SHALAT SUNAH
Fiqih kelas 7 Kurtilas 2018
Shalat Sunnah adalah semua shalat
selain shalat fardhu yang lima waktu dimana jika kita menunaikannya akan
mendapat ganjaran sedangkan jika tidak dilaksanakan tidak mendapat dosa. Shalat
Sunnah ada banyak sekali yang bisa kita kerjakan selagi kita masih mau
mendekatkan diri kepada sang Maha
Pencipta,
Allah SWT. Shalat Sunnah sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad untuk kita
laksanakan. shalat sunnah terdiri dari sunnah muakkad dan sunnah
gairu muakkad.
A.
shalat Sunnah Muakkad :
Yaitu shalat sunah yang sangat dikuatkan (selalu dikerjakan) Rasulullah saw.
shalat sunnah muakkad merupakan shalat yang betul-betul dianjurkan untuk
dikerjakan bagi umat Islam sebagaimana Nabi juga melakukannya.
Salat Sunnah Muakkad terdiri dari
beberapa macam, diantaranya :
1. Salat sunnah rawatib, yaitu shalat sunah yang dikerjakan mengiringi shalat fardu lima waktu, baik yang
dilakukan sebelumnya (Qabliyah) maupun
sesudahnya (Ba’diyah)
Hadits Nabi :
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : حَفِظْتُ عَنْ رَسُوْلِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ
وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ
وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاِء وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاِة. (رواه
البخارى)
Artinya : “Dari Abdullah bin umar dia berkata : Saya ingat dari Rasululllah
mengerjakan shalat sunah dua rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat sesudah Zuhur,
dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah Isya dan dua rakaat sebelum
Subuh”. (HR. Bukhari)
Salat sunnah rawatib muakkad meliputi
:
1)
dua
rakaat sebelum shalat Dzuhur
2)
dua rakaat sesudah
shalat Dzuhur
3)
dua rakaat sesudah
shalat Magrib
4)
dua rakaat sesudah
shalat Isya
5) dua rakaat sebelum shalat Subuh
2. Salat sunnah malam, yaitu shalat sunah
yang dikerjakan pada malam hari sesudah shalat Isya sampai sebelum fajar.
Salat sunnah malam meliputi :
1) Salat Tarawih,
Tarawih merupakan
bentuk jamak dari kata tarwihah yang berarti istirahat, dan bisa juga
berarti jalsah (duduk). Kemudian perbuatan duduk pada bulan
Ramadhan setelah selesai shalat malam 4 rakaat disebut tarwihah;
karena dengan duduk itu orang-orang bisa beristirahat setelah lama melaksanakan
qiyam Ramadhan.
Sabda Rasulullah saw :
عن
أبى هريرة كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يرغب في قيام رمضان من غير أن يأمر
فيه بعزيمة فيقول : من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ماا تقدم من ذنبه ( رواه
البخارى ومسلم )
Artinya : “Abu Hurairah telah menceritakan bahwa Rasulullah
saw. Selalu menganjurkan qiyamu Ramadan, tetapi tidak memerintahkan mereka
dengan perintah yang tegas (wajib). Untuk itu beliau bersabda, “Barang siapa
mengerjakan shalat (sunnah malam hari) pada bulan Ramadan karena iman dan
mengharap pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang terdahulu” (H.R Bukhari
dan Muslim)
Sedangkan hukum shalat tarawih
adalah sunnah muakkad.
Adapun bilangan rakaat shalat tarawih
sebagai berikut :
a)
20 rakaat menurut mazhab Imam
Hanafi, Imam Syafi’I dan Imam Hambali serta Khalifah Umar bin Khattab
b)
36 rakaat menurut mazhab Imam
Maliki
c)
8 rakaat menurut
hadist dari Aisyah r.a. yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw pada bulan
Ramadhan maupun selain bulan Ramadhan hanya melaksanakan shalat malam sebanyak
sebelas rakaat (8 rakaat shalat Tarawih dan 3 rakaat shalat Witir)
2)
shalat Tahajud,
yaitu shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari
sesudah bangun tidur setelah shalat Isya, dan waktu yang utama
melaksanakannya di sepertiga malam yang
terakhir. Shalat sunnah tahajud dalam bahasa arab
disebut Sholatun Lail yang artinya sholat di malam hari. Jumlah rakaat rakaat
sholat tahajud minimal adalah dua rakaat dua kali salam, dan paling banyak atau
maksimal bisa sebanyak-sebanyaknya sesuai dengan kemampuan. Nabi saw, beliau
pernah mengerjakan shalat tahajud sebanyak 10 rakaat ditambah 1 rakaat sunat
witir, pernah juga 8 rakaat ditambah 1 rakaat sunat witir, dan dan pernah
juga 8 rakaat ditambah 3 rakaat sunat witir. Jadi dalam melaksanakan shalat
tahajud sebaiknya ditambah dengan shalat sunat witir.
Firman Allah
swt dalam surat Al-Isra ayat 79 berbunyi :
وَمِنَ ٱلَّيۡلِ
فَتَهَجَّدۡ بِهِۦ نَافِلَةٗ لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبۡعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامٗا
مَّحۡمُودٗا ٧٩
Artinya : ”Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu
sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke
tempat yang Terpuji”
3) Salat Witir,
Witir
artinya ganjil, jadi shalat witir ialah shalat sunah yang dilakukan pada malam hari dengan jumlah rakaatnya ganjil, paling sedikit 1 rakaat dan paling banyak 11 rakaat. Shalat witir hukumnya sunnah muakkadah. Salat Witir
disunnahkan setiap hari dan tidak hanya pada bulan Ramadhan
Waktunya
adalah mulai setelah salat Isya' sampai dengan shalat Subuh. Kalau seseorang
merasa khawatir akan tidak melaksanakan salat witir di tengah atau akhir malam,
maka ia sebaiknya melaksanakannya setelah salat Isya', atau setelah salat
Tarawih pada bulan Ramadhan. Shalat witir tidak disunnahkan berjamaah, kecuali
bersama dengan shalat tarawih. Surat yang disunnahkan dibaca dalam witir 3
rakaat adalah "Sabbih-isma Rabiika", Al-Kafiruun dan rakaat ketiga
al-Ikhlas dan Muawwidzatain.
Shalat witir
merupakan shalat penutup dari seluruh shalat malam.
قال
النبي صلى الله عليه وسلم اجعلوا آخر صلاتكم بالليل وترا ( رواه متفق عليه )
Artinya :
Nabi Muhammad saw bersabda
“Jadikanlah witir sebagai akhir shalat malammu” (H.R Muttafaq ‘Alaih)
3. Salat Idain, yaitu dua shalat hari raya bagi umat Islam,
yang pelaksanaannya pada waktu duha.
Hukum melaksanakan shalat ‘idain
adalah sunnah muakkad, artinya sunnah yang dikuatkan.
Rasulullah saw. bersabda :
عن
أم عطية قالت أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نخرج فى الفطر ولأضحى العواعق
والحيض وذوات الخدور (رواه البخارى ومسلم)
Artinya
:
“Dari Ummi ‘Atiyah, ia berkata,
Rasulullah saw telah menyuruh kami untuk keluar
pada hari raya Fitri dan hari raya Adha dengan mengajak para gadis,
perempuan yang sedang haid dan hamba perempuan ke tempat shalat hari raya
(perempuan yang sedang haid tidak mengerjakan salat)” (H.R Bukhari dan Muslim)
1)
Macam-macam
shalat Idain :
a) Salat Idul Fitri, yaitu shalat hari raya yang dilaksanakan
pada tanggal 1 Syawal mulai terbit matahari sampai tergelincirnya matahari.
b) Salat Idul Adha, yaitu shalat hari raya yang dilaksanakan
pada tanggal 10 Dzulhijjah mulai terbit matahari sampai tergelincirnya matahari
2)
Amalan sunnah
sebelum shalat Id :
a)
Membaca takbir
(Idul Fitri mulai tenggelam matahari pada malam tanggal 1 Syawwal sampai dengan
dimulainya shalat Idul Fitri, Sedangkan Idul Adha mulai waktu Subuh pada hari
Arafah tanggal 9 Dzulhijjah sampai dengan waktu Ashar pada akhir hari Tasyrik
tanggal 13 Dzulhijjah)
b)
Mandi, berhias,
memakai pakaian yang paling bagus dan memakai wangi-wangian
c)
Makan sebelum
shalat Idul Fitri. Sedangkan Idul Adha makannya sesudah shalat ied.
d) Berangkat menuju tempat shalat ied dan
pulangnya dengan jalan yang berbeda.
3)
Amalan sunnah
pada waktu shalat Id :
a) Dilaksanakan dengan berjamaah
b) Takbir tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada
rakaat kedua
c) Mengangkat tangan setiap kali takbir
d) Membaca doa tasbih diantara beberapa takbir
e) Membaca surat Al-A’la pada rakaat pertama dan surat
Al-Gasyiyah pada rakaat kedua atau surta Qof pada rakaat pertama dan surat
Al-Qomar pada rakaat kedua
f) Khutbah dua kali setelah selesai shalat ied diawali
dengan membaca takbir sembilan kali pada khutbah pertama
4)
Tata cara shalat
Id :
Pelaksanaan shalat Id dilakukan
dengan berjamaah, terdiri dari dua rakaat yang dilanjutkan dengan khutbah.
shalat Id sama seperti shalat fardu yang dua rakaat, hanya saja setelah takbir
pada rakaat pertama dilanjutkan dengan takbir sebanyak tujuh kali, dan pada
rakaat kedua dilanjutkan dengan takbir sebanyak lima kali. Diantara takbir
disunnahkan membaca :
سُبحَانَ الله وَالحَمدُ لِله وَلَا إلَهَ إِلا الله وَاللهُ أَكبَر
4.
Shalat Tahiyatul Masjid,
secara bahasa adalah
menghormati masjid. Sedangkan
shalat sunah tahiyatul masjid adalah shalat sunnah dua
rakaat yang di kerjakan sesaat setelah kita memasuki masjid.
Rasulullah saw.
bersabda :
إذَا جَاءَ أَحَدكًم الَمَسجِدَ فَليًصَلِّ سَجدَتَين مِن قَبلِ
أَن يَجلِسَ ( رواه أبو داود )
Artinya : “Apabila salah seorang diantara kamu masuk masjid,
hendaklah ia shalat dua rakaat sebelum duduk” (H.R Abu Daud)
Salat Tahiyatul Masjid dilaksanakan
sebanyak dua rakaat sebelum duduk di dalam masjid. Bacaan-bacaan shalat Tahiyatul
Masjid sama dengan bacaan shalat yang lainnya, hanya niat saja yang berbeda.
5. Salat Sunnah Duha
Adalah
shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu dhuha,
yaitu ketika matahari telah terbit atau naik kurang
lebih 7 hasta hingga terasa panas menjelang shalat dzhur. atau sekitar jam 7
sampai jam 11, tentunya setiap daerah berbeda, tergantung posisi matahari pada
daerah masing-masing. Shalat dhuha sebaiknya dikerjakan pada seperempat kedua
dalam sehari, atau sekitar pukul sembilan pagi. Shalat dhuha dilakukan secara
sendiri atau tidak berjamaah (Munfarid)
Shalat dhuha
dilakukan dalam satuan dua rakaat satu kali salam. Sementara itu untuk berapa
jumlah maksimal sholat dhuha ada pendapat yang berbeda dari para ulama, ada
yang mengatakan maksimal 8 rakaat, ada yang maksimal 12 rakaat, dan ada juga
yang berpendapat tidak ada batasan
Rasulullah saw bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قا ل : أوصاني
خليلي صلى الله عليه وسلم بثلاث بصيام ثلا ثة أيام في كل شهر وركعتي الضحى وأن
أوتر قبل أنام ( متفق عليه )
Artinya : Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata, ”Telah berpesan kepada saya
kekasih saya Nabi Muhammad saw dengan tiga perkara yaitu berpuasa tiga hari
pada tiap-tiap bulan, shalat Duha dua rakaat dan shalat Witir sebelum tidur”
(H.R Muttafaq ’Alaih)
Setelah
melaksanakan shalat Dhuha disunnah membaca doa sebagai berikut
بسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ، اللَّهُمَّ إنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاؤُكَ وَاْلبَهَاءَ بَهَاؤُكَ
وَاْلجَمَالَ جَمَالُكَ وَاْلقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَاْلقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ
وَالعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ، اللَّهُمَّ إنْ كاَنَ رزْقِي فِى السَّمَاءِ فَأنْزِلْهُ
وَإنْ كَانَ فِى الأرْضِ فَأخْرجْهُ وَإنْ كانَ مُعْسِرًافَيَسِّرْهُ وَإنْ كانَ
حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ
وَبَهَائِكَ وَجَمَاِلكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا آتَيْتَ عِبَادِكَ
الصَّالِحِيْنَ
B. shalat Sunnah Gairu Muakkad :
Yaitu shalat sunnah yang tidak dikuatkan (kadang-kadang
dikerjakan Rasulullah saw, kadang-kadang tidak dikerjakan).
Salat Sunnah Gairu Muakkad terdiri dari beberapa macam,
diantaranya :
1. Salat Sunnah Rawatib Gairu Muakkad, meliputi :
a.
empat rakaat sebelum
shalat Ashar
Sabda Rasulullah
saw:
عَنْ ا بْنِ عُمَرَ قَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِمَ اللهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ
اَرْبَعًا (رواه الترمذي)
Artinya:
Dari Ibnu Umar,
telah bersabda Nabi saw: Allah memberi rahmat kepada orang yang mengerjakan
shalat (sunah) empat rakaat sebelum asar.” (HR. Tirmizi).
b.
dua rakaat sebelum shalat Magrib
Sabda Rasulullah
saw:
عَنْ عَبْداللهِ بْنِ مُغَفَّلٍ رَضِيَ
اللّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلّ اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ : صَلُّوا
قَبْلَ الْمَغْرِبِ . ثُمَّ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ "لِمَنْ شَاءَ"
كَرَاهِيَةَ اَنْ يَتَخَذَهَا النَّاسُ سُنَّةً (رواه البخارى)
Artinya: “Dari
Abdullah bin Mugaffal Ra. Ia berkata: Rasululah saw bersabda: Salatlah sebelum magrib, Salatlah
sebelum magrib, kemudian pada kali yang ketiga beliau bersabda: “bagi yang
menghendakinya”.(Beliau bersabda demikian)karena takut orang-orang
menganggapknya sebagai sunnah muakkad.” (HR. Bukhari).
c.
dua rakaat sebelum shalat Isya
Sabda Rasulullah saw:
عَنْ عَبْداللهِ بْنِ
مُغَفَّلٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلّ اللَّهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ :
بَيْنَ كُلِّ
اَذَنيْنِ صَلاَةٌ ,ثُمَّ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ "لِمَنْ شَاءَ" (رواه
اجماعة)
Artinya: ““Dari
Abdullah bin Mugaffal Ra. Ia berkata: Rasululah saw bersabda: ‘antara kedua azan itu ada shalat sunah,
‘antara kedua azan itu ada shalat sunah,kemudian pada kali yang ketiga beliau
bersabda: “bagi yang menghendakinya”. (HR. Jamaah)
2.
Salat istisqa’ (mohon hujan)
Rasulullah pernah shalat mohon hujan.
Dijelaskan oleh Ibnu Abbas:
عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ:
خَرَجَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مُتَوَاضِعًا, مُتَبَذِّلًا,
مُتَخَشِّعًا, مُتَرَسِّلًا, مُتَضَرِّعًا, فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ, كَمَا يُصَلِّي
فِي اَلْعِيدِ, لَمْ يَخْطُبْ خُطْبَتَكُمْ هَذِهِ ( رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ
اَلتِّرْمِذِيُّ, وَأَبُو عَوَانَةَ, وَابْنُ حِبَّانَ)
Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi
wa Sallam keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang,
berdoa kepada Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari
raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada shalat hari raya, beliau tidak
berkhutbah seperti khutbahmu ini. Riwayat Imam Lima dan dinilai shahih oleh
Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.
Shalat sunnah istisqa’ ini hukumnya sunnah
biasa, dikerjakan 2 rakaat saja bertempat di tanah lapang dengan berjamaah
ketika musim kemarau.
3.
Salat khusuf/kusuf (salat gerhana)
Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut
dengan istilah khusuf ( الخسوف
) dan juga kusuf ( الكسوف
) sekaligus. Secara
bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang sama. Shalat gerhana
matahari dan gerhana bulan sama-sama disebut dengan kusuf dan juga khusuf sekaligus. Namun masyhur juga di
kalangan ulama penggunaan istilah khusuf untuk gerhana bulan dan kusuf untuk
gerhana matahari. Rasulullah pernah melakukannya sebagaimana hadis, Dari Abu Bakrah radhiallahu anhu dia berkata:
كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْكَسَفَتْ الشَّمْسُ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلْنَا فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ حَتَّى انْجَلَتْ الشَّمْسُ فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ
“Kami pernah
duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu terjadi
gerhana matahari. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri dan berjalan
cepat sambil menyeret selendangnya hingga masuk ke dalam masjid, maka kamipun
ikut masuk ke dalam masjid. Beliau lalu mengimami kami shalat dua rakaat hingga
matahari kembali nampak bersinar. Setelah itu beliau bersabda: “Sesungguhnya
matahari dan bulan tidak mengalami gerhana disebabkan karena matinya seseorang.
Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka dirikanlah shalat dan berdoalah
hingga selesai gerhana yang terjadi pada kalian.” (HR. Al-Bukhari).
4.
Salat istikharah
Shalat istikharah adalah shalat sunah dua
rakaat dikerjakan menjelang tidur malam hari. Tujuan agar dipilihkan yang lebih
baik dari dua pilihan oleh Allah SWT. Pilihan tersebut ditunjukan lewat mimpi
tidur malam.
Apabila
sekali shalat istikharah belum diberi pilihan oleh Allah swt maka agar malam-malam
berikutnya diulang shalat lagi sampai Allah memberikan pilihan.
Dari
Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu
‘anhu, beliau berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ فِي الْأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا
يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ
بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
mengajari kami shalat istikharah dalam setiap perkara / urusan yang kami hadapai, sebagaimana beliau
mengajarkan kami suatu surah dari Al-Quran. Beliau berkata, “Jika salah seorang
di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka lakukanlah
shalat dua raka’at yang bukan shalat wajib, kemudian berdoalah…”. (HR.
Al-Bukhari)
HIKMAH SHALAT SUNAH Fiqih kelas 7 Kurtilas 2018
Banyak sudah macam-macam shalat sunnah
yang kita pelajari dan kita ketahui, tapi apakah cukup dengan mengetahuinya
saja amal kebaikan dan bekal kita untuk di akhirat kelak akan bertambah ? Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpan
buah. Demikian bunyi pepatah yang yang sering kita dengar.
Adapun
hikmah shalat sunnah yangakan kita dapatkan adalah :
1.
Hati akan menjadi tenang dan tentram karena selalu dekat
dengan Allah SWT
2.
Salat sunnah dua rakaat sebelum subuh itu lebih baik
daripada dunia dan segala isinya
3.
Allah swt akan bangun sebuah rumah di surga bagi orang yang
melaksnakan shalat sunnah rawatib 12 rakaat dalam sehari semalam
4.
Sebagai tambahan bekal amal soleh di akhirat kelak
MOTIVASI
Melaksanakan shalat Dhuha Mempermudah Datangnya Rizki,
Sebuah testimoni tentang kehebatan shalat Dhuha, ikuti kisahnya sebagai berikut: Lelaki yang akan diceritakan dibawah ini hanyalah seorang yang tidak tammat SD. Sekolahnya hanya kelas 3 SD saja.
Ia pergi ke kota untuk mengadu nasib sebagai tukang pipa air. Keahlian sebagai tukang pipa air ini diperolehnya dari kakak iparnya. Di kota besar ia berkeliling naik sepeda angin menawarkan jasanya ke rumah-rumah. Hal itu ia lakukan selama dua tahun.
Suatu hari, ketika waktu dhuhur ia berhenti di sebuah masjid untuk melakukan sholat. Kebetulan disana ada pengajian singkat. Dia mengikutinya. Ceramah yang ia dengarkan tentang kemuliaan shalat dhuha. Semenjak itu, ia tidak pernah meninggalkan shalat dhuha.
Waktu demi waktu, pekerjaan sebagai tukang pipa air dan sumur bor semakin hari semakin ramai. Ia memiliki anak buah. Semakin lama semakin ia rasakan kemajuan. Meskipun tenggelam dalam kesibukan di kota, namun ia tidak pernah mengabaikan shalat dhuha.
Pada suatu hari ia bertemu dengan seorang kontraktor perumahan. Ia mendapat penawaran dari kontraktor itu untuk membuat 5000 sumur bor.
Mulanya ia ragu-ragu karena tidak punya modal. Namun setelah mengeluh kepada Allah setelah shalat dhuha, ternyata ada jalan lapang yaitu Kontraktor tersebut berkenan mambayar uang muka 50 % persen dari total biaya yang telah disepakati dan 50 % lagi akan dilunasi saat sumur bor telah selesai pengerjaannya.
Proyek selesai dan ia mendapatkan keuntungan besar. Semenjak itu ia berkeliling tidak lagi menggunakan sepeda angin tetapi ia telah dapat membeli mobil dan rumah. Pekerjaan cukup diserahkan kepada anak buah.
Dalam kurun 2 tahun, ia menjadi miyarder. Proyek besar berpihak kepadanya dengan memenangkan tender. Hingga suatu hari sebuah perusahaan rokok terkenal memberi proyek pengeboran air tanah. Sebenarnya sudah sepuluh kontraktor lain telah mencobanya tetapi selalu gagal.
Mulanya ia ragu menerima tawaran besar itu, namun akhirnya diserahkan nasib dan semua urusan kepada Allah. Ia mengerjakan pekerjaan tersebut. Sebelum memulai pekerjaan, semua anak buahnya diminta untuk terlebih dahulu mengerjakan shalat dhuha.
Hasilnya luar biasa. Setelah pengeboran berlangsung satu minggu, air tanah yang berkualitas didapatinya. Pemilik perusahaanpun merasa puas.
Tahukan anda berapa ia mendapat pembayaran itu ? Dua lobang sumur bor berikut dengan jaringannya, ia menerima uang sebanyak dua milyar. Pekerjaan itu hanya butuh waktu dua bulan. Subhanallah ... Luar biasa ..
RANGKUMAN
1.
Shalat Sunnah adalah semua shalat
selain shalat fardhu yang lima waktu dimana jika kita menunaikannya akan
mendapat ganjaran sedangkan jika tidak dilaksanakan tidak mendapat dosa. Shalat
Sunnah ada banyak sekali yang bisa kita kerjakan selagi kita masih mau
mendekatkan diri kepada sang Maha
Pencipta,
Allah swt.
2.
Shalat Sunnah Muakkad adalah shalat sunah
yang sangat dikuatkan (selalu dikerjakan) Rasulullah saw. shalat sunnah muakkad
merupakan shalat yang betul-betul dianjurkan untuk dikerjakan bagi umat Islam
sebagaimana Nabi juga melakukannya. Shalat Sunnah Muakkad terdiri dari beberapa macam,
diantaranya :
a. Salat sunnah rawatib, yaitu shalat sunah yang dikerjakan mengiringi
shalat fardu lima waktu, baik yang dilakukan sebelumnya (Qabliyah) maupun sesudahnya
(Ba’diyah)
b.
Tarawih merupakan bentuk jamak
dari kata tarwihah yang berarti istirahat, dan bisa juga berarti jalsah
(duduk). Kemudian perbuatan duduk pada bulan Ramadhan setelah selesai shalat
malam 4 rakaat disebut tarwihah; karena dengan duduk itu orang-orang
bisa beristirahat setelah lama melaksanakan qiyam Ramadhan.
c.
shalat Tahajud, yaitu shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari
sesudah bangun tidur setelah shalat Isya, dan waktu yang utama
melaksanakannya di sepertiga malam yang
terakhir. Shalat sunnah tahajud dalam bahasa arab
disebut Sholatun Lail yang artinya shalat di malam
hari.
d.
Shalat Witir
ialah shalat sunah yang dilakukan pada malam hari dengan jumlah rakaatnya ganjil, paling sedikit 1 rakaat dan paling banyak 11 rakaat. Shalat witir hukumnya sunnah muakkadah. Salat Witir
disunnahkan setiap hari dan tidak hanya pada bulan Ramadhan
e.
Shalat Idain,
yaitu dua shalat hari raya bagi umat Islam, yang pelaksanaannya pada waktu dhuha. Hukum
melaksanakan shalat ‘idain adalah sunnah muakkad, artinya sunnah yang
dikuatkan.
f.
Shalat sunah tahiyatul masjid adalah shalat sunnah dua
rakaat yang di kerjakan sesaat setelah kita memasuki masjid.
Shalat Tahiyatul Masjid dilaksanakan sebanyak dua rakaat sebelum duduk di dalam
masjid. Bacaan-bacaan shalat Tahiyatul Masjid sama dengan bacaan shalat yang
lainnya, hanya niat saja yang berbeda.
g.
Shalat Sunnah
Duha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu dhuha,
yaitu ketika matahari
telah terbit atau naik kurang lebih 7 hasta hingga terasa panas menjelang
shalat dzhur. Shalat dhuha dilakukan dalam satuan dua rakaat satu kali salam.
3.
Shalat
Sunnah Gairu Muakkad adalah shalat sunnah yang tidak dikuatkan
(kadang-kadang dikerjakan Rasulullah saw, kadang-kadang tidak dikerjakan). Shalat Sunnah Gairu Muakkad terdiri
dari beberapa macam, diantaranya :
a.
Shalat Sunnah
Rawatib Gairu Muakkad, meliputi : empat rakaat sebelum shalat Ashar, dua rakaat
sebelum shalat Magrib, dua rakaat
sebelum shalat Isya
b.
Salat istisqa’ (mohon hujan), yaitu shalat untuk meminta hujan ketika
musin kemarau.
c. Shalat sunnah istisqa’ ini
hukumnya sunnah biasa, dikerjakan 2 rakaat saja bertempat di tanah lapang
dengan berjamaah ketika musim kemarau.
d.
Shalat gerhana dalam bahasa
arab sering disebut dengan istilah khusuf ( الخسوف
) dan juga kusuf ( الكسوف
) sekaligus. Secara
bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang sama. Shalat gerhana
matahari dan gerhana bulan sama-sama disebut dengan kusuf dan juga khusuf sekaligus. Namun masyhur juga di
kalangan ulama penggunaan istilah khusuf untuk gerhana bulan dan kusuf untuk
gerhana matahari.
e.
Shalat istikharah adalah shalat sunah dua rakaat dikerjakan
menjelang tidur malam hari. Tujuan agar dipilihkan yang lebih baik dari dua
pilihan oleh Allah swt. Pilihan tersebut ditunjukan lewat mimpi tidur malam.
0 Komentar untuk "SHALAT SUNAH Fiqih kelas 7 Kurtilas 2018"