Satu celup saja
Rosulullooh
Shollalloohu alaihi wa sallam bersabda :
يُؤْتَى
بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَيُصْبَغُ
فِي النَّارِ صَبْغَةً، ثُمَّ يُقَالُ: يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ؟
هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ؟ فَيَقُولُ: لَا، وَاللهِ يَا رَبِّ وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ
النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا، مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي
الْجَنَّةِ، فَيُقَالُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ
بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ؟ فَيَقُولُ: لَا، وَاللهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ،
وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ
“Pada
hari kiamat akan didatangkan seorang yang paling bahagia di dunia yang menjadi
penghuni neraka, lalu dicelupkan ke dalam neraka dengan satu celupan, kemudian
dikatakan, ‘Wahai anak Adam, apakah kau melihat kebaikan meskipun sedikit?
Apakah kau merasakan kenikmatan walaupun sedikit?’ lalu dia menjawab, ‘Demi
Allooh, tidak’. Didatangkan seorang yang paling sengsara di dunia yang menjadi
penghuni surga, lalu dicelupkan ke dalam surga dalam satu celupan, lalu
dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah kau melihat kesusahan walaupun
sedikit? Apakah kau merasakan kesusahan walaupun sedikit?’ lalu dia berkata,
‘Tidak, demi Allooh wahai Robb, aku tidak mengalami kesusahan sedikitpun dan
tidak melihat kesulitan sedikitpun.” [HR. Imam Muslim no. 2807.]
Begitulah gambaran
nikmat dan kesengsaraan di dunia dibandingkan dengan nikmat dan kesengsaraan di
akhirat. Sebanyak apapun nikmat di dunia yang dirasakan orang kafir dan fasik
(pelaku maksiat) akan pupus tak berbekas sedikit pun saat ia dicelupkan ke
dalam neraka meski hanya satu kali celupan saja. Sebaliknya, sebesar apapun
kesengsaraan dan penderitaan seorang hamba yang beriman dan bertaqwa kepada
Allooh SWT akan pupus tak berbekas saat ia dicelupkan ke dalam surga meski
hanya satu kali celupan saja.
Karena itu jangan
terlena mengejar ragam kenikmatan dunia yang tak seberapa dengan cara
bermaksiat kepada Allooh SWT, karena hal itu kelak dapat mendatangkan azab
neraka yang pedihnya tiada tara. Sebaliknya, jangan bersedih saat ditimpa ragam
kesengsaraan dan penderitaan di dunia selama tetap istiqamah dalam ketaatan
kepada Allooh SWT, karena hal itu bisa memasukkan kita ke dalam surga-Nya
yang nikmatnya tiada tara.
Apalagi dunia ini
fana. Tidak abadi. Kata Amirul mu'minin sayyiduna Utsman bin Affan ra.,
“Sungguh dunia itu fana. Akhirat itulah yang abadi. Janganlah yang fana
menjadikan kamu bangga. Jangan pula yang fana menyibukkan dirimu dari yang
abadi. Cintailah yang abadi dengan cinta yang mengalahkan cintamu pada yang
fana. Sebabnya, dunia ini pasti berakhir, dan semuanya akan kembali kepada
Allooh Swt.” ( Syeikh Ibnu Abi ad-Dunya’, Az-Zuhd, hlm. 209).
0 Komentar untuk "Satu celup saja"