BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dilaksanakan
mengarah pada tujuan, dengan melibatkan materi, metode, sarana, dan menggunakan pendekatan
pembelajaran. Konsep dan teori pembelajaran, khususnya pendekatan pembelajaran,
telah banyak dikemukakan para ahli. Dalam menerapkannya, peran guru
sangat penting, sebab yang menjadi objek pembaharuan dalam pendidikan salah
satunya adalah interaksi antara guru dan peserta didik. Guru diharapkan mampu
menerapkan ilmu dan teknologi pendidikan sehingga proses pembelajaran menjadi
efektif dan efisien. Waktu yang tersedia bagi guru (jam pelajaran) harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga pelajaran yang diberikan membuahkan hasil
yang bermanfaat bagi peserta didik maupun bagi masyarakat. Hal ini hanya akan tercapai manakala guru memilih
pendekatan yang tepat dalam melaksanakan pembelajarannya.
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Bab IV pasal 19-24 dijelaskan mengenai proses
pembelajaran sebagai berikut:
1.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
2.
Selain ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
3.
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,
dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Peraturan di atas intinya menjelaskan tiga pokok
persoalan proses pembelajaran, yaitu cara menyelenggarakan proses belajar,
perlunya keteladanan dalam proses pembelajaran, dan proses pembelajaran itu
sendiri secara parsial.
Mengingat pada pasal 19 PP 19 tahun 2005 tentang SNP
sebagaimana diuraikan di atas maka proses pembelajaran pada satuan pendidikan
harus interaktif, yakni ada komunikasi timbal balik antara guru dengan peserta didik dan peserta
didik dengan peserta didik. Proses pembelajaran harus mampu mengembangkan
inspirasi guru dan peserta didik, berlangsung dalam situasi yang menyenangkan. Mengajar
pada hakekatnya merupakan upaya guru dalam memberikan kemungkinan kepada peserta
didik agar terjadi proses belajar. Sebagaimana menurut Gagne & Briggs,
(dalam Muhamad Ali, 1998) ”Intruction is a set of event which affect leaners
in such a way that learning is facilitated”. Maksudnya, yang penting dalam
mengajar bukan menyampaikan bahan ajar, tetapi bagaimana peserta didik secara
aktif dapat mempelajari bahan sesuai tujuan. Pernyataan ini mengandung pesan
bahwa pembelajaran harus mengaktifkan peserta didik, dengan kata lain bagaimana
guru membelajarkan peserta didik, bukan sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan.
Muhammad Ali (1998:34) menjelaskan bahwa :
Selain disebabkan oleh ketidaktepatan metodologis, gairah belajar juga
berakar pada paradigma pendidikan konvesional yang selalu menggunakan metode
pengajaran klasikal dan ceramah, tanpa pernah diselingi berbagai metode yang
menantang untuk berusaha. Termasuk adanya penyekatan ruang struktural yang
begitu tinggi antara guru dan peserta didik.
Peristiwa yang umum terjadi di sekolah dasar, termasuk di SDN
Cikalang 2 ialah peserta didik kurang berpartisipasi, kurang terlibat, dan
tidak punya inisiatif serta kontributif baik secara intelektual maupun
emosional. Pertanyaan dari peserta didik, gagasan, ataupun pendapat jarang
muncul. Dalam kondisi seperti ini maka diperlukan adanya inovasi dan
kreativitas guru untuk mengembangkan sistem pembelajaran yang konvensional
kepada sistem pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan aktivitas serta
motivasi belajar peserta didik.
Setidaknya ada 3 faktor penyebab rendahnya partisipasi peserta
didik dalam PBM, yakni :
1.
Peserta didik kurang memiliki
kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri.
2.
Peserta didik kurang memiliki
keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain.
3.
Peserta didik belum terbiasa
bersaing menyampaikan pendapat dengan teman yang lain.
Kesalahan di atas tidak hanya bisa dibebankan kepada peserta
didik saja, tetapi gurulah yang pertama bertanggung jawab. Guru kadang-kadang
secara sadar atau tidak menerapkan sifat otoriter, menghindari pernyataan dari peserta
didik, menyampaikan ilmu pengetahuan secara searah, mengganggap murid sebagai
penerima, pencatat, dan pengingat. Oleh karena itu, menurut Suparno (1994 : 36)
bahwa :
Guru hendaknya memiliki pemahaman yang memadai tentang peserta didik
yang menjadi sasaran tugasnya. Pemahman ini mencakup kesiapan, kemampuan,
ketidakmampuan, dan latar belakang peserta didik yang semua itu akan membantu
guru dalam melaksanakan tugasnya dengan baik.
Bertolak dari permasalahan di atas, guru perlu memberikan
respon positif secara konkret dan objektif yang berupa upaya membangkitkan
partisipasi peserta didik, baik dalam bentuk kontributif maupun inisiatif.
Partisipasi kontributif meliputi keberanian menyampaikan refleksi kepada guru,
baik dalam bentuk menyampaikan pertanyaan, pendapat, usul, sanggahan, atau
jawaban, termasuk partisipasi mengikuti pelajaran dengan baik, mengerjakan
tugas terstruktur di kelas dan di rumah dengan baik. Sedangkan partisipasi
inisiatif, yaitu inisiatif peserta didik secara spontan dalam mengerjakan tugas
mandiri tanpa terstruktur, inisiatif untuk minta ulangan formatif dan
subsumatif secara lisan, inisiatif mempelajari dan mengerjakan materi pelajaran
yang belum dan akan diajarkan serta inisiatif membuat catatan ringkas dan
inisiatif dalam bentuk lainnya.
Permasalahannya, model pembelajaran bagaimanakah yang dapat
meningkatkan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran matematika. Dari
hasil diskusi dengan guru matematika di SDN Cikalang 2, disepakati dilakukan
suatu penelitian tindakan dengan menerapkan model pembelajaran partisipatif.
Berdasarkan hal itu maka penelitian ini diberi judul: IMPLEMENTASI PENDEKATAN
PARTISIPATIF GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DALAM MENENTUKAN
KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR (Penelitian Tindakan di Kelas IV SDN Cikalang 2
Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2007/2008).
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari latar belakang masalah teridentifikasi ada beberapa
permasalahan pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian secara tepat, antara
lain :
1.
Peserta didik kurang
berpartisipasi, kurang terlibat, dan tidak punya inisiatif serta kontributif
baik secara intelektual maupun emosional.
2.
Guru belum banyak melakukan
inovasi dan kreativitas mengembangkan sistem pembelajaran.
3.
Peserta didik kurang memiliki kemampuan
untuk merumuskan gagasan sendiri.
4.
Peserta didik kurang memiliki
keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain, dan
5.
Peserta didik belum terbiasa
bersaing menyampaikan pendapat dengan teman yang lain
Dari beberapa masalah yang teridentifikasi sebagaimana
disebutkan di atas, maka penulis mencoba membatasi permasalahan yang akan
diteliti pada persoalan menerapkan pendekatan partisipatif guna meningkatkan
hasil belajar matematika peserta didik dalam menentukan keliling dan luas
bangun datar.
C. Perumusan Masalah
Permasalahan yang diteliti, dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut :
a.
Bagaimana merencanakan pembelajaran
dengan mengimplementasikan pendekatan partisipatif dalam meningkatkan hasil
belajar matematika pada kompetensi dasar menentukan keliling dan luas bangun
datar di Kelas IV SDN Cikalang 2 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya?
b.
Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan partisipatif dalam meningkatkan hasil belajar
matematika pada kompetensi dasar menentukan keliling dan luas bangun datar di
Kelas IV SDN Cikalang 2 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya ?
c.
Bagaimana hasil belajar peserta
didik pada kompetensi dasar menentukan keliling dan luas bangun datar di Kelas
IV SDN Cikalang 2 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya setelah menggunakan
pendekatan partisipatif ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalahnya, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tentang :
a.
Perencanaan pembelajaran dengan
mengimplementasikan pendekatan partisipatif dalam meningkatkan hasil belajar
matematika pada kompetensi dasar menentukan keliling dan luas bangun datar di
Kelas IV SDN Cikalang 2 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
b.
Proses pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan partisipatif dalam meningkatkan hasil belajar
matematika pada kompetensi dasar menentukan keliling dan luas bangun datar di
Kelas IV SDN Cikalang 2 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
c.
Hasil belajar peserta didik pada
kompetensi dasar menentukan keliling dan luas bangun datar di Kelas IV SDN
Cikalang 2 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya setelah menggunakan pendekatan
partisipatif.
2.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis
maupun secara praktis. Dalam pandangan penulis manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a.
Manfaat teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini bermanfaat untuk
mengembangkan wawasan tentang proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
partisipatif, dan cara meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran matematika.
b.
Manfaat Praktis
1) Memberi kontribusi
positif terhadap prosedur menyelesaikan
masalah keliling dan luas bangun datar dengan menggunakan
pendekatan partisipatif dalam pembelajaran matematika di SD.
2) Proses belajar
mengajar di kelas tidak lagi berjalan secara monoton.
3) Hasil belajar dapat
dirasakan manfaatnya langsung oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
4) Aktivitas belajar
peserta didik dalam mengerjakan tugas mandiri, kelompok, baik yang terstuktur
maupun yang menjadi meningkat.
5) Peserta didik lebih
bersemangat untuk mengikuti pelajaran matematika.
6) Bagi guru SD hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mengembangkan model
pembelajaran matematika yang efektif dan efisien.
0 Komentar untuk "CONTOH PROPOSAL PTK IMPLEMENTASI PENDEKATAN PARTISIPATIF GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DALAM MENENTUKAN KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR (Penelitian Tindakan di Kelas IV SDN Cikalang 2 Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2007/2008)."