AQIDAH AKHLAK KELAS 7 REVISI 2017 TENTANG ADAB BERDO’A DAN
MEMBACA AL-QURAN
Adab Membaca Al-Quran
Adapun Al
Qur’anul Karim adalah firman Allah yang tidak mengandung kebatilan sedikitpun. Al Qur’an
adalah kitab pedoman dan petunjuk jalan yang lurus dan memberi
bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan hidupnya, agar
selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang
mendapatkan rahmat dari Alloh Ta’ala. Untuk itulah tiada ilmu yang lebih utama
dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan mempelajari Al-Qur’an.
Sebagaimana sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik
kamu adalah orang yg mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR.
Bukhari).
Ketika membaca Al-Qur’an, maka seorang muslim
perlu memperhatikan adab-adab berikut ini untuk mendapatkan kesempurnaan dalam membaca Al-Qur’an:
1. Membaca dalam keadaan suci, duduk yang sopan dan tenang.
Dalam membaca Al-Qur’an seseorang dianjurkan
dalam keadaan suci. Namun, diperbolehkan apabila dia membaca dalam keadaan
terkena najis. Imam Haromain berkata, “Orang yang membaca Al-Qur’an dalam
keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia
meninggalkan sesuatu yang utama.” (At-Tibyan, hal. 58-59)
2. Membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak
cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca. Rosululloh bersabda, “Siapa saja yang
membaca Al-Qur’an (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak memahami.”
(HR. Ahmad dan para penyusun kitab-kitab Sunan). Rosululloh memerintahkan
Abdullah Ibnu Umar untuk mengkhatam kan Al-Qur’an setiap satu minggu (7 hari)
(HR. Bukhori, Muslim). Sebagaimana yang dilakukan Abdullah bin Mas’ud, Utsman
bin Affan, Zaid bin Tsabit, mereka mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam
seminggu.
3. Membaca Al-Qur’an dengan khusyu’,
dengan menangis-trenyuh karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca sehingga bisa menyentuh jiwa dan perasaan.
Alloh Ta’ala menjelaskan sebagian dari
sifat-sifat hamba-Nya yang shalih, “Dan mereka menyungkur atas muka mereka
sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. Al-Isra’: 109). Namun
demikian, tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk pura-pura menangis dengan
tangisan yang dibuat-buat.
4. Membaguskan suara ketika membacanya.
Sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu
‘alaihi wa sallam, “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad,
Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain dijelaskan, “Tidak termasuk
umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maksud hadits ini adalah membaca Al-Qur’an dengan susunan bacaan yang jelas dan
terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai keluar
dari ketentuan kaidah tajwid.
5. Membaca Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang
artinya, “Dan bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan
kepada Alloh dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl:
98). Membaca Al-Qur’an dengan tidak mengganggu orang yang sedang shalat, dan
tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak
orang. Bacalah dengan suara yang lirih secara khusyu’. Rosululloh SAW
bersabda, “Ingatlah bahwasanya
setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari
kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih
keras daripada yang lain pada saat membaca (Al-Qur’an).” (HR. Abu Dawud,
Nasa’i, Baihaqi dan Hakim).
Adab Berdoa
Mari kita pelajari bersama tentang cara, kiat
dan adab berdoa agar segera dikabulkan oleh Allah SWT. Doa adalah senjata orang
yang beriman, karena dengan berdoa seorang hamba dengan sendirinya telah
menyatakan kelemahan, kebutuhan sekaligus kekurangannya akan pertolongan dari
Dzat penguasa alam semesta, Allah SWT.
Kita selaku hamba yang beriman tentu dianjurkan
untuk selalu berdoa dan memohon pertolongan hanya kepada Allah semata. Namun
ternyata doa-doa kita kadang tak selaras dengan apa yang kita inginkan.
Terkadang apa yang kita harapkan dan cintai belum tentu itu baik bagi kita,
begitu juga sebaliknya apa yang kita benci ternyata itu baik bagi kita. Namun
yakinlah bahwa semua yang Allah kehendaki itu adalah untuk kebaikan kita.
Apa sajakah adab dalam doa agar dikabulkan
tersebut?
1.
Dengan
menghadirkan Hati
Salah satu kunci dikabulkannya doa adalah
dengan ‘ihsan’. Yaitu merasakan kehadiran Allah dimanapun dalam keadaan
bagaimanapun. Selalu sadar bahwa saat kita berdoa, Allah sedang melihat dan
mengawasi kita. Allah Maha Mengetahui bisikan hati kita, Allah begitu dekat
dengan kita, lebih dekat dari urat nadi kita.
2.
Dengan
rasa Takut dan Penuh Harap
Disaat kita berdoa, sekalikali jangan pernah
ada kerguan dalam hati. Tapi pasrahkan segalanya kepadaNya dan selalu
berprasangka baik disetiap ketetapannya. Pasrahkan diri kita dan yakini Allah
akan segera mengabulkan doa-doa kita.
3.
Dengan
suara lembut
Karena Allah begitu dekat dan Maha Mengetahui,
maka suara orang yang berdoa itu bagaikan mendesah, meratap dan mengiba. Orang
yang dalam keadaan seperti itu sudah barang tentu akan menunjukkan bentuk
suaranya yang keluar dari hatinya dan bila mengucapkannya ia ucapkan dengan
suara yang lembut. Allah berfirman dalam Al Quran: ”berdoalah kepada Rabbmu
dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas”QS 7;55.
4.
Di
awali dengan beristighfar, Menyesal dan Mengakui dosa.
Banyak contoh dalam Al Quran bagaimana para
Nabi dan Rasul berdoa. Nabi Adam as, Nuh as, Yunus as dan lainnya, senantiasa
berdoa dengan penuh kekhusyukan dan kerendahan hati, seraya diawali doanya
dengan memuji dan mensucikan (tasbih) serta menyisipkan penyesalannya, mereka
mengakui dosa-dosa dan kelemahan dirinya.
Sebagai
contoh: Robbana zholamna anfusana, begitulah da nabi Adam as yang
diawali dengan pengakuan dosanya. Nabi Yunus as mengwalinya dengan pengakuan
Tauhid, bertasbih dan mengakui keadaanya berada dalam kegelapan. “Laa ilaha
illa anta subhanaka inni kuntu mina dzalimin.
0 Komentar untuk "AQIDAH AKHLAK KELAS 7 REVISI 2017 TENTANG ADAB BERDO’A DAN MEMBACA AL-QURAN"