LISANMU, SURGAMU,
NERAKAMU
Jagalah LISAN kita.
Syukurilah nikmat
itu untuk menghibur dan membahagiakan orang lain…
Jangan malah
menjadikannya sebagai pemuas hawa nafsu kita untuk menyakiti dan menusuk hati
orang lain… Karena lisan itu, surga atau neraka kita?. Dari Sahabat Agung Abu
Hurairoh ra., ia mengatakan, “Ada seseorang bertanya pada Rosulullooh
shollalloohu ‘alaihi wa sallam,
ياَ رَسُوْلَ
اللهِ ! إِنَّ فُلاَنَةَ تَقُوْمُ اللَّيْلَ وَتَصُوْمُ النَّهَارَ، وَتَفْعَلُ، وَتَصَدَّقُ،
وَتُؤْذِيْ جِيْرَانَهَا بِلِسَانِهَا؟
’Wahai
Rosulullooh, si fulanah sering melaksanakan sholat di tengah malam dan berpuasa
sunnah di siang hari. Dia juga berbuat baik dan bersedekah, tetapi lidahnya
sering mengganggu tetangganya.”
Rosulullooh
shollalloohu ‘alaihi wa sallam menjawab,
لاَ خَيْرَ
فِيْهَا، هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
“Tidak
ada kebaikan di dalam dirinya dan dia adalah penduduk neraka.”
Para sahabat lalu
berkata,
وَفُلاَنَةُ
تُصَلِّي الْمَكْتُوْبَةَ، وَتُصْدِقُ بِأَثْوَارٍ ، وَلاَ تُؤْذِي أَحَداً؟
“Terdapat
wanita lain. Dia (hanya) melakukan sholat fardhu dan bersedekah dengan gandum,
namun ia tidak mengganggu tetangganya.”
Beliau bersabda,
هِيَ مِنْ
أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Dia
adalah dari penduduk surga.” (Shahih) Lihat Ash Shahihah (190).
Lisan merupakan
sumber utama menyebarkn ujaran pujian atau kebenciaan, cacian, hardikan,
makian, hingga ungkapan-ungkapan kasar dan rasial, terlontarkan dari mulut ke
mulut melukai hati orang. Oleh karenanya di antara larangan yang harus kita
hindari adalah menyampaikan ujaran kebencian, menjaga lisan atau mulut dari
ketidaksukaan terhadap seseorang atau suatu hal yang kerap membuat kita lekas
panas sehingga yang keluar dari lisan kita berupa api yang membakar hati orang-orang.
Kita dapat merasakan
sendiri, bagaimana jika api-api tersebut berkobar membakar hati kita. Tentu
tidak menyenangkan. Hal demikian juga dirasakan oleh orang lain ketika kita
melakukan tindakan serupa.
Secara
filosofis lidah lebih tajam dari mata
pedang yang dapat menembus ulu hati yang menyakiti seseorang. Pedang menyayat
tubuh masih mudah diharapkan sembuh, tapi jika lidah menyayat hati ke mana obat
hendak dicari?
0 Komentar untuk "LISANMU, SURGAMU, NERAKAMU"