ads
ads

HAGIOGRAFI (MANAKIB) SYEKH AHMAD SOHIBULWAFA TAJUL ‘ARIFIN ra

HAGIOGRAFI (MANAKIB)
SYEKH AHMAD SOHIBULWAFA TAJUL ‘ARIFIN ra.
Oleh : Oo Hanapiah, M.Ag

Abah Anom yang berarti "Kiyai Muda" adalah Kiyai Haji Ahmad Sohi¬bul Wafa Tajul Arifin. Ia dilahirkan pada tanggal 1 Januari 1915 di Surya¬laya, Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasik¬malaya. Ia putra kelima Syekh Abdullah Muba¬rok bin Nur Muhammad, pendiri Pondok Pesantren Suryalaya. Ibunya bernama Hj Juhriyah. Saudara-saudaranya ialah Ny. H. Sofiyah (se¬ayah lain ibu), Ny. H. Sukanah, H. Dahlan, Ny. H. Saadah, Ny. Uwas, Ny. Didah, Ny. H. Y. Juhriyah, dan K.H. Noor Anom Mubarok, B.A. (saudara seayah lain ibu). Putra-putri Abah Anom ada empat belas orang dan seorang anak tiri dari istrinya yang pertama Ibu Euis Siti Ru'yanah (Ibu Euis Siti Ru'yanah menderita sakit sepulangnya dari Mekah hingga wafat, 1974-1978). Mereka adalah H. Tutu Ruhiat Mintapradja, B.A. (lh. 1940, anak tiri), H. Dudun Nur Saiduddin (lh. 1942), Aos Husnifalah (1h. 1943), N. Nonong (lh. 1945), Didin Hidir Arifin dan Ny. Oneng Hes¬yati (kembar lahir 1947), Endang Ja'far Sidik (lh. 1949), Ny. Otin Kho¬dijah (1h. 1951), H. Kankan Zulkarnaen (lh. 1952), Memet Ruhimat (1954-1979), Ny. H. Ati Unsuryati (1h. 1956), Ny. Ane Utia Rohayane (lh. 1958), Baban Ahmad Jihad (lh. 1960), dan Ny. H. Nia Iryanti (lh. 1962). Selain ketiga belas putra-putri tersebut, Abah Anom dikaruniai lagi seorang putra dari istrinya yang kedua Ny. H. Yoyoh Sofiah dan diberi nama Ujang Muhammad Mubarok Qadiri (1h. 1986).
Pada usia 18 tahun beliau diangkat menjadi wakil talqin, dan resmi menjadi mursyid TQN Pondok Pesantren Suryalaya pada tahun 1950. Beliau merupakan Mursyid TQN ke 37 setelah Syekh Abdullah Mubarok Bin Nur Muhammad. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari,beliau menunjuk tiga orang¬ pengelola, yaitu KH. Noor Anom Mubarok BA, KH. Zaenal Abidin Anwar, dan  H. Dudun Nursaiduddin. Setelah menjalani masa yang cukup panjang, KH. A Shohibulwafa Tajul Arifin bin Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad sebagai Guru Mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah dengan segala keberhasilan yang dicapainya melalui perjuangan yang tidak ringan, dipanggil Al Khaliq kembali ke Rahmatullah pada hari Senin tanggal 05 September 2011 pukul 11.55 dalam usia 99 tahun.
Dalam pembahasan Historiografi atau sejarah Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra, tidak terlepas dari pembahasan tentang Hagiografi atau keunggulan-keunggulannya, karena Hagiografi itu merupakan bagian dari Historiografi. Sehingga dalam pembahasannya bersamaan. Keunggulan tersebut adalah akhlak terpuji  seseorang. Sebagaimana dalam al-Munjid disebutkan :
مَا عَرِفَ بِهِ مِنَ الْخِصَالِ الْحَمِيْدَةِ وَالْاَخْلَاقِ الْجَمِيْلَةِ
Artinya: “Apa yang dikenal pada diri manusia tentang budi pekertinya  yang terpuji dan akhlaknya yang baik”.
Dari pengertian di atas berarti Akhlak yang terpuji dan akhlak yang baik seseorang disebut Manaqib. Sedangkan pengertian manaqib secara bahasa, manaqib bentuk jamak dari kata manqaba yang asal katanya naqaba yang berarti lubang kecil di tembok tempat mengintip atau melihat, dalam tradisi sufi yakni melihat secara khusus tentang keutamaan perilaku dan keistimewaan seseorang, baik dalam ilmu maupun dalam amaliahnya. Kata naqaba atau naqib, dalam kamus Mukhtar al-Shilah, juga mengandung makna al-‘arif bi syahid al-qawm, yakni kearifan atau kebaikan seseorang yang banyak disaksikan oleh masyarakat umum.
Di kalangan ikhwan, Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin r.a. dikenal bukan hanya sekedar seorang ulama yang alim dan saleh yang patut diteladani dalam penempuhan perjalanan keilmuan dan keruhaniannya, tapi juga telah dipersepsi sebagai wali Quthub dan tokoh Islam yang memiliki akhlak mulia.
Periwayatan manaqib Abah Anom ini ditulis tidak lain untuk mengukuhkan hati para muridnya untuk belajar dari generasi sebelumnya. Sebagaimana dinyatakan Syekh Junaedi al-Baghdady, bahwa berbagai kisah dan hikayat tentang perilaku para ahli ma’rifah dalam kitab manaqib, adalah sebagai wasilah dari pertolongan Allah SWT. bagi para salik atau murid untuk mengukuhkan hati mereka.
A.    Pengertian Hagiografi
Hagiografi menurut KBBI adalah ha-gi-o-gra-fi artinya buku atau tulisan yang memuat riwayat hidup dan legenda orang-orang suci, atau dengan kata lain Hagiografi adalah riwayat hidup orang-orang suci. Pengertian hagiografi dalam bahasa Arab adalah disebut dengan “sirah al-qiddisin” yaitu Literatur Form the Lives and Legends of Sains, sumber-sumber tulisan yang menceritakan tentang kehidupan dan legenda orang Suci. Dalam pandangan lain pengertian hagiografi itu adalah hagiografis. Hagio artinya mulia, suci, dan grafi artinya tulisan. Jadi hagiografis adalah karya tulis yang mengisahkan “sejarah” dan kejadian-kejadian mulia dari tokoh-tokoh suci yang seringkali bersifat hiperbolis (berlebih-lebihan) dan tidak mengakar dalam kejadian keseharian kita.
Secara singkat dalam hagiografi terdapat unsur tokoh, rawi atau saksi, dan realitas karomah. Jika dihubungkan dengan kaidah ilmu sejarah, hanya dua unsur yang masuk dalam ranah historis, yaitu rawi atau saksi dan tokoh. Sedangkan realitas karamah berada di luar ruang dan waktu meskipun dialami dan dirasakan oleh sang tokoh. Dari paparan di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hagiografi adalah keunggulan-keunggulan yang terdapat pada orang-orang yang mulia, suci, dan ditulis sebagai bukti sejarah.
B.    Sumber Manaqib Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin ra
Yang menjadi sumber Manaqib Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin, di antaranya adalah keluarga Syekh, para wakil talqin, para Kiyai dan para sesepuh yang banyak berkecimpung dalam perjuangan pengembangan Tarekat Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya. Selain itu buku-buku tasawuf yang di dalamnya membahas tentang manakib Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin.
C.    Aneka Raga Manakib Abah Anom.
Manakib Abah Anom yang dapat penulis paparkan  adalah di antaranya : Perjalanan menuju Manaqiban, Pangersa Abah Anom mengetahui akan terjadinya kecelakaan, seorang menjadi Ikhwan TQN wasilah anaknya meninggal, Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin menjawab jeritan  hati muridnya, Anak yang nakal jadi anak yang saleh, Mendidik muridnya untuk tidak makan makanan yang haram, Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin mengetahui isi hati muridnya dikala ada masalah, Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin sangat menghormati tamunya, Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin menyembuhkan penyakit muridnya, Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin menolong muridnya ketika menjemur padi, Do’a dalam hati orang yang merasa terdzalimi, Seorang murid Abah Anom yang sakit hati, Taatnya murid kepada guru, Khidmah yang membawa berkah, Abah Anom diberi gelar Shohibul Wafa, Pandangan Futuristik Abah Anom (Pandangan Abah Anom ke depan), Abah Anom mewujudkan amanah Abah Sepuh, Terbukanya rahasia Allah SWT. Abah Anom sebagai Arsitek Bangunan, Pangersa Abah Anom memberikan Amalan, Kita harus paham apa yang dikatakan Pangersa Abah Anom, Abah Anom mewujudkan amanah Abah Sepuh, Terbukanya rahasia Allah SWT. Syekh Ahmad Sohibul Wafa Tajul ‘Arifin memberikan dua buah telur bebek kepada KH. Anwar Mahmud dalam Mimpi, Abah Anom mengetahui segala gerak-gerik muridnya, Bisikan agar Sholat tidak usah menghadap Kiblat, Seekor ikan keluar dari cawan kopi, Makanan di Pangersa  Abah Anom membawa berkah sehat, Tabaruk ke Pangersa Abah Anom, Batu-batu ikut berdzikir menghampiri Masjid yang di dalamnya diadakan Manakiban, Tidak asin walau berada di Lautan, Abah Anom menyadarkan Kiai sakti, Bayangan wajah Abah Anom membuat seorang pemuda bertaubat dari hoby melacur, Daging berubah menjadi manusia, Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin menolong muridnya (Akhwat) yang diperkosa, dari jarak jauh, Abah Anom Kiai Pasak Bumi yang Zuhud.
D.    Implikasi dari manaqib Syekh Ahmad Sohibul Wafa Tajul ‘Arifin ra.
Implikasi dari manaqib Syekh Ahmad Sohibul Wafa Tajul ‘Arifin ra. adalah 1. untuk mengukuhkan hati muridnya serta  menambah keimanan, 2. meningkatkan ketaqwaan serta rasa hidmah terhadap mursyidnya. 3. Semakin bertanggungjawab dalam mengamankan, melestarikan, serta mengamalkan ajaran TQN Pondok Pesantren Suryalaya. 
Hal ini didasarkan Al-Quran Surat Hud Ayat 120.
وَكُلّٗا نَّقُصُّ عَلَيۡكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ ٱلرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَۚ وَجَآءَكَ فِي هَٰذِهِ ٱلۡحَقُّ وَمَوۡعِظَةٞ وَذِكۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِينَ ١٢٠
“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (Surat Hud : 120).
Hagiografi atau Manakib Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin r.a. ini untuk dijadikan contoh mulia dalam kehidupan sehari-hari dan untuk meningkatkan mutu ibadah kepada Allah swt melalui petunjuknya dan tuntunannya dalam pelaksanaan ibadah yang seharusnya.


0 Komentar untuk "HAGIOGRAFI (MANAKIB) SYEKH AHMAD SOHIBULWAFA TAJUL ‘ARIFIN ra"

Back To Top