Muharam Bulan Pertama dalam Tahun Islam
Muharam
merupakan bulan pertama dalam tahun Islam (Hijrah). Hijrah Rasulullah telah memberi kesan besar kepada Islam dipandang
dari sudut dakwah Rasulullah , ukhuwwah dan syiar Islam itu sendiri.
Pada
dasarnya, Muharam membawa maksud “diharamkan” atau “dipantang” yaitu Allah SWT
melarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Namun demikian larangan
ini diselesaikan setelah pembukaan Mekah. (QS. Al Baqarah: 91).
وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ
ءَامِنُواْ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُواْ نُؤۡمِنُ بِمَآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا
وَيَكۡفُرُونَ بِمَا وَرَآءَهُۥ وَهُوَ ٱلۡحَقُّ مُصَدِّقٗا لِّمَا مَعَهُمۡۗ
قُلۡ فَلِمَ تَقۡتُلُونَ أَنۢبِيَآءَ ٱللَّهِ مِن قَبۡلُ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ
٩١

Sejak
itu umat Islam boleh melaksanakan tugas dan ibadat harian tanpa terikat lagi
dengan larangan tersebut.
Bulan Muharam merupakan bulan keberkatan dan rahmat karena
bermula dari bulan inilah berlakunya segala kejadian alam ini.Bulan Muharam
juga merupakan bulan yang penuh sejarah, di mana banyak peristiwa yang berlaku
sebagai menunjukkan kekuasaan dan kasih sayang Allah kepada makhluk-nya.
Pada bulan ini juga, Allah memberikan mujizat kepada Nabi
-Nabi -nya sebagai penghormatan kepada mereka dan juga limpah kurnianya yang
terbesar yaitu ampunan dan keredhaan bagi hambanya. Sebagai tanda kesyukuran
kepadanya, maka hamba-hambanya mempersembahkan ibadah mereka (antara mereka
dengan Allah) sebagai hadiah kepada Allah, namun dengan itu, masih belum dapat
lagi membalas kurniaan Allah yang sungguh bernilai.
Tanggal 10 Muharam adalah hari yang lebih dikenal dengan
Hari Asyura’, yang mana kita ingat kembali betapa para Nabi mendapat kemenangan pada hari itu. Hari Asyura’
juga dianggap sebagai hari besar umat Islam, karena ada beberapa peristiwa
penting yang terjadi pada saat itu.
Di dalam kitab
Manaqib Sulthonul Aulia Syekh AbdulQodir
Al-Jaelani Q.S. diceritakan bahwa pada setiap datang Tahun Baru Islam, setiap
hari , minggu, bulan dan Tahun selalu memberi salam kepada Syekh Abdul Qodir
Al-Jaelani Q.S., dan selalu menceritakan segala apa yang akan terjadi pada
hari, minggu, bulan dan tahun itu.
Hijrah Nabi Muhammad Saw. dinilai beberapa ulama lebih
tinggi dibandingkan peristiwa kehidupan Nabi Saw. Memang, bagi sahabat `Umar ibn
Khaththab, hijrah itu lebih penting daripada kelahiran Nabi Saw. (maulid Nabi ) karena hijrah Nabi ini merupakan awal terbentuknya negara
Islam Madinah. Jadi, hijrah Nabi Saw. tersebut merupakan
momentum yang besar bagi umat Islam menuju berkembangnya masyarakat
Islami yang lebih pesat lagi. Hal dibuktikan setelah hijrah, Islam mulai mengalami puncak
dan kemudian berkembang ke mana-mana.
Lalu, mengapa penetapan tahun hijriah pada masa `Umar Khathob, bukan pada
masa Abu Bakar Al-Shiddiq? Pada masa Bakar Al-Shiddiq, dia sibuk melakukan konsolidasi.
Setelah Nabi Saw. wafat, ada kalangan umat Islam yang tidak mau lagi
bersatu. Bahkan di antara mereka ada yang membangkang perintah dan ajaran
Nabi Saw. Pada masa itu juga muncul Nabi
palsu, dan banyak yang tidak mau membayar zakat
sehingga Abu Bakar Al-Shiddiq sibuk memerangi umat Islam yang membangkang tersebut.
Makanya, pada masa bisa dikatakan, Abu Bakar
Al-Shiddiq sibuk membina karena persatuan
umat Islam yang telah terbentuk ketika Nabi Muhammad Saw. masih hidup. Usaha keras Abu Bakar Al-Shiddiq itu bérhasil
mengembalikan persatuan umat Islam.
Setelah konsolidasi itu terbentuk, pada masa
kekhalifahan 'Umar ibn Khaththab mulai dilakukan penetapan kalender hijriah.
Pada masa itu juga, `Umar ibn Khaththab memerintahkan dilakukan
pengumpulan naskah Al-Quran yang telah tersebar di mana-mana. Akhirnya
kumpulan
naskah Al-Quran itu baru selesai pada masa kekhalifahan Utsman ibn Affan yang
disebut Mushaf Usmani. Pada masa ibn Khaththab pula terjadi kejayaan Islam yang begitu
cepat dan di berbagai wilayah.
Sebagai umat Islam, dalam menyambut Tahun Baru Islam, harus merefleksikan dan
mengaktualisasikan nilai-nilai terkandung dalam perjalanan hijrah Nabi Saw. Terutama untuk saat ini, menyangkut hijrah
pada nilai-nilai politik yang madani.
Hijrah menurut bahasa berarti meninggalkan, menjauhkan diri dan berpindah
tempat. Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi 2 syarat, yaitu, yaitu
yang pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju
(tujuan). Dalam konteks sejarah hijrah,
hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama para sahabat beliau dari
Mekah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah,
berupa akidah dan syari’at Islam.
Syekh Ahmad Sohibul Wafa Tajul ‘Arifin, r.a. bersabda
dalam kuliah subuhnya : bahwa yang dimaksud dengan Hijrah adalah pindah dari
melaksanakan yang tidak baik menjadi melaksanakan yang baik, dari malas menjadi
rajin, dan dari lupa kepada Alloh (ghoflah) menjadi ingat kepada Alloh (Dzikir),
sebagaimana Nabi Ibrahim berkata :
اني مهاجر الي ربي انه هو العزيز الحكيم
“ Sesungguhnya aku hijrah kepada TuhanKu
(Alloh), sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi maha bijaksana”
0 Komentar untuk "Muharam Bulan Pertama dalam Tahun Islam"