ads
ads

DIBALIK PENCIPTAAN NABI ADAM AS. APAKAH MANUSIA ITU ?



DIBALIK PENCIPTAAN NABI ADAM AS.
APAKAH MANUSIA ITU ?


    Filsafat Manusia dengan berbagai wawasan dan pandangan berpusat pada pertanyaan “Apakah Manusia itu?”
    Pandangan menenai manusia memiliki aspek teoretis dan praxis serta menentukan cara bersikap dan memperlakukan diri sendiri, orang lain dan corak hubungan antar manusia.
    Epos “Adam dan Hawwa” yang bersumber dari  Al Qur’an & Hadits mencerminkan prototipe umat manusia pada umumnya serta   menggambarkan asas-asas dari karakteristik eksistensi manusia.
SINOPSIS RIWAYAT Nabi Adam as.
    Firman Allah swt kepada para malaikat akan menjadikan manusia sebagai KhalifahNya dan “keberatan” para malaikat.
    Adam as. diciptakan dari tanah dan ditiupkan Ruh (ciptaan)-Nya.
    Adam as. diajariNya seluruh nama.
    Malaikat diperintahkan bersujud pada Adam.
    Iblis terusir dari Surga.
    Penciptaan Ibu Hawwa, kebebasan tinggal di Surga dan larangan mendekati pohon tertentu dan memakan buahnya.
    Rekaperdaya Iblis.
    Adam as. melanggar ketentuan, lalu bertaubat dan mendapat ampunanNya.
    Adam as. diturunkan dari Surga dan menjadi penghuni Dunia.

Khalifah di bumi
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
    Pandangan pertama mengenai manusia:
a.    Manusia diciptakan langsung Sang Pencipta.
b.    Adam makhluk diantara makhluk-makhluk ciptaan lainnya.
Karakteristik eksistensi manusia harus dicari dalam corak relasinya dengan Sang Pencipta dan makhluk-makhluk lainnya. 
    Pandangan kedua mengenai manusia:
    - Manusia berfungsi sbg KhalifahNya di bumi dan mendapat amanah khusus (QS. Al-Ahzab/33: 72) dan kewajiban utama (QS. Adz-Dzaariat/51: 56).
إِنَّا عَرَضۡنَا ٱلۡأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلۡجِبَالِ فَأَبَيۡنَ أَن يَحۡمِلۡنَهَا وَأَشۡفَقۡنَ مِنۡهَا وَحَمَلَهَا ٱلۡإِنسَٰنُۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومٗا جَهُولٗا ٧٢
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Martabat sangat tinggi yang disandang  manusia sebagai pilar utama filsafat Islam mengenai manusia.

TANAH DAN RUH


ثُمَّ سَوَّىٰهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِۦۖ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَٱلۡأَفۡ‍ِٔدَةَۚ قَلِيلٗا مَّا تَشۡكُرُونَ ٩
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)-nya Ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”  (QS. Al-Sajadah/32: 9)
a.    Ruh dan Jiwa berlainan dimensi, sekalipun tak terpisahkan satu sama lain selama manusia hidup.
b.    Setelah Ruh ada, barulah berkembang fungsi-fungsi kejiwaan (a.l. berpikir, bekehendak, merasa, berangan-angan).
c.    Walau bukan dalam konotasi Agama, adanya dimensi ruh diakui Psikologi Humanistik.
    “Man lives in three dimensions: the somatic, the mental, and the spiritul. The spiritual dimension cannot be ignored, for ot is what make us human” (Viktor Frankl)

PANDANGAN ALI SYARI’ATI

Ruh Ilahi-(gaib/ruhani, menghidupkan, dinamis, luhur)- Kehendak Bebas-Tanah-(fisik/jasmani, statis, mati, rendah)
1.    Ruh yang ditiupkan kepada (jasad) Adam as.  bukan nafs al hayati, nafs al-hayawaniyu, atau ahwa, melainkan Ruh (ciptaan)-Nya tertinggi peringkatnya tempat turunnya Nuurun alan nuurin yang diberikan kepada mereka yang dikehendakiNya (QS. An-Nuur: 35)
ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشۡكَوٰةٖ فِيهَا مِصۡبَاحٌۖ ٱلۡمِصۡبَاحُ فِي زُجَاجَةٍۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوۡكَبٞ دُرِّيّٞ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٖ مُّبَٰرَكَةٖ زَيۡتُونَةٖ لَّا شَرۡقِيَّةٖ وَلَا غَرۡبِيَّةٖ يَكَادُ زَيۡتُهَا يُضِيٓءُ وَلَوۡ لَمۡ تَمۡسَسۡهُ نَارٞۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٖۚ يَهۡدِي ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُۚ وَيَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَٰلَ لِلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ ٣٥
35. Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

2.    Manusia memiliki kebebasan sangat luas, termasuk “menentukan nasib” (QS. Ar-Ra’d: 11)),
لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٞ مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُۥ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ سُوٓءٗا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ ١١
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

bahkan agama tak dipaksakan pada manusia (QS. Al-Baqarah/2: 256)

لَآ إِكۡرَاهَ فِي ٱلدِّينِۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشۡدُ مِنَ ٱلۡغَيِّۚ فَمَن يَكۡفُرۡ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَاۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ٢٥٦
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

3.    Kebebasan berkehendak (freedom of wll)adalah karakteristik eksistensi manusia yang harus disertai tanggungjawab.
“Three factors characterize human existence: man’s spirituality, his freedom, his responsibility”  (Viktor Frankl)

NAMA-NAMA YANG DISEBUT DALAM AL-QURAN

“Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat serya berfirman, ‘Sebutkan kepadaKu semua nama-nama (benda) ini, jika kamu yang benar” (QS. AlBaqarah/2: 30).
وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ ٣٠
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
    “Nama” menunjukkan sesuatu, pengetahuan, gambaran mengenai sesuatu, konsep dan lambang (symbol).
Animal symbolicum (Ernst Cassierer)
    “Nama” = Daya pikir, akal, kecerdasan, sains/ teknologi yang mengembangkan peradaban.
PASANGGIRI KECERDASAN
    Adam as. berhasil menyebutkan al-asmaa-a kullahaa”, sedangkan malaikat tak mampu.
    Atas perintahNya para malaikat bersujud kepada Adam as., tetapi Iblis menolaknya.
    Iblis terkutuk dan terusir dari Surga.
    Allah swt mengabulkan permohonan Iblis untuk selalu menggoda umat manusia dan memperpanjang masa hidupnya sampai Hari Kiamat.


MASALAH AL-ASMAA-A KULLAHAA
Apabila nama-nama itu ekuivalen dengan daya pikir, akal, nalar dan kemampuan intelektual, apakah berarti para malaikat tak memilikinya?
Apakah yang menyebabkan para malaikat bersujud kepada Adam as. setelah beliau lebih mampu dalam menyebutkan nama-nama?
    Hadirnya Ibu Hawwa disamping Adam as. menunjukkan mulai adanya dimensi sosial pada manusia yang sebelumnya soliter.
    Hidup bermasyarakat selalu terkait dengan norma sosial adalahi salah satu karakteristik eksistensi manusia.
    “Manusia yang tunggal dan tersendiri tanpa hubungan dengan manusia (manusia) lain adalah tak lengkap, bahkan tak ditemui kenyataannya; ia selalu bertautan dengan sesuatu kekeluargaan, kekerabatan, kemasyarakatan. Singkatnya hakikat manusia ialah adanya dalam suatu kebersamaan (being-in-communion).
    (Fuad Hasan) “Yang menjadikan seorang anak yang baru dilahirkan secara bertaraf-taraf mencapai tingkat manusiawi bukanlah ia secara apriori ia seorang manusia, melainkan oleh adanya bersama manusia-manusia lain”.
    (Fuad Hasan) Ilustrasi kasus “Manusia Serigala” di Prancis.
ADAM AS TERPEDAYA
    Penciptaan Adam dan Hawwa melambangkan kehidupan sosial dan sekaligus menunjukan kelemahan manusia.
    Iblis yang sudah terusir dari surga mampu menyusup kembali ke Surga dan berhasil mempedayakan Adam as.
Kelemahan insani menjadi sasaran godaan Iblis yang powerful.
    Adam as. memohon ampun dan Allah swt menerima taubatnya serta menjanjikan petunjukNya.
Tak ada dosa turunan & Diberikan petunjuk dan tuntunanNya bagi rundayan Adam as.
ADAM DAN RUNDAYANNYA
    Adam as. sebagai manusia-asal dan RasulNya merupakan prototip manusia umumnya dan pengejawantahan Manusia Ideal (Insan Kamil).
    Manusia mewarisi sifat-sifat dasar dari Adam as, tetapi dalam kualitas manusia biasa dan bukan kualitas Rasul seperti Adam as.
    Perjuangan manusia adalah merealisasikan potensi sebagai Khalifah di Bumi dan melakukan Jihad Akbar!
RANGKUMAN
1.    Citra manusia sangat tinggi dan bermartabat sebagai Kalifah Allah di bumi.
2.    Hakikat manusia suci dan beriman serta tidak mengenal dosa asal, setiap manusia bertanggungjawab atas perbuatannya.
3.    Manusia merupakan totalitas dimensi: fisik-biologis, mental-psikologis, sosial-kultural dan spiritual-transedental.
4.    Dimensi ruhani (Ruh Ilahi) memungkinkan manusia berhubungan dengan Tuhan melalui cara-cara yang diajarkanNya.
5.    Manusia memiliki akal, memahami lambang, intelek, berilmu dan memiliki kesadaran normatif.
6.    Memiliki kebebasan berkehendak dan bertanggungjawab untuk memungsikannya  meraih taraf pengembangan didiri dan keluhuran ruhani.
7.    Manusia memiliki keunggulan, disamping kelemahan yang menjadi sasaran godan Iblis dan dapat menyebabkan manusia terjerumus dalam kesesatan.
8.    Manusia hidup dengan tuntunan dan petunjukNya, juga harapan keselamatan dunia–akhirat bagi yang menaatinya.
9.    Wawasan Islam mengenai manusia bercorak theosentrisme, dan eksistensinya terletak dalam relasinya dengan Allah, sesama manusia dan alam sekitarnya.
0 Komentar untuk "DIBALIK PENCIPTAAN NABI ADAM AS. APAKAH MANUSIA ITU ?"

Back To Top