ads
ads

Sejarah Abah Anom yang ditulis oleh R.H. Unang Sunardjo, SH.

Sejarah Abah Anom yang ditulis oleh R.H. Unang Sunardjo, SH.


Menurut Unang Sunardjo dalam buku Sejarah Pondok Pesantren suryalaya mengatakan bahwa Syekh Mubarok/Abah Sepuh telah berhasil lulus dari perjuangan panjang yang berat untuk menegakkan mengokohkan keberadaan TQN dan mengembangkannya sampai batas kemampuannya. Dengan perjuangan yang panjang dan berat itu Abah Sepuh / Syekh Mubarok tetah berhasil metaksanakan amanat Syekh Tolhah sebagai gurunya yaitu menjadikan Suryalaya sebagai pusat pengembangan TQN dan mempertahankannya dengan kemampuan yang maksimal. Nilai juang untuk mempertahankan Suryalaya sebagai pusat pengembangan TQN diwariskan kepada penggantinya yaitu Kiyai Haji Shohibul Wafa Tajul Arifin / Abah Anom, demikian pula posisinya sebagai Khalifah TQN di Jawa Barat.
Alih kepemimpinan atau keKhatifahan TQN kepada Abah Anom/KH. Shohibut Wafa Tajul Arifin putera ke 5 Syekh Mubarok / Abah Sepuh secara bertahap sesungguhnya sudah dilaksanakan sejak tahun 1953 sebelum Abah Sepuh wafat tahun 1956. Ketika Suryalaya mendapat serangan gerombolan DI /TII  Karto Suwiryo yang ditakukan terus menerus selama 13 tahun, Pesantren Suryalaya sepenuhnya sudah di bawah kepemimpinan Abah Anom bersama H.A. Dahlan, kakak Abah Anom / Kepala Desa Tanjungkerta yang dibantu oleh sekelompok kecil pemuda satuan Keamanan Desa, yang dipersenjatai oteh TNI dari Batalyon 309 "11 April", Kompi Kol. (Purn) Rauf  Effendi yang bermarkas di Pagerageung dan dibimbing oteh Peleton Brigjen (Purn) Ajat Sudrajat Almarhum di Warudoyong.
Beberapa orang dari ex Satuan Keamanan itu yang sekarang masih hidup antara lain H. Dudun Nur Saidudin putera Abah Anom, H. Anta dan Sdr. Wiranta. Seorang di antaranya gugur dalam tugas yaitu Muhtar, dia 'tertembak di luar kompleks Pesantren. Pada tahun 1962 Abah Anom memperoleh piagam penghargaan dari Resimen Sunan Gunungdjati Batalyon 329 atas jasa-jasanya dalam penanggulangan keamanan.
Sejak pelimpahan tugas dan tanggung jawab untuk memimpin Pesantren Suryalaya dari Syekh Mubarok/Abah Sepuh kepada KH. Shohibuwafa Tajul Arifin / Abah Anom, maka sekitar tahun 1954 Abah Anom telah berusaha untuk membangun berbagai sarana dan prasarana pertanian sekalipun dalam situasi keamanan yang amat buruk.
Saluran air irigasi pedesaan yang dibangun oteh Abah Sepuh di bagian atas pesantren sepanjang 2 km. diperbaiki dan dipelihara agar air untuk sawah-sawah di sekitar Suryalaya tetap mencukupi . Sawah-sawah baik milik Abah Anom dan kerabatnya maupun milik warga masyarakat diberi pupuk menurut petunjuk Dinas Pertanian Tasikmalaya dan PN. Pertani, hingga hasilnya baik dari pada masa-masa sebelumnya, dan dapat menunjang program pemerintah dalam swasembada pangan.
Salah satu keberhasilan pertama KH. Shohibulwafa Tajul Arifin dan partisipasinya bagi kesejahteraan masyarakat dan negara adalah di sektor pertanian dan pengairan. Untuk itu Gubernur Jawa Barat Mashudi tahun 1961 menganugerahi piagam penghargaan kepada Abah Anom atas kepeloporan dan keberhasilannya mengajak masyarakat meningkatkan swasembada pangan terutama datam penggunaan pupuk an-organik (buatan) seperti Urea, TSP, NPK dan lain-lainnya, yang merupakan teknologi modern dalam usaha tani masa itu.
Setelah melewati masa-masa yang berat akibat buruknya keamanan (1949 - 1962) maka tibalah masa-masa yang penuh ketentraman dan kebahagiaan diwarnai penuh kenikmatan hidup bebas dari situasi penuh dengan rasa ketakutan sebagaimana telah lama sekali diinginkan Tidak ada lagi pertumpahan darah, tidak ada tagi rumah-rumah yang setiap malam dibakar gerombolan DI/TII, tidak ada lagi sawah-sawah yang terlantar. Suasana menjadi aman dan tentram. Sawah - Ladang dapat dikerjakan lebih intensif, Gedung-gedung sekolah dapat dibangun.
Pada periode 1962 hingga kelahiran Orde Baru 1966 Suryalaya mulai banyak dikunjungi oleh orang-orang yang datang dari kota-kota besar dan dari daerah-daerah luar Jawa Barat hal yang sebelum talun 1962 sangat jarang terjadi, karena faktor keamanan tidak menunjang.
Pejabat-pejabat tinggi Pemerintahan dan Cendikiawan, Tokoh tokoh masyarakat semakin banyak datang ke Suryalaya. Banyak yang merasa kagum terhadap kepemimpinan Abah Anon atas kemampuan dan ketahanannya dalam menyelamatkan dan membangun Suryalaya dari tekanan yang amat berat selama 13 tahun bahkan masih bisa membina dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya yang sebagian besar adalah Ikhwan TQN.
Pada tahun 1961 didirikan Yayasan yang diberi nama Yayasan Serba Bakti atas usul H. Sewaka mantan Gubernur Jawa Barat (1947-1952) dan Menetri Pertahanan (1952-1953) seorang Ikhwan TQN yang amat setia dan berusaha keras meyakinkan lapisan elit masyarakat bahwa TQN di Suryalaya tidak menyimpang dari agama. Usahanya berhasil mencapai sasaran.
 Dengan berdirinya yayasan ini, maka tahun 1963 didirikan Sekolah Menengah Islam Pertama (SMIP) kemudian tahun 1968 di dirikan (PTDI) yang dipimpin oleh Let. Jen. Sudirman dan Drs. Sholahudin Sanusi (Mantan Rektor IAIN Sunan Gunungdjati). Selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan guru agama , didirikan PGA 6 tahun, pada tahun 1964. Dalam setiap ujian negara semua siswa lulus dengan baik.
Sudah menjadi hukum dikalangan penganut Tarekat di seluruh dunia apabila yang menjadi Guru Mursyid dan Khalifah telah menegaskan arah kebijaksanaannya, maka para murid / ikhwannya akan mengikutinya. Merupakan hukum pula dikalangan Tarekat bahwa kesetiaan murid kepada Guru Mursyid memiliki bobot nilai tinggi dan semua perilaku wajib keseharian sebagai muslim.
Dari kurang lebih 2,5 juta Ikhwan TQN dengan Suryalaya sebagai pusatnya bagian terbesar dari mereka adalah kader Golkar. Yang mendukung Parpol terutama Partai Persatuan Pembangunan juga masih ada karena Abah Anom memberi kebebasan menentukan pilihan, tetapi jumlahnya amat kecil. Saat ini selain menjadi Anggota MPR (periode 1992 -1997 ) Abah Anom adalah Pinisepuh Golkar Pusat, sebelumnya beliau adalah Anggota Badan Pembina Golkar Pusat, juga sebagai Anggota Dewan Pertimbangan M.U.I. (Majelis Ulama Indonesia).  Tahun 1980 Abah Anom dianugerahi Kalpataru ( piagam penghargaan untuk Lingkungan Hidup) dari Bapak Presiden Soeharto yang diserahkan pada suatu upacara di Bina Graha tanggat 5 Juni 1980.
Penghargaan ini sangat tepat diberikan kepada Abah Anom, karena beliau sekalipun hanya seorang ulama yang tinggal di pedesaan dan tidak banyak mengetahui teknik-teknik metestarikan Lingkungan Hidup seperti yang dijelaskan dalam Undang - undang Tentang Lingkungan Hidup, tetapi telah berhasil menghijaukan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy khususnya di bagian hulu dengan tanaman-tanaman yang dapat menahan erosi antara lain bambu dan tanaman keras lainnya sejak tahun 1954 saat situasi keamanan di wilayah itu sangat buruk karena gangguan gerombolan DI/TII demikian pula kecakapan beliau dalam menata air irigasi pedesaan, yang diwariskan oleh Abah Sepuh / Syekh Mubarok.
Pada tahun itu juga (1980) Menteri Sekretaris Negara Sudharmono,SH. (kemudian menjadi wakil Presiden) bersama Ibu Een Sudharmono berkunjung ke Suryalaya, beliau sangat mengagumi karya--karya besar Abah Anom di antaranya dalam membantu pemerintah di bidang Sosial khususnya dalam menanggulangi korban Narkotika yang kebanyakan para remaja.
Satu tahun kemudian, yaitu pada tanggal 26 Agustus 1981 Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak H. Adam Malik beserta Ibu Nelly Adam Malik melakukan kunjungan kerja ke Suryalaya. Akhirnya beliau ingin mempelajari dan mengamalkan TQN dengan bimbingan Abah Anom. Beliau adalah pengamal TQN sampai wafat.
Pada tanggal 27 Nopember 1985 Bapak Presiden Soeharto menganugerahkan Satya Lencana Kebaktian Sosial yang diserahkan oleh Menteri Ny. Nani Sudarsono, yang kemudian berkunjung ke Suryalaya. Kunjungan dari para Pejabat tinggi Kerajaan Malaysia ke Suryalaya cukup banyak diantaranya Wakil Presiden Badan Anti Narkotika Malaysia (PEMADAM) H. Idris Ibrahim dan beberapa orang Menteri Negara Bagian Kerajaan.
Sebagai Khalifah dan Guru Mursyid TQN Abah Anom berkesempatan berziarah ke makam Sultan Auliya Sekh Abdul Qodir Al Jaelani di Bagdad Irak pada tahun 1983 dan ke makam Al Syafi'i di Cairo-Mesir. Sebagaimana diketahui bahwa Syekh Abdul Qodir Al Jaeiani adalah "bapak" semua Tarekat. Pada tahun 1989 Abah Anom berkunjung ke Malaysia dan Singapura diikuti oleh rombongan yang cukup besar. Di Malaysia, baik di Kuala Lumpur, di Kedah maupun di Serawak, Abah Anom mendapat penerimaan istimewa dari para ulama dan pejabat tinggi Malaysia diantara sambutan resmi oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Haji Juned Bin Megat di Kuala Lumpur dan \ menteri Besar di Negara Bagian Malaysia.
0 Komentar untuk "Sejarah Abah Anom yang ditulis oleh R.H. Unang Sunardjo, SH."

Back To Top