ads
ads

Pendidikan Lokal (Pesantren)



Pendidikan lokal yang dimaksud di sini adalah sistem pendidikan asrama model pesantren. Sistem asrama besar manfaatnya dalam proses pendidikan, karena sistem ini tidak sekedar memberikan pengajaran hidup secara pedagogik, tetapi juga memberikan pelajaran dari pedagogik yang hidup. Pendidikan model pesantren menyatukan tiga komponen pendidikan masyarakat Indonesia yang terdiri dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiganya berada dalam satu lingkungan yang terpadu, sehingga lebih memungkinkan untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi pencapaian tujuan pendidikan. 
Pendidikan model pesantren memiliki, setidaknya, delapan karakteristik. Pertama adalah sistem pendidikan asrama yang betul-betul. 
menerapkan tri pusat pendidikan secara terpadu. Kedua, memiliki konsep self governance dalam proses pendidikan yang berarti santri adalah subyek pendidikan. Ketiga, pesantren adalah lembaga pendidikan yanng berasal dari, dikelola oleh, dan berkiprah untuk masyarakat. Keempat, berorientasi kemasyarakatan. Kelima, pengajaran (formal) dan pendidikan (informal) terintegrasi dalam satu kesatuan. Keenam, hubungan antara anggota masyarakat di pesantren berlangsung dalam suasana kekeluargaan. Ketujuh, memiliki prinsip keikhlasan, perjuangan, pengorbanan, kesederhanaan, kemandirian, dan persaudaraan.Kedelapan, kiyai atau pimpinan sekolah, selain sebagai tokoh sentral, juga berperan sebagai moral force bagi para santri dan seluruh penghuni pesantren. Hal ini merupakan kondisi pokok dalam dunia pendidikan, tetapi jarang dijumpai dalam sistem pendidikan selain pesantren. 
Pengaruh dari Ki Hadjar Dewantara dalam mengembangkan kelokalan tampak dalam pemikiran K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi ketika melaksanakan pendidikan di PMDG. Perbedaan antara keduanya adalah, apabila Ki Hadjar Dewantara melaksanakan pendidikan dengan memberikan suasana nyaman di lembaga pendidikan tersebut dan melarang adanya paksaan dalam proses pendidikan, maka K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi justru memandang bahwa pendidikan dilaksanakan dengan pemaksaan dan pemberian tekanan-tekanan untuk melatih siswa menyelesaikan persoalan kehidupan.Pemaksaan dan pemberian tekanan inilah yang melahirkan sebuah kebiasaan, dari kebiasaan itulah akan melahirkan sebuah pola hidup. Konsep ini merupakan aplikasi dari Al-Quran surat Al-‘Ankabut ayat 6: 
Artinya: 
“Dan Barang siapa yang berjihad (bersungguh-sungguh), maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam

0 Komentar untuk "Pendidikan Lokal (Pesantren) "

Back To Top