3. Latifah as-Sirr. Nafsu yang ada padanya adalah nafsu al-Muthmainnah. Pasukannya 1) al-Jūd: Suka berbagi, 2) at-Tawakkal: Berserah diri kepada Allah, 3) al-’Ibādah, 4) as-Syukr: Berterima kasih, 5) ar-Ridha: Rela terhadap ketentuan Tuhan 6) al-Khosyah: Takut melawan larangan Allah. Dalam surat Yunus ayat 7 Allah berfirman: إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يَرۡجُونَ لِقَآءَنَا وَرَضُواْ بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَٱطۡمَأَنُّواْ بِهَا وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَنۡ ءَايَٰتِنَا غَٰفِلُونَ ٧ Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (Tidak percaya akan) pertemuan dengan kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat kami, Mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.

4. Latifah al-Khafi. Nafsu yang bertempat padanya adalah nafsu al-Mardiyyah. Pasukannya: 1) Khusn al-Khulq: Sikap yang baik, 2) Tarku ma siwallah Meninggalkan segala sesuatu selain Allah, 3) al-Lutf bi al-Khalq: Lemah lembut kepada makhluk, 4) al-Haml ’ala s-Salah: Senantiasa mengajak kepada kemaslahatan, 5) as-Safh ’an Dzunūb al-Gair: Memaafkan terhadap kesalahan orang lain, 6) al-Mail bi al-Khalq: Simpatik kepada sesama makhluk, 7) al-Hub ila al-Khalq: Cinta kepada makhluk. Dalam surat al-Fajr ayat 27-28, Allah berfirman: يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ ٢٧ ٱرۡجِعِيٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةٗ مَّرۡضِيَّةٗ ٢٨ Hai jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.

5. Latifah al-Akhfa. Nafsu yang ada padanya adalah nafsu al-Kāmilah. Pasukannya: 1) ’Ilm al-Yaqīn, 2) ’Ain al-Yaqīn, 3) Haq al-Yaqīn.
 ٱلۡيَوۡمَ يَئِسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَٱخۡشَوۡنِۚ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ فِي مَخۡمَصَةٍ غَيۡرَ مُتَجَانِفٖ لِّإِثۡمٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٣ 
Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa Karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (al-Maidah: 3).

6. Latifah an-nafsi. Nafsu yang ada padanya adalah nafsu al-Ammārah. Pasukannya 1) al-Bukhl: Kikir, 2) al-Hirs: Tamak/ loba, 3) al-Hasad: Dengki, 4) al-Jahl: Bodoh, 5) al-Kibr: Sombong, 6) as-Syakhāwah: Nafsu Biologis, 7) al-Gadab: Marah. وَمَآ أُبَرِّئُ نَفۡسِيٓۚ إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيٓۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٞ رَّحِيمٞ ٥٣ Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.

7. Latifah al-Qolab. Nafsu yang bertempat padanya adalah nafsu rǒdiyah. Pasukannya: 1) al-Karam: Mulia, 2) az-Zuhd: Meninggalkan kemewahan, 3) al-Ikhlās, 4) al-Wara’: Bersikap hati-hati 5) ar-Riyādoh: Berlatih ruhani, 6) al-Wafā: Menepati janji. Allah berfirman: إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلَٰقٍ حِسَابِيَهۡ ٢٠ فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ ٢١ فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٖ ٢٢ Sesungguhnya Aku yakin, bahwa Sesungguhnya Aku akan menemui hisab terhadap diriku.Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, Dalam syurga yang tinggi,

8. Wakil Talqīn (Khalifah) Karena perkembangan TQN begitu pesat dan lapangan dakwah pun dengan sendirinya bertambah luas, maka guru mursyid mengangkat wakil talqin. Wakil talqin adalah orang yang mendapat izin dari guru mursyid untuk melaksanakan talqin, sekaligus melakukan pembinaan bagi ikhwan-ikhwan yang sudah ditalqin. Seseorang diangkat wakil talqin karena dalam pandangan batin Syaikh Mursyid, orang itu telah layak dan memenuhi kualifikasi untuk menjadi wakilnya melaksnakan tugas (talqin) dengan baik. Tidak sembarangan orang di angkat wakil talqin. Hanya orang-orang pilihanlah yang diangkat oleh mursyid untuk menjadi wakil talqin. Dan hanya mursyidlah yang berhak mengangkat wakil talqin.

Orang yang belajar mengamalkan zikrullah yang diawali dengan talqin, harus berusaha mendawamkan zikirnya setiap saat. Zikir jahr setiap setelah salat fardu minimal 165 kali sementara zikir khafi jumlahnya biqadril imkān. Zikir khafi dapat dilakukan setelah zikir jahr atau dilakukan kapan saja dimana saja dan dalam situasi apa saja. Talqin itu penanaman cahaya nubuwwah. Cahaya itu dapat terus bersinar tetapi dapat juga mati. Agar cahaya nubuwwah itu hidup terus dan menyinari ruhani orang yang bersangkutan maka ia harus merawat dan menumbuh suburkan cahaya tadi dengan dawam dzikrullah sekaligus memperbaiki perilaku dalam kehidupan keseharian agar senantiasa sesuai dengan sunnah Rasulullah, baik dalam bidang ubudiyyah maupun mu’amalahnya. Perubahan prilaku dapat dilakukan secara bertahap, mengikuti perilaku Pangersa Abah sebagai panutan. Pentahapan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

 Perlu dicatat disini bahwa Pangersa Abah tidak pernah memaksakan sesuatu hal kepada muridnya. Kalau seseorang berkehendak untuk melakukan perubahan maka perubahan tersebut jangan sampai dipaksakan. Perubahan seyogyanya dilakukan secara bertahap. Berikut ini penjelasan tentang tahapan-tahapan perubahan, khususnya dalam bidang ubudiyyah: Tahapan Pertama Tahapan pertama, yang paling ringan adalah melaksanakan salat sunat rawatib, yaitu salat sunat qabla dan ba’da salat salat fardu.
Salat sunat yang biasa dilaksanakan oleh para ikhwan di Suryalaya adalah:
1. Salat Sunat Fajr (qabla Subuh) dan salat lidaf’il bala.
2. Salat Sunat qabla dan ba’da dhuhur
3. Salat Sunat qabla ‘Asar
4. Salat Sunat qabla dan ba’da magrib
5. Salat sunat qabla dan ba’da Isya. Selain salat sunat ba’da magrib Abah biasa melaksanakan salat sunat yang lainnya. Selengkapnya sebagai berikut: 1. Salat sunat awabin 2. Salat sunat lihifdzil Iman 3. Salat Sunat Istikharah 4. Salat Sunat Hajat 5. Salat Sunnat libirril wālidain
6. Salat Sunat Hajat
7. Salat Sunat lidaf’il bala
8. Salat Sunat Ikhlas
9. Salat Sunat Mutlaq Sunnah pangersa Abah , beliau tidak beranjak dari tempat salat antara magrib dan isya. Setelah selesai salat isya dengan zikirnya baru beliau bersama para tamu makan malam.

Tahapan Kedua Tahapan ini merupakan upaya peningkatan ubudiyyah dengan melaksanakan salat-salat sunat sebagai berikut: 1. Salat sunnat Syukr al-Wudu setiap kali selesai berwudu 2. Salat Sunat Isyraq, sekitar pukul .06.00 3. Salat sunnat isti’azah, setelah selesai salat isyraq 4. Sunat istikharah, setelah selesai salat ‘isti’azah 5. Salat sunnat Duha waktunya sekitar pukul 7.30. 6. Salat sunat kifarat al-baol setelah slesai salat duha. 7. Salat sunat lidaf’il bala, setelah salat isya. 8. Salat sunat hajat sebelum tidur. Tahapan Ketiga Tahapan ini berupa pelaksanaan qiyāmullail atau salat malam. Pelaksanaannya mengikuti cara-cara sebagaimana dijelaskan oleh Pangersa Abah dalam buku yang beliau tulis berjudul “Ibadah Sebagai Metode Pembinaan Korban Penyalahgunaan Narkotika dan Kenakalan Remaja” Buku ini sebagai panduan bagi para pembina Inabah bagaimana proses penyadaran dan penyembuhan para remaja korban Narkoba dan obat-obat terlarang di Inabah agar sembuh dari ketergantungan dengan sadar dan sukarela. Cara dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Mandi Taubah sekitar pukul 02.00 dini hari 2. Salat sunat syukr al-Wudu 3. Salat sunat Taubah 4. Salat Sunat Tahajjud (12 raka’at) 5. Salat sunnah Tasbih (4 raka’at) 6. Salat Sunat witir (11 raka’at) Setelah selesai melaksanakan salat sunat hendaklah salik berzikir sebanyak banyaknya hingga waktu salat suhubuh tiba. Pangersa Abah tidak beranjak dari tempat salat setelah subuh sampai waktu isyraq. Berikut ini rincian ubudiyah yang biasa dilaksanakan oleh para pengamal TQN Pondok Pesantren Suryalaya walaupaun pelaksanaannya bertahap sesuai kemampuan masing-masing.
0 Komentar untuk "Tujuh Latifah Sasaran Dzikir "

Back To Top