Teknis
Pelaksanaan Program RSBS (Rumah Sampah Berbasis Sekolah)
a)
Metode dan Strategi Implementasi Program
Berbicara masalah metode dan strategi,
sebenarnya hanya ada dua hal yang dijadikan
andalan, pertama adalah komitmen dan kedua adalah pembiasaan.
Komiten menjadi modal penting untuk
keberlangsungan program pengumpulan sampah secara rutin. Komunitas RSBS secara
berkala mendatangi sekolah yang berminat untuk kerjasama melakukan tahap awal
yakni sosialisai konsep RSBS dan kesehatan lingkungan, untuk ditindaklanjuti
oleh pihak sekolah. Ketika sekolah yang bersangkutan siap bekerjasama, maka
pihak sekolah diintruksikan agar mengadakan acara diskusi dengan orang tua
murid. Pada bagian inilah kita mengambil komitmen. Kita sama-sama berkomitmen
untuk menyukseskan program ini dengan sosialisasi yang komprehensif kepada
orangtua murid, secara tidak langsung komunitas RSBS telah berikhtiar untuk
merubah mindset orangtua yang masih tidak peduli pada masa
lah sampah
menjadi lebih peduli. Komitmen ini juga tidak hampa, ada reward untuk
anak yang berhasil mengumpulkan sampah terbanyak.
Hal yang tak kalah penting adalah pembiasaan.
Inilah yang menjadi senjata kami. Kita tahu bahwa usia PAUD merupakan masa emas
(golden age), masa yang sangat cocok untuk pembentukan karakter,
penanaman nilai dan pengenalan baik-buruk. Masa yang hanya terjadi sekali saja
dan sangat membekas dala benak mereka. Strategi yang bisa kita gunakan memang
banyak, namun pembiasaan merupakan strategi yang akan membekas sepanjang masa
hingga menjadi karakter.
Setiap sekali dalam satu pekan –hari
pelaksanaan, bisa disesuaikan oleh sekolah-, siswa diinstrukiskan untuk
mengumpulkan sampah ke rumah sampah yang lokasinya strategis dan dekat dengan
sekolah atau bahkan di lingkungan sekolah. Tak hanya mengumpulkan, anak juga
dilibatkan dalam proses pemilahan di rumah sampah, memilah antara sampah organik dengan anorganik, sampah
yang bisa didaur ulang dan yang tidak bisa, sehingga
anak terbiasa dan paham bagaimana mengklasifikasikan sampah, selain itu untuk
anak PAUD juga bisa sekaligus menjadi wahana belajar berhitung dan bermain,
karena kegiatan pemilahan bisa dikombinasikan dengan permainan dan nyanyian
yang menyenangkan.
Rata-rata seorang anak menghabiskan waktu 2
hingga 3 tahun di lembaga PAUD dan 6 tahun di SD, totalnya 8 tahun. Setiap
bulan ada 4 pekan, 4 x 12 = 48 pekan, ada 48 pekan dalam setahun, taruhlah ini
belum dikurangi waktu libur, misal kita ambil libur semester satu selama satu
pekan dan akhir semester selama dua pekan, hingga tersisa 45 pekan dalam
setahun. 45 kali dalam setahun anak dibiasakan untuk berinteraksi langsung
dengan sampah, dari mulai pemungutan, pengumpulan, pemilahan hingga pendaur
ulangan. Sekarang kita kalkulasikan selama 8 tahun, 45 pekan x 8 = 360 pekan.
Berarti dalam rentang waktu 8 tahun itu, anak dibiasakan peduli sampah sebanyak
360 kali. Jumlah yang lebih dari cukup untuk menumbuhkan karakter peduli
lingkungan. Dalam Islam saja, kita tahu bahwa untuk menjadikan suatu aktivitas
sebagai kebiasaan atau habits, setidaknya diperlukan 30 hari
berturut-turut melakukan aktivitas tersebut dan benar saja, kita dilatih dengan
Ramadhan. Genap satu bulan, coba buktikan dengan tahajjud setiap malam di bulan
Ramadhan, kelak di bulan syawal untuk bangun sholat tahajjud tidak akan sesulit
sebelum pembiasaan di bulan Ramadhan. Begitupun ini, RSBS berusaha konsisten
dengan pembiasaan.
0 Komentar untuk "Program RSBS (Rumah Sampah Berbasis Sekolah)"