ads
ads

Sejarah Batik Indonesia 2018

Aneka Ragam Batik yang berkembang di Indonesia


Macam-maca batik di Indonesia
1.    Batik Pedalaman (Pesisir)
Batik pedalaan adalah pengategorian batik yang berkembang di masa lalu. Dahulu pembatik hanya ditemui di daerah-daerah pedalaman. Selain itu tidak sembarang orang bisa melakukan proses pembatikan , sehingga jarang dujumpai di lingkungan masyarakat luas. Pada masa kejayaan kerajaan di Indonesia seperti majapahit, batik hanya ditemui dikalangan raja-raja dan petinggi keraton. Batik kraton adalah batik yang tumbuh dan berkembang di atas dasar-dasar filsafat kebudayaan jawa yang mengacu pada nilai-nilai sepiritual dan terdapat harmonisasi antara alam semesta yang tetib , serasi, dan seimbang.
Para pembatik kraton membuat batik dengan cara yang tidak biasa, yaitu menggunakan banyak proses dan ritual pembatikan. Pembatik kraton ibarat ibadah, suatu seni tinggi yang patuh pada aturan serta arahan arsitokrat Jawa. Istilah-istilah baik pun mulai dikenal sejakzaman ini dan hampir semuanya menggunakan istilah  dalam bahasa Jawa. Ragam hias diciptakan bernuansa kontemplatif, tertib, simetris, bertata warna terbatas, seperti hitam, biru tua, (wedelan), dan coklat (soga). Ragam hias ini memiliki makna simbolik yang beragam. Maka, batik dikenal masyarakat sebagai kebudayaan nenek moyang dari daerah Jawa. Oleh sebab itu batik pedalaman sering disebut sebagai batik klasik. Namun, karena perkembangan masyarakat , batik dapat keluar dari kalangan kraton dan menyebar ke seluruh pelosok tanah air Indonesia karena sejalan dengan adanya integrasi budaya.
2.    Batik Pesisir
Batik Pesesisir adalah batik yang berkembang di masyarakat yang tinggal di luar benteng kraton. Sebagai akibat dari pengaruh budaya daerah di luar Pulau Jawa juga adanya pengaruh budaya asing seperti Cina dan India serta agama Hindu dan Budha. Hal ini menyebabkan batik tumbuh dengan berbagai corak yang beraneka ragam. Para pembatik daerah pessisir merupakan rakyat jelata yang membatik sebagai pekerjaan sambilan (pengisi waktu luang) yang sangat bebas aturan, tanpa patokan teknis dan religio-magis. Oleh karena itu, ragam hias yang diciptakan cenderung bebas , spontan, dan kasar dibandingkan dengan batik kraton. Para pembatik pesisir lebih menyukai cara-cara yang dapat mengeksplorasi batik seluas-luasnya. Akibatnya, banyak ditemui warna-warna yang tidak pernah dijumpai pada batik pedalaman/klasik. Warna-warna yang digunakan mengikuti selera masyarakat luas yang bersifat dinamis, seperti merah, biru, hijau, kuning, bahkan ada pula yang orange, ungu, dan warna-warna muda lainnya.
Ragam hias pada karya batik Indonesia sangat banyak. Tentunya setiap motif memiliki makna sesuai dengan budaya setiap daerah.
donesia yang berkembang saat ini adalah sebagai berikut :
0 Komentar untuk "Sejarah Batik Indonesia 2018 "

Back To Top