Manusia memiliki dimensi dinamika, oleh karena itu eksistensi manusia bersifat dinamis. Bagi manusia bereksistensi berarti mengadakan dirinya secara aktif. Bereksistensi berarti merencanakan, berbuat dan menjadi permasalahannya, manusia itu bereksistensi untuk menjadi siapa? Eksistensi manusia tiada lain adalah untuk menjadi manusia. Inilah tugas yang diembannya. Tegasnya ia harus menjadi manusia ideal (manusia yang diharapkan, dicita-citakan, atau menjadi manusia yang seharusnya). Idealitas (keharusan,cita-cita/harapan) ini bersumber dari Tuhan melalui ajaran agama yang diturunkannya, bersumber dari sesama dan budayanya, bahkan dari diri manusia itu sendiri. Coba kita rumuskan, gambaran manusia ideal menurut Tuhan atau agama yang anda yakini; manusia ideal menurut masyarakat/bangsa dan budayanya; dan manusia ideal menurut anda sendiri.
Manusia ideal adalah manusia yang mampu mewujudkan berbagai potensinya secara optimal, sehingga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan mampu berkarya; mampu memenuhi berbagai kebutuhannya secara wajar, mampu mengendalikan hawa nafsunya; berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya.
0 Komentar untuk "Eksistensi Manusia untuk Menjadi Manusia"