Setiap orang pasti pernah mengalami kesedihan. Namun demikian kita selaku orang yang beriman haruslah bersabar ketika mendapatkan musibah, sehingga kita merasa sedih. Larangan berlebihan dalam bersedih ini dijelaskan dalam salah satu hadits Rasulullah SAW.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ.
Dari Abdullah ra, dia berkata: Nabi saw bersabda: Bukan dari golongan kami siapa yang menampar-nampar pipi, merobek-robek baju dan menyeru dengan seruan Jahiliyah.(HR. Imam Bukhori no. : 1212)
Bersedih ketika ditinggal seseorang yang disayangi adalah hal yang wajar, namun Islam melarang penganutnya berlebihan dalam bersedih ketika tertimpa musibah, hingga menampar pipi atau merobek-robek bajunya sendiri. Hendaknya seseorang mengingat Allah dan bertakwa kepada-Nya, serta bersabar menghadapi musibah yang menimpa dirinya.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ.
Dari Abdullah ra, dia berkata: Nabi saw bersabda: Bukan dari golongan kami siapa yang menampar-nampar pipi, merobek-robek baju dan menyeru dengan seruan Jahiliyah.(HR. Imam Bukhori no. : 1212)
Bersedih ketika ditinggal seseorang yang disayangi adalah hal yang wajar, namun Islam melarang penganutnya berlebihan dalam bersedih ketika tertimpa musibah, hingga menampar pipi atau merobek-robek bajunya sendiri. Hendaknya seseorang mengingat Allah dan bertakwa kepada-Nya, serta bersabar menghadapi musibah yang menimpa dirinya.
0 Komentar untuk "Larangan Berlebihan dalam Bersedih"