ads
ads

Larangan Menipu


Jangan Menipu

حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ حَدَّثَنَا شَرِيكٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عِيسَى عَنْ جُمَيْعِ بْنِ عُمَيْرٍ وَلَمْ يَشُكَّ عَنْ خَالِهِ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ نِيَارٍ قَالَ انْطَلَقْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى نَقِيعِ الْمُصَلَّى فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِي طَعَامٍ ثُمَّ أَخْرَجَهَا فَإِذَا هُوَ مَغْشُوشٌ أَوْ مُخْتَلِفٌ فَقَالَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ غَشَّنَا

 Sahabat Abu Burdah bin Niyar berkata; saya berangkat bersama Nabi ﷺ ke suatu pasar, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam makanan dan mengeluarkannya. Ternyata makanan tersebut yang baik hanya di bagian luar atau permukaan (tidak sesuai antara sifat makanan yang tampak di atas dengan yang di bawah) lalu beliau berkomentar, "Bukan termasuk dari golongan kita orang yang menipu." (HR. Imam Ahmad: 15273)

Jujurlah..! Meskipun itu pahit,  jadi orang jujur itu memang susah, tapi jauh lebih susah, bila kita jadi penipu, Kalo ketahuan di dunia ini, paling babak belur, bila lolos dari manusia,  di akhirat lebih dari babak belur. Jadi mau pilih mana, jadi orang jujur yang susah atau penipu yang lebih susah?  Sepertinya kita sepakat, memilih menjadi orang jujur yang senang.
0 Komentar untuk "Larangan Menipu"

Back To Top