ads
ads

QANAAH versus GAYA HIDUP


QANAAH versus GAYA HIDUP

Qanaah adalah sifat merasa cukup. Diberi banyak cukup dan diberi sedikit cukup. Dalam bahasa Jawa   nrimo ing pandum, dalam bahasa sunda ngalap cukup kunu aya. Namun ada yang merasa cukup kalau Allah memberi harta yang banyak. Pada dasarnya manusia tidak pernah puas. Selalu mencari puas.

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.(Muttafaqun ‘alaih).

Salah pula yang mengatakan bahwa seseorang yang berpenghasilan pas-pasan tidak bisa qanaah. Karena Allah yang memenuhi kebutuhan seorang hamba. Hanya gaya hiduplah yang tidak membuatnya cukup. Qanaah adalah sumber kebahagiaan. Imam asy-Syafi’i rahimahullah tentang qanaah, berkata :

إِذَا مَا كُنْتَ ذَا قَلْبٍ قَنُوْعٍ ….. فَأَنْتَ وَمَالِكُ الدُّنْيَا سَوَاءُ

Jika engkau memiliki hati yang selalu qona’ah …maka sesungguhnya engkau sama seperti raja dunia Rezeki kita telah diatur oleh Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ رُوْحَ الْقُدْسِ نَفَثَ فِي رَوْعِي إِنَّ نَفْساً لَنْ تَمُوْتَ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا فَاتَّقُوْا اللهَ وَأَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ

“Sesungguhnya Ruhulqudus (Jibril) membisikkan di hatiku, bahwasanya sebuah jiwa tidak akan mati kecuali setelah disempurnakan rizkinya dan ajalnya. Dan bertakwalah kepada Allah dan baiklah dalam berdo’a. (HR Ibnu Hibban dan Hakim).
0 Komentar untuk "QANAAH versus GAYA HIDUP"

Back To Top