ads
ads

VIRUS CORONA DAN MATI SYAHID

VIRUS CORONA DAN MATI SYAHID
Oleh : Oo Hanapiah, M.Ag
Guru MTs Puteran Pagerageung Tasikmalaya

Di tengah-tengah merebaknya penyakit mematikan Virus Corona (Covid-19). Apakah mati karena virus corona tergolong mati syahid? Pertama kali  dikaji lebih dahulu, apakah virus corona masuk kategori ath-tha’un (wabah yang mematikan) ataukah tidak? Baru dibahas apakah dapat dikatakan mati syahid jika  yang mati karena virus corona? Lalu syarat disebut syahid apakah sama dengan syahid di medan perang? Para ulama berbeda pendapat tentang pengeritan ath-tha’un dan al-waba’. Ada yang menganggap keduanya itu sama dan ada yang membedakan keduanya. 
Menurut pakar bahasa arab dan pakar kesehatan, al-waba’ (wabah) adalah penyakit yang menular pada suatu wilayah, bisa penyebarannya cepat dan meluas. Sedangkan ath-tha’un adalah wabah yang menyebar lebih luas dan menimbulkan kematian. Inilah pengertian ath-tha’un menurut pakar bahasa dan ulama fikih. 
Para ulama menganggap bahwa virus corona masuk dalam kategori ath-tha’un. Ulama saat ini yang berpendapat demikian adalah Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Alu Asy-Syaikh (mufti ‘aam kerajaan Saudi Arabia), Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr (ulama besar di kota Madinah), juga Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily (ulama besar di kota Madinah). Apalagi kalau kita melihat pandangan WHO bahwa virus corona sudah masuk pandemik, lebih jelas lagi kita menyebutnya sebagai ath-tha’un. Jika termasuk ath-tha’un, muslim yang mati karena virus corona tergolong syahid. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena ath-tha’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari,). 
Dari ‘Abdullah bin Busr radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Orang yang terbunuh di jalan Allah (fii sabilillah) adalah syahid; orang yang mati karena ath-tha’un (wabah) adalah syahid; orang yang mati karena penyakit perut adalah syahid; dan wanita yang mati karena melahirkan adalah syahid.” (HR. Ahmad). 
Dari Jabir bin ‘Atik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda’; “Orang-orang yang mati syahid yang selain terbunuh di jalan Allah ‘azza wa jalla itu ada tujuh orang, yaitu korban ath-tha’un (wabah) adalah syahid; mati tenggelam (ketika melakukan safar dalam rangka ketaatan) adalah syahid; yang punya luka pada lambung lalu mati, matinya adalah syahid; mati karena penyakit perut adalah syahid; korban kebakaran adalah syahid; yang mati tertimpa reruntuhan adalah syahid; dan seorang wanita yang meninggal karena melahirkan adalah syahid.” (HR. Abu Daud). Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa syahid itu ada tiga macam: Pertama, Syahid yang mati ketika berperang melawan kafir harbi (yang berhak untuk diperangi). Kedua, Syahid  mati karena melahirkan. Ketiga, Syahid mati karena wabah penyakit. 
Dari pembagian Imam Nawawi rahimahullah di atas, jika ada yang mati karena virus corona, maka ia masuk dalam golongan syahid. Syarat syahid adalah bersabar dan berharap pahala dari Allah. Dari Yahya bin Ya’mar, Aisyah radhiyallahu ‘anha mengabarkan kepadanya bahwa ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang ath-tha’un (wabah yang menyebar dan mematikan), maka beliau menjawab; “Itu adalah adzab yang Allah turunkan pada siapa saja yang Allah kehendaki. Namun Allah menjadikannya sebagai rahmat kepada orang beriman. 
Tidaklah seorang hamba ada di suatu negeri yang terjangkit wabah di dalamnya, lantas ia tetap di dalamnya, ia tidak keluar dari negeri tersebut lalu bersabar dan mengharapkan pahala dari Allah, ia tahu bahwa tidaklah wabah itu terkena melainkan dengan takdir Allah, maka ia akan mendapatkan pahala syahid.” (HR. Bukhari). Ibnu Hajar menerangkan bahwa yang dimaksud sebagai adzab adalah untuk orang kafir dan ahli maksiat. Sedangkan wabah itu jadi rahmat untuk orang beriman. Sebagaimana dijelaskan dalam  Fath Al-Bari). 
Dengan demikian bersabarlah kita dalam menghadapi musibah ini, berserah diri dan bertawakallah kepada Allah SWT. sang pencipta alam ini dengan segala isinya dan yang mengatur segalanya. Sebagaimana Firmannya dalam Surat Al-Baqarah Ayat 153 “ Wahai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat jadi penolongmu” Perkuatlah kesabaran dan perbanyaklah minta perlidungan kepada Allah  SWT. dengan memperbanyak shalat. Wallahu’alam.
0 Komentar untuk "VIRUS CORONA DAN MATI SYAHID"

Back To Top