ads
ads

MANAQIB SYEKH AHMAD SHOHIBULWAFA TAJUL 'ARIFIN


MANAQIB SYEKH AHMAD SHOHIBULWAFA TAJUL 'ARIFIN

 Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin Mengetahui Isi Hati Muridnya dikala ada Masalah.
Karomah beliau tersebutlah seorang kiayi bernama KH. Abdul Kohir  yang sedang menimba ilmu di salah satu pesantren di kotanya. Konon Sang Guru yang mengajarkan ilmu di pesantrennya tersebut melarang Kiayi Kohir  untuk tidak menemui seorang kiayi besar yang tinggal di Suryalaya bernama Abah Anom, apalagi berguru kepadanya.
 Namun, setelah melalui penelusuran dan pembelajaran ilmu tasawuf yang diajarkan di Pesantren Suryalaya, akhirnya kiayi Kohir  meminta kepada Abah Anom untuk dibaiat atau ditalqin dzikir (di ajarkan dzikir Thoriqoh). Namun, tentu saja dalam benak kiayi Kohir  kunjungannya ke Abah Anom yang tanpa sepengatahuan gurunya itu akan membuat murka di pesantren dikotanya. Apalagi, setelah di talqin dzikir (pengajaran dzikir thoriqat) ada suatu amanat dari Abah Anom yakni ucapan salam yang harus disampaikan kepada guru dipesantrennya.
Ketika kiayi Kohir  sedang duduk menunggu sholat berjamaah di Mesjid Nurur Asror di Kompleks Pesantren Suryalaya sebelum ia kembali  ke kampung halamannya, pikirannya terus berkecamuk tidak bisa tenang. Ketika dalam benaknya terbersit bagaimana wajah murka gurunya yang sedang memarahinya habis-habisan karena ketidak taatannya, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dengan sorban dan berkata: “Tong sok goreng sangka kabatur, komo ka guru sorangan mah, boa teuing teu kitu!  “jangan selalu berburuk sangka terhadap orang lain, apalagi terhadap guru sendiri, belum tentu seperti itu “. Kiyai Thohir begitu kaget ternyata yang menepuk pundak dan membaca pikirannya itu adalah guru ruhaninya, Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin ra (Abah Anom). Dari kejadian itu Kiyai  Thohir mendapatkan pelajaran yang berharga bahwa seorang guru ruhani Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsyabandiyyah bisa mengetahui hati murid-muridnya dimanapun mereka berada. Mursyid akan terus mengawasi dan membimbing hati murid-muridnya agar hati selalu menuju Allah.
Dari manaqib ini sebagai pelajaran bagi kita sebagai murid-muridnya adalah untuk supaya berbaik sangka kepada orang, selalu hormat terhadap guru.
Sepulang dari Pesantren Suryalaya dan kembali ke Pesantren dikampungnya, Kiyai  Kohir  menyampaikan amanat salam dari Mursyid Kammil Mukammil Syekh ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin ra kepada gurunya. Dan ternyata, diluar dugaan Kiayinya yang dipesantren itu malah memuji Abah Anom bahkan Kiayi Thohir sebagai salah satu murid kesayangannya itu dianjurkan untuk menjalankan ajaran yang di bawa oleh Abah Anom sebagai pewaris para Nabi. Selanjutnya, Kiayi Thohir mengabdikan diri sepenuhnya kepada Abah Anom dan mengamalkan ajaran yang telah diajarkannya. Akhirnya Kiyai  Thohir dipercaya menjadi salah satu wakil Talqin, yaitu orang yang di izinkan untuk mengajarkan atau mengijazahkan dzikir Thoriqoh kepada orang yang membutuhkannya.
0 Komentar untuk "MANAQIB SYEKH AHMAD SHOHIBULWAFA TAJUL 'ARIFIN"

Back To Top