AQIDAH AKHLAK KELAS 7 REVISI 2017 TENTANG ASMAUL HUSNA
1. Definisi Asmaul Husna
Secara bahasa arti dari asma’ adalah
nama-nama, sedangkan alhusna adalah terbaik.Asmaul Husna adalah nama-nama
Terbaik yang mencerminkan kebesaran Allah dan keagunganNya yang mesti menyatu
dalam diriNya.
Allah berfirman juga dalam Q.S Thaha: 8,
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى (٨)
“Allah, tiada tuhan
selain Dia, baginya nama-nama Terbaik.”
Dalam haditsnya Rasulullah bersabda:
إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُوْنَ
إِسْمًا, مِائَة إِلاَّوَاحِدًا, مَنْ اَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
(رواه بخاري ومسلم)
"Sungguh Allah
mempunya 99 nama, 100 kurang satu, barang siapa menghafalnya, maka ia akan
masuk surga”. (H.R Bukhari dan Muslim).
Jadi, Asmaul Husna adalah nama-nama terbaik dan agung yang dimiliki
oleh Allah SWT. Kita harus meyakini
bahwa Allah mempunyai nama-nama Terbaik ini.Allah sendiri menyatakan dalam
AlQur’an bahwasannya Dia memang mempunyai nama-nama Terbaik yaitu Asmaul Husna.
Beberapa ayat yang menunjukkan keberadaan
asmaul husna diantaranya adalah:
هُوَ اللَّهُ
الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ
مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٢٤)"
Dialah Allah, yang Maha Mencipta, Memulai, Membentuk rupa. bagiNya
adanama-nama Terbaik, bertasbihlah padaNya segala yang ada di beberapa langit
dan bumi, dan Dialah yang maha Perkasa dan Bijaksana.
(Q.S AlHasyr: 24)
Allah juga memerintah hambaNya untuk berdoa
menggunakan media nama-namaNyaal asmaul husna, Allah berfirmandalam surat
al-A’raaf: 180:
وَلِلَّهِ
الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي
أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (١٨٠)
“Dan milik Allahlah
nama-nama Terbaik, maka berdoalah kalian dengan nama-namaNya, dan tinggalkanlah
orang-orang yang mengingkari nama-namaNya, mereka akan di beri balasan terhadap
apa yang mereka kerjakan (alA’raaf: 180)”.
Di antara 99 asmaul Husna, kita akan
mengkaji 9 nama dari asmaul Husna, yaitu:
Pembahasan 1:
1. Al-Aziz (Azza) yang artinya Maha Perkasa
2. Al-‘Adl, Maha Adil
3. Al-Qayyuum, Maha berdiri sendiri (Maha
Mengurusi hambaNya)
Pembahasan 2:
4. Al-Ghaffar artinya Maha Pengampun
5. Al-Basith artinya Maha Melapangkan
6. An-Nafi’ artinya Maha Memberi Manfaat
Pembahasan 3:
7. Ar-Ra’uuf, maha Pengasih
8. Al-Barr, Maha Baik
9. Al-Fattaah, Maha Membuka, Memenangkan
2. Memahami Kebesaran Allah SWT melalui
Asmaul Husna
2.1
Al-Aziz (Maha Perkasa), Al’Adl (Maha Adil) dan
alQayyum (Maha Berdiri Mengurus Makhluk)
Gbr. Alam semesta
|
Ilustrasi Sifat Adil
|
Gbr. keseimbangan alam
lautan
|
1)
AL’AZIIZ ALLAH:
Al-Aziz adalah
nama Allah yang menunjuk pada pengertian kekuatan, hegemoni, ketinggian, dan
mengendalikan. Al’Aziz juga merupakan nama
Allah yang menunjukkan keperkasaan Allah SWT. KeperkasaanNya tidaklah mampu
diukur oleh manusia ataupun makhluk lainnya.Allah berfirman dalam Q.S Yasin
ayat 1 s.d 5 yang menunjukkan bahwa diriNya yang memiliki Keperkasaan dan kasih
sayang. Yaitu:
يس (١)وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ (٢)إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (٣)عَلَى
صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٤)تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (٥)
Yang artinya: “Wahai Yasiin (Muhammad), Demi alQur’an yang penuh hikmah,
sesungguhnya engkau sungguh adalah termasuk para rasul. Yang berada di atas
jalan yang lurus.Yang diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa dan Bijaksana”.
Dalam ayat ini, Allah
memaklumatkan bahwa diriNyalah yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana, tiada yang
bisa mengungguli keperkasaan Allah SWT.
Misalnya dalam menggerakkan matahari di atas kita, Allah Maha Perkasa untuk
menjaganya sampai nanti hari Qiyamat.
Dalam AlQur’an penyebutan kata alAziz sering kali diiringi dengan kata al-Hakim atau kata
al-Rahim. Misalnya dalam surat al-Maidah: 118:
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ
تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah AlAziz dan alHakim
(yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana)”.
Hal ini menunjukkan bahwa sifat keperkasaan,
kekuatanNya, sifat Maha MengendalikanNya senantiasa diiringi dengan Kebijaksanaan Allah dan kasih sayang Allah SWT.
2) AL-‘ADL ALLAH SWT:
AlAdl, artinya adalah
bahwa Allah itu Maha Adil. Allah akan berbuat adil dalam pelaksanaan
hukum-hukumNya, baik yang ada di dunia ini, terlebih lagi nanti di Akhirat.
Saking adilnya Allah, Allah kelak akan
mengadili hewan yang didzalimi oleh hewan lain saat ada di dunia ini. Nabi
menyebutkan bahwasannya apabila ada kambing bertanduk menyeruduk kambing yang
tidak bertanduk, maka Allah nanti menghidupkan keduanya, lalu kambing yang
tidak bertanduk diberi tanduk oleh Allah SWT lalu ia menyeruduk kambing yang
menyeruduknya sewaktu di dunia.
Setelah pembalasan
Allah diberlakukan dengan sangat adil,
lalu Allah berfirman: jadilah kalian menjadi debu, lalu hewan-hewan tersebut menjadi debu. Dan pada
saat itulah orang-orang kafir yang melihatnya ingin jikalau mereka dijadikan
Allah sebagai debu juga yang tidak akan mengalami siksaan di neraka, lalu Allah
menolak permintaan dari orang-orang kafir. Naudzu billah min dzalik
3) ALQAYYUM: Maha Berdiri Mengurusi Makhluk.
Alqayyum adalah
salah satu dari asmaul Husna. AlQayyum artinya Maha (cermat) Berdiri dalam Mengurusi hamba-hambaNya. Allah
berfirman dalam ayat Kursi (alBaqarah: 255), bahwa Allah tak tersentuh oleh
rasa kantuk sedikitpun, tidak juga tersentuh oleh tidur. Hal ini disebabkan
karena Allahlah yang Maha Suci dari sifat-sifat kekurangan yang hanya dialami oleh makhlukNya.
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ
الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
“Allah, tiada Tuhan selain Dia, yang Maha Hidup dan Maha
Mengurusi. Dia tak tersentuh oleh rasa kantuk dan tidur (alBaqarah: 255). Nabi dalam doa hariannya
juga berdoa menggunakan lafal Ya Hayyu Ya Qayyum, yaitu:
"يَا
حَيُّ يَا قَيُّوْمُ, بِرَحْمَتِكَ اَسْتَغِيْثُ, أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ
وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ"
“Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Maha Mengurusi hambaNya, dengan rahmatMu
kami mohon pertolongan, perbaikilah keadaankusemuanya, dan jangan Engkau
serahkan padaku (akal dan kekuatanku), sekejap mata-pun”.
Allahlah yang mengurusi dan memperbaiki alam
semesta setelah di lakukan perusakan oleh manusia, tiada yang lebih baik
daripada perbuatan Allah dalam mengurusi dan memperbaikinya. Misalnya ada
manusia yang mengotori tanah dengan limbah-limbah, nanti Allah akan memperbaiki
juga walau jika kita melihatnya akan memerlukan waktu yang lama.
Allah
tidaklah tersentuh oleh rasa lelah, kantuk dan tidur. Suatu ketika nabi Musa
A.S bertanya kepada Allah: ya Allah, tidakkah Engkau merasa lelah dalam menjaga
makhluk-makhlukMu, juga alam semesta ini. Maka, Allah memerintah Musa A.S untuk
mengambil sebuah cermin. Allah berfirman: ambillah sebuah cermin wahai Musa,
lalu peganglah ia, satu malam saja dengan berdiri, jangan sampai cermin
tersebut jatuh.
Lalu
nabi Musa mengambil dan memegang cermin itu, dan berusaha berdiri semalam untuk
menjaga cermin tersebut supaya tidak jatuh. Dan sampailah pertengahan malam,
dan saking lelah dan berat rasa kantuk nabi Musa, maka terjatuhlah cermin itu
dari tangan nabi Musa. Setelah terjatuh, maka cermin itu jatuh
berkeping-keping. Lalu nabi Musa mengambil pecahan-pecahan cermin, kemudian
Allah berfirman: wahai Musa, begitulah keadaanKu, andai kata Aku seperti
makhluk yang mengalami rasa lelah, kantuk dan tidur, maka akan hancur
berkeping-kepinglah alam semesta ini.
Al-Ghaffar:
Al-Ghaffar
adalah nama Allah yang menunjukkan sifatNya bahwa Allah Maha Pengampun yang
akan memberikan ampunan pada hambaNya yang mu’min. Allah amat senang dalam
memberikan ampunan (maghfirah) kepada
hambaNya jikalau hamba tersebut mau memohon ampunan padaNya. Allah memerintah
hambaNya untuk meminta ampunan padaNya, karena tiada hamba yang selalu berada di atas kebenaran 100 %. Beberapa Nabi
juga mengalami hal yang sama, mereka ada yang melakukan kekhilafan, lalu Allah
memberitahu cara mereka memohon ampunan, lalu mereka memohon ampunan dan bertaubat
pada Allah SWT. Allah berfirman dalam Q.S Nuh: 10-12.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (١٠)يُرْسِلِ
السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (١١)وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ
وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (١٢)
Artinya:
Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
-sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan
untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
(Q.S Nuh: 10-12).
Al-Basith: Maha Melapangkan
Arti alBasith adalah Maha Meluaskan rizki bagi siapa
saja yang dikehendakiNya. Karena Allahlah yang melapangkan rizki dan juga
menyempitkannya, yang membentangkan rizki itu dengan rahmatNya dan menahannya
dengan kebijakanNya terhadap hambaNya yang bersangkutan.
إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ
وَيَقْدِرُ إِنَّهُ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيرًا بَصِيرًا (30)
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ
إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا
كَبِيرًا (الإسراء: 30-31)
"Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rezki kepada
siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
lagi Maha melihat akan hambva-hambanya. (QS. 17:30)
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah
yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh
mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS alIsra’: 30-31)"
Ibnu Atsir menjelaskan bahwasannya
alBasith adalah membentangkan rizki kepada hambaNya dan meluaskannya
kepada mereka dengan kedermawananNya dan rahmatNya. Lawannya adalah alQabidh
yang artinya menahan rizki dengan kebaikan hatiNya. Dengan demikian, Allah
adalah Zat yang Memberi dan sekaligus Menahan. (Jamiul Ushul: 4/178).
Dalam kehidupan ini,
makhluk Allah mengalami pasang surut
kehidupan. Ada kalanya miskin, lalu Allah menjadikan dan juga termasuk manusia
akan mengalami roda kehidupan.
Allah sudah mengatur rizki makhlukNya, bahkan Allah
sudah mengatur rizkinya semut, bakteri dan lain-lain sebagainya, Allah itu Maha
Melapangkan rizki, sehingga kita sebagai hambaNya dilarang takut akan mengalami
kesempitan rizki selagi kita melaksanakan perintah Allah SWT.
Allah
Swt.senantiasa membentangkan rahmat-Nya dan kasihNya untuk
menerima taubat hamba yang terlanjur berbuat dosa. Dia membentangkan rezeki
(memperbanyak rezeki) yang dibutuhkan hamba-Nya, dan Dia pula mempersempit
rezeki kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Firman Allah Swt :
اللهُ يَبْسُطُ
الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقَدِرُ
Artinya : “Allah
meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki.”(Q.S. 13 Ar
Ra’d: 26)
An-Nafi’ (Maha Memberi Manfaat)
Allah dalam menciptakan segala yang ada di alam ini tiada yang sia-sia. Allah
mempunyai tujuan dan manfaat, sehingga
ciptaan Allah mesti akan bermanfaat pada makhlukNya yang lain. Allah
menciptakan bakteri umpamanya, ada sebagian besar bakteri yang juga mempunyai
manfaat bagi tubuh manusia. Allah menciptakan buah manggis misalnya, maka buah ini dapat dikonsumsi
sebagai buah-buahan yang segar untuk dikonsumsi, bahkan sekarang ini, kulit
dari buah manggispun dijadikan sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit yang
dialami oleh manusia seperti obat penyakit kanker, jantung, kolesterol jahat
(LDL) dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwasannya Allah tidak menyia-nyiakan
hal-hal kecil-pun dari ciptaanNya.Allah maha Cermat dalam memberikan aspek
manfaat ciptaanNya.
Allah berfirman dalam
surat Ali Imran: 190-191:
إِنَّ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي
الألْبَابِ (١٩٠)الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى
جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا
خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١)
“sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam
dan siang sungguh ada tanda-tanda ayat Allah bagi insane ulil albab. Yaitu orang-orang yang berdzikir
pada Allah dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring, dan mereka berfikir pada
penciptaan langit dan bumi, lalu berkata: ya Rabb kami, tidaklah Engkau cipta
ini semua sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api
neraka
(Q.S Ali Imran 190-191).
Ar-Ra’uuf:
Ar-Ra’uuf adalah salah satu dari asmaul Husna. Allah
mempunyai nama arRauuf yang artinya Maha
belas Kasih dan Maha Memberi kepada
hamba-hambaNya. Allah sudah amat termasyhur akan kedermawanannya, sehingga
makna ArRauf bisa dimaknai dengan Maha Dermawan juga.
Allah Maha Memberi dan selalu memberi walaupun tidak
diminta, walau hamba tidak mau beribadah dan berdoa kepadaNya, maka Allah tetap
akan memberi di dunia ini.
Inilah wujud cinta Allah kepada hambaNya di dunia.Ya,
bukti cinta adalah memberi.Dan Allahlah yang paling banyak memberi karunia pada
hambaNya.Tetapi di akhirat, Allah hanya memberikan rahmatnya paa orang-orang
mu’min saja.
Sifat kasih sayang Allah ini yaitu arRauf, sudah diamalkan dengan sempurna oleh Nabi
Muhammad SAW. Dalam AlQur’an, saking baiknya pelaksanaan amal Nabi Muhammad
SAW, sampai pada akhirnya Allah menyebutkan dan memuji Nabi, lalu juga
menulis perilaku Nabi sama dengan yang
diinginkan oleh Allah SWT. Allah berfirman dalam Q.S at-Taubah: 28
لَقَدْ
جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ
عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (١٢٨)
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang
mu'min.” (QS. 9:128).
Al-Barr: Maha Baik
Dialah Allah, Tuhan Yang Maha Dermawan, Yang
Maha melimpahkan kebaikan. Dan Dialah Allah menganugerahkan aneka anugerah
untuk kemaslahatan makhluk-Nya, anugerah yang sangat luas dan tidak terhingga.
Walaupun terhadap manusia yang durhaka kepada-Nya, namun Dia tetap melimpahkan
kebaikan-Nya kepada mereka. Firman
Allah Swt :
إِنَّا كُنَّا
مِنْ قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ
Artinya ” Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah
yang melimpahkan kebaikan lagi Maha
Penyayang.” (Q.S. 52 Ath Thuur 28)
Penggunaan
sifat al-Barru dengan ar-Rahim untuk mengisyaratkan bahwa aneka kebaikan itu
diberikan Allah atas kasih sayangNya yang melimpah. Dan Dia tak mengharapkan
imbalan apapun dari kebaikan pada
makhlukNya.
Allah adalah Maha
Baik, dalam memperlakukan hambaNya
selalu baik. Bahkan dalam kemaslahatan
suatu penyakit umpamanya, Allah maha Baik dalam hal memberikan yang baik
terhadap hamba tersebut. Orang yang mengalami sakit apapun bentuknya, manakala
dia ikhlas dalam menjalaninya, maka penyakit inipun akan menjadi kaffarahnya
atau penghapus dosanya bagi mereka yang mengalaminya.
Sakit dalam pandangan Allah adalah merupakan cara untuk
membersihkan hamba dari dosa-dosa. Nabi Bersabda bahwasannya semua yang menimpa
manusia tiada lain bertujuan untuk menyempurnakan manusia sehingga sewaktu
mereka akan menghadap Allah nanti dalam keadaan suci bersih. Nabi bersabda bahwasannya
termasuk duri yang terinjak oleh manusia, bilamana hamba tersebut merasa ikhlas maka ia akan
menjadi penghapus akan dosa-dosa hamba tersebut. Allah berfirman dalam berbagai ayat dalam
AlQur’an bahwa Dia tidak akan berbuat dzalim atau menganiaya hambaNya. Artinya
apabila seorang hamba berbuat baik, pasti Allah memberikan pahala. Bahkan Allah
akan memberikan pahala satu kebaikan dengan melipatkannya menjadi minimal 10
kali lipat, 70 kali lipat, seratus kali lipat,dan tujuh ratus kali lipat. Dan bahkan ada
amal-amal yang diberi pahala oleh Allah SWT seribu kali lipat bahkan tidak
terhingga (bighairi hisaab) misalnya adalah
pahala berbuat sabar.
Allah berfirman:
ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ
أَيْدِيكُمْ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ (١٨٢)
“Hal itu (keburukan) adalah disebabkan oleh tangan-tangan
kalian. Dan sesungguhnya, tidaklah Allah itu berbuat zalim pada
hamba-hambaNya”.(QS. Ali Imron:182)
Al-Fattaah: Maha
Membuka, Maha Memberi Kemenangan
Al-Fattah artinya adalah
Allah Maha Membuka akan pintu rahmatNya. Allah membuka jalan bagi manusia
supaya mereka dapat menggali karunia Allah yang menyebar di alam semesta raya
ini.
Allah juga akan membukakan
pintu-pintu kemenangan bagi hamba yang menjalankan perintahNya.
Menurut alKhattabi, alFattah
adalah Maha Memberi keputusan hukum bagi hamba-hambaNya (Sya’n Du’a: 56).
Dalam surat asSaba: 26:
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا
رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ (٢٦)
Katakanlah:”Rabb kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi
keputusan antara kita dengan benar.Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha
Mengetahui”. (QS. 34:26)"
Ayat ini mengacu pada dikumpulkannya kita pada hari Qiyamat. Untuk
diberi keputusan dengan benar dan adil.
Dikatakan alFattah alAlim adalah Allah Maha Memutuskan dengan ilmu dan
PengetahuanNya yang mencakup segala sesuatu, karena Dia Maha mengetahui hakikat
atas segala sesuatu.
Makna AlFattah lainnya adalah Allah Maha Memutuskan antara orang-orang
mu’min dan kafir.
Dalam surat alA’raf: 89-91, Allah berfirman:
قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا إِنْ
عُدْنَا فِي مِلَّتِكُمْ بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّهُ مِنْهَا وَمَا يَكُونُ
لَنَا أَنْ نَعُودَ فِيهَا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّنَا وَسِعَ رَبُّنَا
كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا
وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ (89)
“ Sungguh kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap
Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami dari
padanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Rabb
kami menghendaki(nya). Pengetahuan Rabb kami meliputi segala sesuatu. Kepada
Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Rabb kami, berilah keputusan antara kami dan
kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang
sebaik-baiknya. (QS. 7:89)
Nabi Muhammad s.a.w diberi
janji oleh Allah berupa isyarat kemenangan bahwasannya Allah akan memberikan
pada mereka kemenangan yang dekat, Allah berfirman:
لَقَدْ رَضِيَ
اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا
فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا
قَرِيبًا (١٨)وَمَغَانِمَ كَثِيرَةً يَأْخُذُونَهَا وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا
حَكِيمًا (١٩)
Artinya:
“Sesungguhnya Allah telah meridhai orang-orang mukmin ketika mereka
berbaiat padamu di bawah pohon tersebut, lalu Allah tahu akan isi hati mereka,
lalu Dia turunkan karunia pada mereka
dan memberikan pahala pada mereka dengan kemenangan yang dekat. Juga harta
rampasan yang banyak yang mereka ambil.Dan sungguh Allah Maha Perkasa dan
Bijaksana”. (AlFath: 18-19)
Kata al-Fattah juga bisa
bermakna Allah Dzat yang Maha memberi Kemenangan.
0 Komentar untuk "AQIDAH AKHLAK KELAS 7 REVISI 2017 TENTANG ASMAUL HUSNA"